Cuitan BMKG dari Kacamata Filsafat hingga Lemahnya Komunikasi Bencana

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
23 Desember 2018 23:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses evakuasi korban tsunami di Selat Sunda oleh TNI AL.
 (Foto: Dok. Dispen Koarmada I)
zoom-in-whitePerbesar
Proses evakuasi korban tsunami di Selat Sunda oleh TNI AL. (Foto: Dok. Dispen Koarmada I)
ADVERTISEMENT
Ada empat story yang masuk Aksara edisi ini. Simak ulasan selengkapnya berikut.
ADVERTISEMENT
1. Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna: Drama Ibu dan Putrinya (Najeela Shihab)
Menyaksikan ibu kita menua, melepaskan anak kita menjadi dewasa, adalah salah satu pelajaran hidup yang bermakna. Mengobservasi perbedaan tubuh dan keluhan fisiknya, jauh lebih mudah - dibanding memahami proses psikologis yang dialami dalam hubungan kita.
Anak dan orang tua sering punya kacamata yang berbeda. Tantangan peran kita saat ini - di sekolah dan kampus, tempat kerja dan rumah, membuat kita punya harapan tinggi akan hubungan ibu pada anak perempuannya. Yang kita sering lupa, harapan dalam hubungan selalu dua arah. Sebagaimana anak ada di tahapan perkembangan yang berbeda, ibu juga berproses dalam kehidupannya.
2. Gelombang Tinggi di Anyer Menunjukkan Lemahnya Komunikasi Bencana (Avianto Amri)
ADVERTISEMENT
Kejadian Sabtu malam (22/12), terkait munculnya gelombang tinggi di pesisir pantai wilayah Barat pulau Jawa dan wilayah Selatan pulau Sumatera telah banyak membingungkan masyarakat setempat dan juga di kalangan peneliti.
Informasi yang muncul simpang siur, antara terjadinya tsunami akibat meningkatnya aktivitas Gunung Krakatau atau adanya gelombang pasang yang ekstrem karena kejadian bulan purnama, dan juga cuaca ekstrem yang juga dipengaruhi dengan adanya Siklon Tropis Kenanga.
3. Bagaimana Filsafat Memahami Cuitan BMKG soal Tak Ada Tsunami di Anyer (Rizki Baiquni Pratama)
Saya kaget mendengar ada tsunami di Anyer, Banten, Sabtu malam (22/12). Kabar buruk itu saya peroleh dari kumparan saat berpesta dengan ribuan Outsiders dan Lady Rose di konser SID. Belum hilang rasa kaget itu, netizen menyebut berita tsunami yang diturunkan kumparan sebagai hoaks. Kekagetan yang saya alami pun bertambah dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
Dalil netizen adalah sebuah cuitan BMKG yang menyebut fenomena di Anyer sebagai air pasang yang disebabkan bulan purnama. Di Twitter--yang kini cuitannya sudah dihapus--BMKG bahkan meminta masyarakat agar tetap tenang.
4. Segera Perbaiki Sistem Peringatan Dini Bencana Alam (Bambang Soesatyo)
Terkait terjadinya tsunami akibat adanya erupsi anak gunung Krakatau di Selat Sunda, yang menimbulkan puluhan orang meninggal dunia, ratusan orang menderita luka-luka, dan ratusan bangunan rusak, saya ingin menyampaikan beberapa hal.