Potret Sukamiskin yang 'Telanjang' hingga Langkah Jitu TGB Menyeberang

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
25 Juli 2018 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lapas Sukamiskin, Bandung. (Foto: Instagram/ @miftafauzie)
zoom-in-whitePerbesar
Lapas Sukamiskin, Bandung. (Foto: Instagram/ @miftafauzie)
ADVERTISEMENT
Terungkapnya jual-beli fasilitas mewah dan 'tiket' pelesiran para narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin tampaknya memang bukan kasus yang sepele. Terbukti masalah ini masih menjadi pembicaraan meski operasi tangkap tangan KPK terhadap Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husein, sudah empat hari berlalu.
ADVERTISEMENT
Isu yang juga masih hangat dibahas ialah keputusan Tuan Guru Bajang yang menyeberang menjadi pendukung Presiden Joko Widodo. Kedua isu tersebut masing-masing dibahas oleh Bambang Widjojanto dan Syahirul Alim yang masuk Aksara edisi ini bersama dua tulisan lainnya. Simak nukilan keempat tulisan tersebut berikut ini.
1. Potret 'Telanjang' Lapas Koruptor Sukamiskin
Akui saja, fakta OTT KPK di LP Sukamiskin tak sekadar ironi tapi tragedi. Bahkan, tak sekadar riak biasa korupsi tapi tsunami tak bertepi dari masifitas akumulasi kejahatan di proses penegakan hukum yang terjadi dari hulu hingga hilir.
Korupsi jenis ini bukan kali yang pertama dan tidak ada satupun yang menjamin tak akan terjadi lagi “jual beli” fasilitas sel penjara ilegal yang diduga “dilindungi”. Hanya pihak yang “bongak”, “ponggah”, dan “cupet” pikiran dan hatinya yang tak paham, salah paham, dan punya paham salah atas fakta dan magnitude dampak korupsi di Lapasnya Koruptor.
ADVERTISEMENT
2. Agar Penyelenggaraan Asian Games 2018 Tidak Dihujat oleh Khalayak
Pengomunikasian manfaat dari penyelenggaraan Asian Games 2018 merupakan sebuah langkah nyata yang diambil oleh pemerintah untuk menghindari lahirnya persepsi negatif di kalangan masyarakat. Namun, tantangan yang harus dihadapi adalah apakah komunikasi yang dibangun telah efektif?
Dalam artian, informasi yang disampaikan dapat sampai kepada masyarakat, dan ketika informasi tersebut telah sampai kepada masyarakat, apakah informasi tersebut dapat dipahami oleh penerimanya? Jika persepsi masyarakat telah sejalan dengan harapan dari pemerintah, yaitu mendukung diselenggarakannya Asian Games 2018, maka peristiwa seperti yang terjadi di Brazil dapat dihindari.
3. Langkah Jitu TGB: Mundur dari Demokrat untuk Merapat ke Jokowi
Fenomena parpol sebatas “kendaraan politik” diterjemahkan secara nyata oleh TGB Zainul Majdi. Mundurnya anggota Majelis Tinggi Demokrat ini dari partai yang mengantarkannya menjadi gubernur NTB bukanlah hal yang mengejutkan. Justru, ini merupakan pukulan telak bagi Demokrat yang tak mendukung TGB untuk maju menjadi cawapres Jokowi.
ADVERTISEMENT
Melihat dari peta politik yang ada, peluang Demokrat untuk tetap berada dalam lingkaran kekuasaan setelah SBY tak lagi menjabat presiden sangatlah besar. Jasa politik Demokrat tentu akan mendapatkan apresiasi penuh, jika seandainya nanti TGB dipilih Jokowi mendampinginya di ajang Pilpres mendatang.
4. Sejarah sebagai Spion
Sejarah bukanlah ilmu yang selesai karena suatu kejadian atau momen. Pergerakan pengetahuan sejarah berjalan progresif dan dinamis karena selalu ada wacana sejarah yang kemudian mengikuti. Informasi sejarah juga selalu bertambah seiring berjalannya waktu dan perbedaan perspektif.
Masyarakat seharusnya bergerak maju, meskipun bahan yang digunakan ada di belakang, yaitu sejarah. “Seperti fungsi spion, kita lihat ke belakang bukan untuk stuck di belakang, tetapi agar maju kita bagus, maju kita lancar. Nah, sejarah semestinya seperti itu.”
ADVERTISEMENT
Tertarik membaca user story pilihan lainnya dari Aksara? Ikuti Aksara di sini.