Messi Bagus tapi Belum Sempurna

"Kenapa sih Salah disamainnya sama Messi? kan beda liga," ujar seorang wanita di tengah perjalanan pulangnya.

"Ya kan Messi jago wajar aja," jawabku sembari mengendarai motor. "Kalau sepak bola adalah agama mungkin Messi tuhannya," ujarku lagi.

Kami berdua memang tidak jarang berdebat tentang sepak bola. Biasanya kami berdebat tentang klub-klub Inggris atau seputar David Villa yang notabene pemain favorit si wanita tersebut.

Tapi kali ini perdebatan kami cukup menarik. Semakin menarik karena sang wanita berkata seperti ini. "Jangan sampai aku membenci Messi karena dia terlalu superior."

Lalu aku berkata "Apakah bisa kita membenci Messi?". Messi memang jago hampir semua pemain sepak bola pun mengakui itu. Pemain klub Barcelona ini memiliki kemampuan magi yang bisa membelalakan mata.

Ingat tidak ketika dia mencetak gol melewati pemain-pemain Getafe. Gol tersebut menyerupai gol Maradona ke gawang Inggris di Piala Dunia yang tersohor itu.

Ada juga gol cantiknya ke gawang Manchester United pada final Liga Champions 2009. Saat itu, Messi yang bertubuh lebih kecil dari Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic berhasil memenangi duel lalu mengoyak gawang United sehingga Barcelona menang 2-0.

"Tapi kan Messi engga jago di tim nasional," ujar wanita itu penuh semangat. Perkataan yang tidak bisa terbantahkan oleh penikmat sepak bola manapun.

Well, Messi memang sangat hebat bila membela panji Barcelona. Berbagai gelar didapatkan oleh La Pulga bersama Barcelona sepanjang kariernya.

Peraih lima kali Ballon D'OR ini sudah mencicipi empat kali juara Liga Champions, delapan kali juara La Liga, dan liam kali juara Copa Del Rey. Catatan itu belum ditambah dengan raihan Piala Dunia Antarklub dan Piala Super Spanyol yang sudah Messi dapatkan.

Gol yang dicetak ayah tiga anak ini bersama Barcelona juga cukup menterang. Dalam626 penampilan, Messi mencetak 542 gol dan 245 assist. Tapi, apa yang diutarakan wanit itu benar, kehebatan Messi hanya sebatas di Barcelona saja.

Bersama Argentina Messi belum memperlihatkan daya maginya. Terhitung hanya gelar Olimpiade Beijing 2008 yang Messi raih bersama Tim Tango. Sisanya hanya sebatas hampir. Piala Dunia 2014 Messi hanya tampil di final sebelum dikalahkan oleh Jerman. begitu juga dengan dua edisi terakhri Coppa America.

Messi dan kolega harus menyerah dari Cile dua kali di pertandingan final. Sialnya, dalam laga final yang harus ditentukan pemenangnya melalui drama adu penalti, Messi gagal mengeksekusi penalti dengan baik dan membuat Argentina kalah.

Piala Dunia 2018 di Rusia Juni mendatang menjadi ajang bagi Messi untuk membuktikan kapasitasnya bersama Timnas Argentina. Messi kudu menjuarai turnamen akbar ini bila ingin karier sepak bolanya sempurna dan mungkin saja dibenci oleh wanita yang berdebat dengan saya ini.

Foto: Twitter resmi Barcelona.