Menyimak Soekarno Punya Cerita hingga Citra DPR di Mata Publik

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
30 Mei 2018 5:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
zoom-in-whitePerbesar
#UserStory pilihan hari ini. (Foto: Bagus Permadi)
ADVERTISEMENT
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya," kata Soekarno. Dalam user story 'Menyimak Soekarno Punya Cerita (1)', Muhammad Darisman membahas sosok Pahlawan Proklamator itu sebagaimana dikisahkan dalam buku berjudul Soekarno Poenja Tjerita. Selain tulisan tersebut, Aksara memilih 2 user story lain untuk direkomendasikan kepada pembaca.
ADVERTISEMENT
Kamu memiliki kesempatan yang sama untuk menulis di kumparan. Kamu dapat menulis sesuai dengan bidang yang kamu kuasai dan juga beragam tema yang ingin kamu bahas. Tulisan kamu juga berkesempatan untuk muncul di timeline utama, dipromosikan di semua media sosial kumparan, dan berpeluang menjangkau pembaca seluas-luasnya, seperti 3 user story berikut:
1. Menyimak Soekarno Punya Cerita (1)
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya” seperti kutipan Bung Karno tersebut, barangkali ini adalah salah satu upaya untuk menghargai presiden pertama kita itu. Sebelumnya, tulisan ini merupakan bentuk pembacaan terhadap buku berjudul Soekarno Poenja Tjerita karya SejarahRI. Secara keseluruhan isi buku ini memuat sisi humanis 'Bapak Proklamator' bercerita hal-hal sederhana yang menarik untuk disimak.
ADVERTISEMENT
Roso Daras dalam pengantar buku mengatakan begitu banyak sisi kehidupan, perjuangan, dan kepribadian 'Putra Sang Fajar' yang barangkali belum diketahui masyarakat, apalagi generasi muda. Sebab, terjadi upaya penghapusan Soekarno dari memori bangsa secara sistematis selama tiga dasawarsa lebih, betapapun akhirnya--menempatkan sosok 'Bung Besar' itu pada sudut temaram hikayat negeri.
2. Selamat Pagi, Pemarah
Setiap pagi saya bertemu dengan seseorang yang selalu marah. Kamu mungkin berpikir pekerjaan saya ada urusannya dengan melayani atasan--dan yang marah itu adalah atasan saya. Nyatanya tidak. Saya memang punya atasan. Tapi ia ada di kantor. Sementara saya bersepeda, mengantarkan koran ke rumah para pelanggan.
Seperti loper pada umumnya, saya hanya melemparkan koran melampaui pagar. Atau ketika ke rumah yang tak ada pagarnya, biasanya koran saya letakkan di teras. Jangan salah. Bukan hanya orang yang rumahnya berpagar saja yang langganan koran. Di gang-gang kecil, ada juga yang langganan.
ADVERTISEMENT
3. Semenjak Saya Menjabat
Saya bersyukur, sejak menjalankan amanah sebagai Ketua DPR RI, citra DPR RI perlahan semakin membaik di mata publik. Terbukti dari hasil survei Charta Politika yang dilakukan beberapa waktu lalu. Sebanyak 49,3 persen responden menyatakan optimis terhadap saya.
Program legislasi saya tingkatkan, RUU yang mengalami kemacetan kita urai dan carikan solusi. Hasilnya, RUU Terorisme yang sudah dua tahun tak kunjung selesai, dengan kerja keras bisa diselesaikan dan disahkan menjadi UU.