Capres Pilihan Milenial hingga Merawat Memori di Kota Tua Delhi

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
15 Juli 2018 6:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jokowi dan Prabowo (Foto: Bay Ismoyo/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Prabowo (Foto: Bay Ismoyo/AFP)
ADVERTISEMENT
Dalam Aksara edisi ini, ada dua story dari Diklat Kemlu, dua diplomat berbagi kisah mengenai robot mengambil alih pekerjaan manusia serta napak tilas perjalanan ke Kota Tua Delhi di India.
ADVERTISEMENT
Ada dua story lainnya. Simak ulasan selengkapnya berikut.
1. Bagaimana Generasi Milenial Menentukan Pilihan pada Pilpres 2019? (Muhammad Darisman)
Generasi milenial kemungkinan akan memiliki pengaruh besar terhadap hasil Pemilu Presiden 2019. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, dalam artikel berjudul Membaca Arah Pemilih Milenial, menyatakan Pemilu 2019 akan diikuti oleh sekitar 40 persen pemilih usia 17 hingga 35 tahun (milenial).
Jumlah tersebut membuat generasi milenial menjadi “lahan” suara yang menggiurkan dalam pertaruhan politik, dan berkemungkinan menjadi penentu siapa yang bakal memenangi RI 1. Ini kemudian membuat peserta politik berlomba untuk meraih semaksimal mungkin suara generasi ini.
2. Pendidikan Spesialis dan Kedokteran Modern (Banjar Hits)
Beberapa dekade terakhir berkembang paradigma baru yang disebut Evidence Based Medicine (EBM)—yang banyak dianut oleh para klinisi, ahli kesehatan masyarakat, perencana, dan manajer kesehatan.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya, EBM bersalin ke arah personalized medicine, salah satu bentuk good medical practice yang dapat diterima, suatu bentuk pelayanan yang diinginkan oleh setiap penderita dan harus dilaksanakan oleh setiap dokter.
3. Atom Boy dan Revolusi Industri Keempat (Saut Ringo)
Seberapa riskan pekerjaan Anda diambil alih oleh robot atau mesin? Cara mudah mengetahuinya adalah melalui laman berikut: https://willrobotstakemyjob.com. Semakin besar persentase yang dimunculkan, maka semakin tinggi risiko kehilangan periuk nasi. Untung saja pekerjaan penulis sebagai diplomat ternyata tidak diklasifikasikan dalam sistem pengecekan tersebut.
Ini ancaman nyata bagi berbagai pekerjaan manusia, semakin canggihnya kekuatan komputasi dan algoritma machine-learning di dunia. Pekerjaan repetitif dan memiliki skala hubungan/interaksi manusia yang minim akan menjadi sasaran awal otomatisasi.
ADVERTISEMENT
4. Merawat Memori di Kota Tua Delhi (Taufik Rigo)
Para pelancong akan menemukan Sungai Yamuna yang membentengi di tepi barat, sebagai saksi bisu jatuhnya Shahjahanabad dari kolonial Inggris di tahun 1857. Dari Delhi Lama ke Kolkata sebelum akhirnya balik ke Delhi Baru (New Delhi) sebagai ibu kota kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Di Kota Tua Delhi saat ini, pelancong akan saksikan bagaimana taman-taman, istana, dan bangunan bernilai sejarah itu praktis tak bersisa. Justru pemandangan umum di setiap sudut Delhi Lama adalah ribuan kabel melintang tak beraturan. Rumah petak kecil bernilai sejarah tinggi tak ubahnya deretan warung pinggir jalan.