Kisah Wartawan Mako Brimob hingga Jeritan Hati Seorang Ibu

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
12 Mei 2018 5:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
zoom-in-whitePerbesar
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada lima story yang masuk ke Aksara edisi hari ini, kelima story tersebut dibuat oleh orang yang memiliki latar belakang berbeda, mulai dari jurnalis hingga seorang ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Mereka juga menceritakan banyak hal, seperti Desca yang lebih senang membicarakan hukum, ada pula Zabrina yang memberikan tips parenting, dan juga ada seorang wartawan kumparan yang menceritakan pengalamannya ketika meliput kerusuhan di Mako Brimob.
Lalu kapan kamu masuk ke Aksara? Caranya gampang sekali, apabila tulisan kamu ingin dipromosikan di Aksara, buatlah tulisan yang menarik dan sesuaikan dengan kesukaan kamu. Nah, sebelum kalian mulai menulis, lebih baik baca user story yang terpilih dulu yuk! Setelah itu, buatlah tulisan di akun pribadimu.
1. Pilah-pilih Sang Ketua Wadah Pegawai KPK
"Seseorang jangan melibatkan dirinya ke dalam perjuangan hidup-mati, jika dia sebelumnya tidak insaf akan akibatnya. Pihak musuh akan mengerahkan segala daya, lagi dan lagi, agar dapat mempertahankan cengkramannya. Tapi, sekalipun selama berabad-abad mereka menjebloskan puluhan ribu dari kita ke penjara dan masih saja mengirimkan kita ke tempat pembuangan yang jauh dari kehidupan manusia, saatnya akan tiba bahwa mereka akan hancur dan kita akan mendapat kemenangan. Kemenangan kita adalah suatu keharusan sejarah--tidak bisa dielakkan."
ADVERTISEMENT
Cuplikan itu berasal dari buku Bung Karno, Penambung Lidah Rakyat Indonesia seperti yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Cindy Adams. Saat menyampaikan niat perjuangannya itu, Soekarno dalam perjalanan ke Solo dengan salah satu anak buahnya di PNI, Gatot Mangkupraja, pada awal Desember 1929.
2. Perjuangan Tanpa Batas dengan Menulis
Belajar dari pengalaman, bahwa menulis itu ternyata sangat menyenangkan, apalagi jika kita sudah menerbitkan sebuah karya tulis berupa cetakan dalam bentuk buku. Beberapa orang punya prinsip sendiri-sendiri dalam mengabadikan tulisannya. Entah itu melalui blog, e-book, maupun melalui status di media sosial.
Siapapun berhak mengabadikan tulisannya dalam bentuk apapun. Namun, bagi saya yang seorang buruh di luar negeri, menerbitkan buku karya sendiri merupakan suatu keharusan. Alasannya adalah karena banyak jejak kisah, pahit dan manis, selama menjadi seorang buruh.
ADVERTISEMENT
3. Teknik Sederhana Ini Membuat Anak Ketagihan Membaca
Berbagai penelitian sudah membuktikan membaca untuk anak-anak merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan anak dalam bidang akademik maupun non-akademik. Hal ini yang mendorong saya selalu mencoba untuk membangun kebiasaan membaca untuk kedua anak saya.
Akhirnya sekarang membuat mereka tidak bisa tertidur jika belum membaca buku. Masih ingat ketika si sulung berumur tiga tahun dan ingin pindahan rumah di Jakarta, saya memiliki lebih dari 300 buku anak yang sehari-harinya dibaca berulang-ulang kali (seperti siap buka perpustakaan mini ya.. hehe).
4. 24 Jam di Mako Brimob
24 jam begitulah kira judul yang pas dalam cerita ini. Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua antara Napi vs Densus 88 membuat saya dan teman-teman menjadi saksi sejarah adanya peristiwa mengerikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dimulai sejak pagi sekitar pukul 05.30 WIB sampai di Mako untuk menggantikan komandan Owi (anak kumparan) yang sudah terlebih dahulu berjaga-jaga sejak malam kemarin, saya tiba dengan laporan pertama yang mengambarkan situasi pagi yang cerah di Mako Brimob Kelas Dua.
5. Jeritan Hati Seorang Ibu
Nak, rasanya baru kemarin sore ibu meninggalkanmu. Di saat engkau mulai bisa tengkurap. Waktu itu, Ibu sedang berada di penampungan dan menunggu keberangkatan ke luar negeri.
Engkau yang lincah dan lucu, tak pernah tahu, bahwa hari itu adalah hari perpisahan antara kau dan ibu. Ada perih yang ibu rasakan, saat bola matamu menatap, dan geliat lucu disertai senyum kau berikan untuk Ibu.
ADVERTISEMENT
Baca Aksara edisi lainnya di sini.