Berdamai dengan Bos Galak hingga Media Sosial dalam Kampanye Politik

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
9 November 2018 4:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menyakiti orang lain. (Foto: RyanMcGuire via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Menyakiti orang lain. (Foto: RyanMcGuire via Pixabay)
ADVERTISEMENT
Selamat pagi, pembaca kumparan. Ada lima user story menarik yang masuk Aksara edisi kali ini. Salah satunya, story dari Chairunnisa Diya Silmi Fadjar yang menceritakan bagaimana dirinya menghadapi bos galak. Simak ulasan empat story lainnya berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Bagaimana Aku Berdamai dengan Si Bos Galak Ini
Tujuh bulan bekerja dengannya membuatku terbiasa dengan kata-kata itu. Bahkan, kalau ia tidak ngomel, kadang aku merasa seperti ada yang kurang.
Mungkin kata-kata itu yang akan aku rindukan jika aku tidak lagi bekerja dengannya. (oh iya.. kata-katanya bisa ngalahin alarm tidurku loh, karena setiap pagi aku masih takut berangkat kesiangan--sungguh amat sakti)
Kalau kalian tanya, bagaimana aku bisa ‘berdamai’ dengan bosku ini, maka jawabannya ada di dalam tulisan pertamaku ini.
2. Ketika Jokowi Lebih Tertarik Menonton Konser Guns N' Roses
Bagi saya, di sinilah kekuatan 'mistis' sebuah lagu yang diciptakan, meskipun dibawakan cukup sederhana namun mampu melekat dalam benak setiap orang yang mendengarkannya. Tidak hanya saya tentunya, banyak orang yang setia menjadi fans GNR yang tak peduli walaupun berubah formasi, bahkan termasuk Presiden RI, Jokowi.
ADVERTISEMENT
Jokowi bagi saya simbol kepala negara yang tampak unik, apalagi ia justru pengagum musik rock yang melegenda di dunia. Mungkin sulit menemukan kepala negara yang justru menggandrungi musik rock, karena rata-rata rock disimbolkan sebagai musik 'keras', berkonotasi semrawut karena lekat dengan simbol 'orang jalanan' yang memprotes kondisi sosial.
3. Teknologi Kamera vs Teknik Dasar Fotografi
Kamera keluaran terbaru memang sangat memanjakan penggunanya, bahkan orang yang memiliki kamera tersebut dapat dengan mudah untuk menghasilkan gambar yang normal "Bisa langsung diperiksa hasilnya" apakah hasil fotonya over atau under pencahayaan.
Tetapi bagi saya, orang di balik kameralah yang lebih terpenting untuk menghasilkan sebuah pesan visual yang memiliki cita rasa yang tinggi sesuai genre yang kita adopsi. Entah itu Dokumenter, street photography, fashion, Jurnalistik, dan lain sebagainya. Tidak ada foto "KW" karena hasil foto yang kita buat dengan baik. Foto itu sudah menjadi identitas fotografer ketika orang mengenalnya. Tetapi jangan langsung antipati gitu ya...
ADVERTISEMENT
4. Benarkah Upah Anda Naik 8,03 Persen?
Artikel ini singkat dan padat saja. Saya hanya ingin mengingatkan masyarakat untuk tidak terlena dan senang dengan pengumuman kenaikan UMP. Bahwa telah kita ketahui bersama belum lama ini, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan telah mengumumkan kenaikan Upah Minimum Propinsi atau dikenal dengan UMP sebesar 8,03 persen.
So, tahun depan angka UMP naik 8,03 persen jangan senang dulu. Bisa jadi uang anda sebenarnya minus karena biaya bahan makanan dan biaya hidup riil yang lebih tinggi dari sekedar angka-angka yang disodorkan pemerintah.
5. Kampanye Politik Digital Sekarang dan Masa Depan
Hadirnya revolusi teknologi komunikasi dengan jaringan internet telah mengubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi secara drastis. Seiring dengan membaiknya jaringan internet, akses informasi semakin terbuka dan sirkulasi informasi pun semakin cepat.
ADVERTISEMENT
Perubahan ini juga mengubah kebiasaan masyarakat dalam menerima dan merespons informasi, begitu pun juga dalam konteks informasi politik. Seorang kandidat dalam suatu kampanye politik mendapatkan popularitas dan dukungan melalui media sosial berbasis internet.
Simak terus story menarik terpilih lainnya hanya di Aksara.