Dari Ulama Dukung Jokowi hingga Mencari Peluang ke Maroko

Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengisi acara keagamaan di Lombok. (Foto: Instagram @ tuangurubajang Sudah Diverifikasi)

Siapapun kamu, tak peduli latar belakang, bisa ikut menjadi bagian kolaborasi kumparan. Kamu bisa membaca, berkomentar, hingga menulis yang bisa direkomendasikan kumparan sebagai tulisan yang wajib dibaca.

Seperti beberapa user story di bawah ini, dari Najelaa Shihab yang memang telah sangat rutin menulis di kumparan, hingga tulisan pertama Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, di kumparan.

Yuk, baca tulisan mereka.

1. Mencari Peluang ke Maroko (Irwan Prayitno)

Pada akhir Juni 2018 lalu, saya bersama tim Sumbar untuk investasi, perdagangan, dan budaya, melakukan kunjungan kerja ke Maroko. Salah satu agenda yang kami lakukan adalah menawarkan Maroko untuk membeli gambir, rempah-rempah, dan produk perkebunan lainnya dari Sumbar.

Hal ini diperlukan agar ada negara lain yang juga membeli gambir dan rempah-rempah dari Sumbar sehingga harganya bisa bersaing dan memberikan keuntungan kepada petani di Sumbar. Dengan demikian, tidak ada lagi yang menjadi pengatur harga semaunya.

2. Indonesia dalam Eksplorasi Dasar Laut Internasional, Mungkinkah? (Muhammad Taufan)

Tahukah Anda bahwa di dasar laut internasional terdapat berbagai jenis sumber daya mineral yang sangat berharga? Mulai dari emas, tembaga, kobalt, nikel, mangan, nodul polimetalik, dan sulfida polimetalik.

Pertanyaannya, apakah Indonesia dapat turut serta memanfaatkan sumber daya yang dimaksud, sama seperti negara-negara lainnya?

3. Ulama Muda Dukung Jokowi, Bagaimana Ulama Tua? (Syahirul Alim)

Suhu politik jelang Pilpres serasa 'hangat-hangat kuku', karena isu keagamaan sering kali dimanfaatkan untuk segala hal dalam rangka merebut kekuasaan. Menariknya, seorang ulama muda, Tuan Guru Bajang (TGB) atau Zainul Majdi, yang sebelumnya digadang-gadang menjadi rival Jokowi di Pilpres malah mendukung dua periode kepemimpinan Jokowi.

4. Cinta di Persimpangan Jalan: Bekerja atau Tidak Bekerja (Najelaa Shihab)

Tidak ada perempuan yang menjalankan hanya satu peran. Menjadi ibu sekaligus anak dan saudara, istri sekaligus menantu dan ipar, ditambah lagi dengan kewajiban lain yang semuanya hadir dengan tuntutan.

Percayalah, bahagia dan ibu bekerja adalah kata yang sejalan maknanya. Menjadi ibu dan terus berkarya, adalah dua peran yang kita pilih untuk saling melengkapi, bukan saling menegasi.

Ikuti terus rekomendasi tulisan user dari Aksara di sini.