Isu Terminologi hingga Pers Indonesia 'Bunuh Diri'

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
5 Desember 2018 4:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi media cetak. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi media cetak. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada empat story yang masuk Aksara edisi ini. Simak ulasan selengkapnya berikut.
ADVERTISEMENT
1. Resep Pancake Jerman: Dutch Baby (Masdit Moinblog)
Ketika mendengar pancake atau panekuk, bagaimana sih bayangan kalian tentang makanan ini? Pasti “kue” dengan tekstur yang empuk, lembut berbentuk bulat dan datar yang dibuat di atas wajan atau tanpa oven. Oleh karena dari namanya saja pan, yang memiliki arti wajan/penggorengan. Cake sama dengan kue, jadi pancake adalah kue yang dibuat di atas wajan/penggorengan. Lalu di atasnya dikasih selai, atau coklat, atau sirup maple selagi masih hangat. Nyam!
Di setiap negara, bentuk, ketebalan, waktu makan, topping, cara membuat, dan bahan pancake berbeda-beda. Misalnya di Amerika, identik sebagai menu sarapan dan rasanya manis. Lantas, bagaimana dengan pancake di Jerman? Mau tahu cara membuatnya? Simak selengkapnya di story dan Masdit berikut.
ADVERTISEMENT
2. Isu Terminologi (Shamsi Ali)
Dalam perjalanan sejarah umat juga tumbuh beberapa terminologi yang sering dianggap terminologi Islam. Padahal biasanya terminologi itu timbul karena sebuah atau beberapa kasus keadaan sejarah masa lalu.
Ada beberapa istilah yang kiranya perlu dilihat kembali apakah kiranya masih sesuai untuk dipergunakan? Atau seharusnya sudah masanya digantikan dengan terminologi lain? Di antara kata itu adalah kata “peperangan” ideologi dan darul “harbi”. Selengkapnya bisa disimak dalam story yang ditulis Shamsi Ali ini.
3. Membumikan Hubungan Indonesia dan Malaysia (Hani Andhani)
Dalam sejarah pembentukan negara Indonesia dan Malaysia ada satu hal yang sejak awal selalu kita ingat dan selalu didengungkan, yakni bahwa kita merupakan bagian dari wilayah yang bernama “Nusantara”.
ADVERTISEMENT
Nusantara adalah nama yang digunakan pada masa lampau bagi kepulauan Indonesia di zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Wilayah Nusantara mencakup negara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Nusantara dan bahasa Melayu menjadi salah satu faktor yang menjadikan Malaysia dan Indonesia seperti layaknya adik dan kakak yang satu sama lain saling mengisi, berdekatan, dan selalu saling membantu.
4. Aksi 'Bunuh Diri Massal' Pers Indonesia (II) (Hersubeno Arief)
Tanda-tanda pers Indonesia sedang melakukan bunuh diri massal, semakin nyata. Pemberitaan media massa tentang Reuni 212 yang berlangsung di Monas Ahad (2/12), membuka tabir yang selama ini coba ditutup-tutupi. Kooptasi penguasa, kepentingan ideologi, politik dan bisnis membuat pers menerapkan dua rumus baku, framing, dan black out.
ADVERTISEMENT
Peristiwa besar yang menjadi sorotan media-media internasional itu sama sekali tidak “menarik” dan tidak layak berita, bagi sebagian besar media nasional yang terbit di Jakarta.