Dari Mengakhiri Diri hingga Kekerasan Atas Nama Agama

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
11 Juni 2018 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
zoom-in-whitePerbesar
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang memilih membunuh dirinya, seringkali bukan orang yang ingin mati, tetapi orang yang tidak melihat adanya harapan dalam hidup. Begitu pendapat di dalam story bernas ditulis oleh Najelaa Shihab yang sayang untuk tidak dibaca.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada dua story lagi yang masih senada: menyangkut sisi humanis. Berikut daftarnya.
1. Semua Murid Semua Guru: Mengakhiri Diri, Berhenti Menghakimi (Najelaa Shihab)
Berita bunuh diri, menghias hari belakangan ini — tokoh kenamaan, anak sekolahan, bahkan yang dilakukan di tengah ibadah di “rumah” Tuhan. Reaksi pertama kita (seberapa dekat ataupun jauh hubungan dengan pelaku) adalah “mengapa”. Kita butuh penjelasan yang tak jarang berujung menyalahkan.
Sebagian pelaku, punya alasan-alasan filosofis untuk mengakhiri hidupnya (misalnya oleh penderita penyakit terminal), bahkan ada bunuh diri yang dilakukan tanpa sengaja karena kebablasan dalam “permainan” atau tantangan berbahaya.
2. Menolak Kekerasan Atas Nama Agama (Roziqin Matlap)
Baru-baru ini, kita dikejutkan dengan aksi kekerasan oleh sejumlah warga terhadap pengikut Jemaah Ahmadiyah. Dilaporkan oleh sejumlah media, Jemaah Ahmadiyah di Lombok Timur diserang oleh massa sebanyak tiga kali, pada Sabtu siang dan malam (19/5/2018) serta Minggu pagi (20/5/2018).
ADVERTISEMENT
Jika kita kembali ke doktrin keagamaan, semua agama yang ada di muka bumi ini pada dasarnya mengajarkan kebaikan dan kedamaian hidup manusia.
3. Snouck Hurgronje dan Mukadimah Orientalisme
Jika membaca tulisan sebelumnya--"Snouck Hurgronje, Agen Belanda dan Pura-pura Masuk Islam"--beragam pandangan boleh jadi ada terkait Snouck: agen rahasia yang ulung, penjajah bermuka dua, atau seperti Salam Online menyebutnya--"munafik tulen".
Snouck saat masa studinya, orientalist in the making ini dinilai telah membuat terobosan-terobosan baru. Semisal pilihannya untuk menelaah Islam lewat sejarah dan syariatnya--sesuatu yang dinilai sangat progresif dalam perkembangan studi orientalisme di Belanda.
Ikuti terus rekomendasi Aksara mengenai story menarik di sini.