news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Membahas Pemimpin Perempuan hingga Pendidikan Anak Buruh Migran

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
10 Juli 2018 6:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
Pilkada 2018 menunjukkan sebuah tren menarik di Jawa Timur. Tercatat, 5 perempuan unggul dalam penghitungan suara, dan akan memimpin di tingkat kota, kabupaten, hingga provinsi. Alhasil, ditambah dengan para pemimpin perempuan yang sedang menjabat, maka total ada 10 pemimpin perempuan di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Fenomena tersebut dibahas oleh Mariana Amiruddin dalam user story 'Perempuan dalam Politik: Budaya Keibuan yang Menjadi Populer'. Selain itu, ada pula tulisan mengenai crowdfunding untuk startup, hingga pengalaman menyaksikan final Indonesia Open 2018.
1. Perempuan dalam Politik: Budaya Keibuan yang Menjadi Populer
Fenomena terpilihnya sebagian besar perempuan menjadi pemimpin daerah di Jawa Timur menjadi perhatian publik. Ada beberapa “tembok besar” yang secara umum perlu perempuan lewati dalam menjadi politisi dan calon pemimpin.
Pertama, bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa perempuan boleh memimpin. Kedua, bahwa perempuan bisa memimpin. Ketiga, bahwa perempuan mampu memimpin, serta yang keempat adalah perempuan berhasil memimpin. Jadi, ada 4 "tembok besar" yang harus diterjang dan ditunjukkan oleh mereka yaitu: boleh, bisa, mampu, dan berhasil.
ADVERTISEMENT
2. Crowdfunding untuk Startup Tak Hanya soal Modal
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyusun aturan terkait pengumpulan dana masyarakat melalui penawaran saham berbasis teknologi informasi atau equity crowdfunding. Atau, bahasa sederhananya adalah,'Layanan Urun Dana'.
Nah, kita akan lihat, setelah dananya didapat maka secepat apa startup itu akan berkembang? Benarkah yang dibutuhkan hanya dana kemudian mereka bisa lari cepat?
3. Potret Pendidikan Anak Pekerja Migran di Malaysia
Subuh tadi mata saya mendadak sembab saat membuka pesan di salah satu grup yang setia saya ikuti sejak kepulangan dari tugas di Konsulat RI Tawau, Agustus 2016 lalu. Haru, begitu mendengar kalau 123 anak-anak pekerja migran Indonesia di Sabah berhasil mendapatkan beasiswa ke berbagai Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) 2018.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari mereka adalah anak-anak lulusan Community Learning Centre atau dikenal dengan CLC, yaitu sekolah terbuka yang digelar pemerintah Indonesia di pelosok ladang sawit Sabah, Malaysia untuk melayani anak-anak TKI dari tingkat SD hingga SMP. Perasaan bahagia menyeruak mengingat kembali drama perjalanan mereka yang begitu panjang hingga akhirnya bisa kembali ke Indonesia guna mengejar cita-cita.
4. Orang-orang Stadion: Di Bawah Pohon dan Lindungan Penjual Kopi
Ini laga final, Indonesia punya dua wakil hebat yang punya kesempatan tinggi untuk merebut gelar juara di rumah sendiri. Apa boleh buat, kesempatan untuk melihat momentum dramatis itu lahir kembali berkat para calo.
Persetan dengan harga selangit, peduli setan dengan kebencian kemarin lusa. Yang penting bisa menonton langsung, yang paling utama bisa larut dalam atmosfer laga. Semua mata tertuju pada laga Owi/Butet dan Marcus/Kevin, kecuali mata si penjual kopi.
ADVERTISEMENT
5. Calon Presiden dan Logika Aristoteles
Diskursus pencalonan presiden yang sekarang tengah seksi dibahas, sungguh menyisakan banyak pandangan. Satu kelompok yakin bahwa si A yang akan menjadi calon presiden, dan si B yang akan menjadi wakilnya. Sementara kelompok yang lain meyakini bahwa si C lah yang akan menjadi calon presiden, dengan si D sebagai wakilnya. Bahkan kelompok yang lain lagi meyakini akan mencalonkan si F dengan wakilnya si G.
Diskursus itu menguras perhatian dan energi sebagian besar masyarakat. Kita disajikan beragam klaim kebenaran. Bahkan kita diyakinkan untuk berpihak kepada masing-masing klaim. Tak ada satu kelompok pun yang tak menyatakan kebenarannya. Semuanya merasa benar. Masing-masing adalah benar.
Ikut terus Aksara untuk user story pilihan setiap harinya.
ADVERTISEMENT