Dari Para Penghafal Al-Qur'an hingga Pendidikan Gelombang Ketiga

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
4 Mei 2018 3:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
zoom-in-whitePerbesar
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
ADVERTISEMENT
Kini, lebih dari satu abad dari kelahiran Ki Hajar, bagaimana kita merumuskan arah pendidikan bangsa kita? Begitu kata Anis Matta dalam artikelnya yang membahas mengenai pendidikan. Lalu ada Cholil Nafis yang menulis tentang para penghafal Al Qur'an yang harus bertahan dari berbagai macam godaan di era modern ini. Terakhir, Alfons Tanujaya membagikan ilmunya mengenai bahaya ransomware, apa bahayanya? Maka baca semuanya di bawah.
ADVERTISEMENT
Kalian juga bisa menjadi penulis di kumparan, lewat fitur create story, kalian bisa menjadi bagian dari para jajaran penulis kumparan. Mungkin di aksara edisi besok, akan ada tulisan kalian yang akan kami rekomendasikan. Tulisan apa sih yang harus kalian buat? Tulisannya bebas, sesuaikan dengan minat dan kemampuan kalian. Tidak ada batasan untuk mengekspresikan diri kamu.
1. Pendidikan Gelombang Ketiga
2 Mei 2018, untuk kesekian kalinya kita memperingati hari pendidikan nasional yang diambil dari hari kelahiran Raden Suwardi Suryaningrat. Pada usia 40 tahun ia mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Tak banyak dibahas betapa Raden Soewardi, yang lahir di keluarga ningrat Pakualaman, Yogyakarta, berkeputusan melepaskan gelar raden dari namanya agar bisa berdekatan dengan rakyat jelata di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Jalan hidup Ki Hajar adalah jalan perjuangan dan perlawanan. Ia percaya pendidikan adalah jalan menuju pembebasan manusia dari keterbatasan dan ketertindasan. Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar adalah untuk membimbing anak untuk menjadi manusia yang hidup dengan kecakapan dan kepandaian, berbuat sesuatu yang berguna tidak saja untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakat. Untuk mencapai tujuan itu, Ki Hajar mengembangkan metode pedagogi yang relevan sampai sekarang, seperti bermain peran (role play) dan studi kasus.
2. Misi Besar untuk Para Penghafal Al Qur’an
Walhamdulillah di Yogyakarta sempat silaturrahim ke pesantren Sunan Pandanaran dalam rangka khotmil Qur’an wisudawan sebanyak 1.600-an santri penghafal Al Qur’an 30 juz dan juz 30.
Inilah generasi qur’ani harapan di masa yang akan datang. Mereka ikhlas belajar dan menghafal hanya ingin menjadi ahli Al Qur’an tanpa ada cita-cita lain yang sifatnya duniawi. Tapi realitanya mereka penghafal Al Qur’an tak pernah hidupnya sengsara. Sampai detik ini saya belum ketemu hidup penghafal Al Qur’an yang tak bahagia.
ADVERTISEMENT
3. Adware dan PUP Merajalela, Hati-hati dengan Ransomware
Ancaman malware di Indonesia pada kuartal pertama 2018 diramaikan dengan mengganasnya Adware 30,7 % dan PUA (Potentially Unwanted Application) 18,44 % yang menguasai hampir 50 % dari seluruh aktivitas malware di kuartal 1 tahun 2018. Disusul olth gerombolan Trojan 11,68 %, generic malware 11,35 % dan malware old (lama) seperti Sality, Ramnit dan Conficker pada peringkat 5 sebanyak 10,42 %.
Meskipun Adware dan PUA merajalela dan secara de facto menjadi raja malware karena paling banyak terdeteksi, namun ransomware seperti Dharma dan Xorist yang berdampak sangat menyusahkan korbannya karena mengenkripsi data penting komputer korbannya masih tetap ditemukan menjalankan aksinya dan memakan banyak korban di Indonesia dan berhasil menempati peringkat 9 malware yang paling banyak mengganas di Indonesia.
ADVERTISEMENT