Atlet Asian Para Games hingga Inovasi Teknologi Listrik Tahan Gempa

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
29 September 2018 8:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suporter Indonesia di Malaysia kirimkan pesan perdamaian. (Foto: Haikal Pasya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia di Malaysia kirimkan pesan perdamaian. (Foto: Haikal Pasya/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada empat story dalam Aksara edisi Sabtu (29/9). Dua story berasal dari atlet Asian Para Games, Syuci Indriani dan Gusmalayanti, yang menceritakan perjuangan mereka melawan ketebatasan menjadi peluang untuk meraih prestasi.
ADVERTISEMENT
Ada juga story dari Muhamad Reza yang membahas inovasi teknologi listrik tahan gempa. Terakhir, story dari akun Beritajatim membahas keadilan bagi Micko dan dan mereka yang mati atas nama sepak bola. Seperti apa kisahnya? Simak ulasan singkatnya berikut ini.
1. Ketika Renang Membawa Bahagia, Keterbatasan Mental Bukan Penghalang
Kecintaan saya terhadap renang tidak datang begitu saja. Semua berawal saat umur 6 tahun, ketika Ayah meminta saya menceburkan diri ke kolam. Sejak itu, semakin sering berenang saya semakin senang. Ayah lalu mengajak saya untuk menjadi atlet.
Nah, di ajang Asian Para Games 2018 ini, saya berharap semua masyarakat Indonesia bisa mendukung kami, meskipun kami difabel, namun kami ingin mendapatkan suntikan semangat yang sama seperti ke para atlet Asian Games 2018. Doakan kami juga, ya!
ADVERTISEMENT
2. Polio Tidak Menaklukkan Saya Meraih Impian
Kaki saya memang tidak sempurna, bahkan kerap terasa sakit saat dipaksakan berenang. Namun, untuk apa saya meratapi kekurangan itu? Meski polio membuat bentuk kaki saya lebih kecil, tetapi semangat saya tidak pernah mengecil.
Mengidap polio membuat kaki saya lemah. Sprint terlalu lama membuat kaki menjadi tak berdaya. Kalau sudah begini, mau tidak mau harus dipaksakan. Bila tidak dipaksakan maka saya tidak akan pernah sampai ke tujuan dan harapan.
3. Karakter Anti Gempa Listrik 4.0
Adalah satu kenyataan bahwa Indonesia berada di ring of fire, yang di antaranya juga menjadikan Indonesia memiliki tanah yang subur, potensi geothermal dan lain-lain.
Maka tugas kita adalah mensyukuri dengan cara mendesain teknologi yang cocok yang dapat mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul dari kenyataan ini, misalnya gempa bumi. Salah satu yang perlu didesain dengan baik adalah desain kelistrikan yang terbukti sangat krusial diperlukan untuk tetap andal dalam kondisi normal apalagi dalam kondisi darurat atau bencana alam.
ADVERTISEMENT
Listrik 4.0 yang sedang berkembang saat ini adalah salah satu teknologi yang memiliki karakter tahan gempa, sehingga paling tidak perlu dipertimbangkan dengan serius untuk diimplementasikan secara lebih masif di Indonesia.
4. Keadilan untuk Micko dan Mereka yang Mati Atas Nama Sepak Bola
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrawi, menghentikan kompetisi Liga 1 selama dua pekan menyusul kematian Haringga Sirla usai dikeroyok Bobotoh di sekitar Stadion Gelora Bandung Lautan Api, jelang pertandingan Persib melawan Persija Jakarta, Minggu (23/9/2018). Saya lantas teringat Micko Pratama.
Kasus kematian Micko tidak bisa diabaikan oleh federasi. Dukungan yang diberikan kepada Bonek dan keluarga Micko untuk mencari keadilan, sebagaimana yang dilakukan Football Association terhadap pencarian keadilan korban Hillsborough, tentu akan membantu mendinginkan suasana dan tensi, sekaligus menunjukkan bahwa kematian suporter tak berhenti pada data statistik. [wir/ted]
ADVERTISEMENT
Simak terus Aksara edisi lainnya di sini.