news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sepak Bola Menghibur Bukan Mengubur

Akbar Ramadhan
Editor kumparanBOLA dan SPORTS
Konten dari Pengguna
27 Juli 2017 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Akbar Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jangan lagi ada nyawa melayang usai pertandingan sepak bola
ADVERTISEMENT
Hari ini dunia sepak bola berduka, bobotoh berusia 22 tahun, Ricko Andrean meninggal dunia. Setelah lima hari kritis, Ricko menghembuskan nafas terakhirnya pagi tadi. Tidak ada yang menyangka perihal kepergian Ricko ini.
22 Juni 2017, Ricko datang ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api dengan wajah sumringah. Ricko akan menyaksikan partai klasik sarat gengsi antara Persib dan Persija. Partai yang sangat bergengsi mengingat rival antar kedua tim dan dua kota besar yang ada di Indonesia.
Hari itu menjadi semakin nahas bagi Ricko, Persib bermain sangat buruk, tiga poin pun gagal dihasilkan Maung Bandung. Tidak hanya itu, Ricko dikroyok oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Ricko yang mencoba menolong oknum Jakmania yang dikeroyok di Tribun Utara GBLA malah dianggap oleh bobotoh sebagai oknum The Jakmania.
ADVERTISEMENT
Alasan Ricko dikroyok pun sangat klasik, Ricko tak memakai atribut kala itu. Meskipun sudah banyak yang teriak kalau Ricko merupakan bobotoh.
Ricko pun babak belur, bukan rumah yang menjadi destinasi dirinya usai menonton sepak bola, melainkan rumah sakit. Setelah lima hari di rumah sakit, nyawa Ricko tak tertolong.
Ini bukan yang pertama nyawa melayang usai pertandingan sepak bola apalagi yang menyangkut the Jakmania dan Bobotoh. 6 November 2016, seorang the Jakmania hilang nyawanya setelah menyaksikan laga Persija kontra Persib di Solo, Jawa Tengah.
Harun Al-Rasyid namanya, ia meninggal usai terjadi bentrokan antar suporter di Tol Palimanan, Jawa Barat. Kala itu bus yang ditumpangi oleh Harun diserang oleh bus oleh oknum yang diduga bobotoh.
ADVERTISEMENT
Miris melihat kejadian suporter sepak bola meredam nyawa setiap tahunnya. Mungkin para suporter sepak bola di Indonesia harus mendengar apa yang pernah disampaikan legenda Manchester United, Roy Keane.
"Pertandingan sepak bola tak akan menguntungkan orang yang sudah meninggal, orang-orang yang kehilangan teman dan keluarga,".