news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pelajaran dari Likuefaksi hingga 299 Napi Menunggu Eksekusi

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2018 0:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kondisi Kota Palu, Sulawesi Tengah dari udara. (Foto: Raga/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Kota Palu, Sulawesi Tengah dari udara. (Foto: Raga/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada enam user story yang terpilih Aksara hari ini. Dengan tema bahasan yang berbeda, namun menarik untuk dibaca. Salah satunya story dari Asmiati Malik yang membahas akademisi dan politik. Berikut ulasan singkatnya.
ADVERTISEMENT
1. Kisah Penyintas Tanah Gersang: Kebun Organik Desa Deno Manggarai Timur
Keluarga Yustin lahir dan hidup di NTT dengan serba kekurangan. Ia dan kedua buah hatinya tumbuh dan berkembang dengan kekurangan gizi. Hal ini disebabkan daerah mereka tinggal memiliki tanah yang gersang dan tak banyak ditumbuhi makanan sehat dan bergizi baik.
Banyak yang mengatakan bumi pertiwi Indonesia ini gemah ripah loh jinawi yang berarti memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Pertanian yang sejatinya hijau dan subur pun berubah menjadi gersang, sebab tanah tak berunsur hara bercampur bebatuan keras yang makin merapat.
2. Penggunaan Media Sosial oleh ASN: Kebebasan Berpendapat dan Netralitas
Persoalan sekat netralitas dari politik praktis, dan pembatasan kebebasan berpendapat bagi ASN pada prinsipnya ditujukan guna memberikan kepastian hukum terkait batasan dari kemungkinan bergeraknya kekuasaan yang disematkan kepada ASN dimaksud ke arah penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power).
ADVERTISEMENT
Pembatasan kebebasan berpendapat tersebut diberlakukan dalam hubungan kedinasan antara ASN, sebagai penerima tugas negara, dan Pemerintah, sebagai pemberi tugas negara, yang kemudian dibukukan melalui Surat Keputusan (SK) penunjukannya sebagai ASN untuk bekerja di bawah instansi tertentu.
3. Pelajaran Berharga dari Likuefaksi (Bagian 1)
Kejadian likuefaksi nampaknya cukup asing bagi warga Indonesia. Warga yang mengalami likuefaksi di Jono Oge mendeskripsikan kejadian ini sebagai “Tsunami Daratan”. Ada lagi yang menyamakannya dengan kasus “Lumpur Lapindo”.
Likuefaksi sendiri bukan hal yang asing bagi saya. Istilah ini sering menjadi bahasan ketika masih kerap membahas topik mengenai Gempa Christchurch yang terjadi di tahun 2011.
4. Memperkuat Perekonomian Nasional dengan Makan Ikan
Kita menyadari sesungguhnya tujuan akhir dari semua gagasan kita dalam pembangunan perikanan sesungguhnya adalah menciptakan manusia Indonesia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas di antaranya diisi oleh pribadi sehat, jiwa yang cerdas, serta memiliki dasar keimanan dan kebangsaan yang membumi.
ADVERTISEMENT
Untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya tersebut tentu dimulai dengan asupan yang sehat, berkualitas dan bergizi. Untuk yang terakhir ini kita sesungguhnya berharap keunggulan jumlah jenis ikan yang ada di perairan menjadi entri-point dalam menyuplai kebutuhan gizi dan protein masyarakat. Ikan seharusnya menjadi prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan gizi dan dan protein masyarakat kita.
5. Di Tengah Perayaan Hari Anti-Hukuman Mati, 299 Napi Menunggu Eksekusi
Pengadilan di Indonesia telah menjatuhkan sedikitnya 37 vonis mati sejak Januari tahun ini, menambah daftar panjang jumlah total terpidana yang menunggu waktu eksekusi mati: menjadi 299 orang. Padahal 10 Oktober 2018 ini dunia merayakan Hari Anti-Hukuman Mati.
Dari total 37 vonis tersebut, 28 di antaranya terkait penyalahgunaan narkoba, 8 terkait kasus pembunuhan, dan 1 kasus terkait tindak pidana terorisme.
ADVERTISEMENT
6. Akademisi dan Politik
Belum lagi arogansi universitas yang seperti mengotak-kotakkan, lulusan universitas A lebih baik dari lulusan Universitas B, sehingga membentuk karakter arogansi kampus yang terkadang sudah seperti makanan kelebihan micin.
Meskipun kecenderungan untuk bersaing dan berunjuk gigi sesama akademisi Indonesia sebenarnya adalah hal yang wajar. Di Amerika Serikat pun begitu, universitas dari bagian barat biasanya akan bersaing dengan universitas dari wilayah timur.
Baca terus Aksara setiap harinya di sini.