Prilly Latuconsina, Gempa, hingga Bancakan Korupsi Era Jokowi-JK

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
13 Januari 2019 6:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada tiga story masuk ke Aksara edisi ini, para penulis datang dari berbagai macam kalangan--mulai dari aktris, peneliti bidang geofisika, hingga jurnalis. Lalu seperti apa cerita mereka? Berikut selengkapnya.
ADVERTISEMENT
1. Darurat Kekerasan terhadap Anak | Prilly Latuconsina
Ilustrasi anak ketakutan. (Foto: Pixabay)
Kekerasan terhadap anak merupakan salah satu masalah yang memiliki tingkat urgensi tinggi pada kehidupan yang modern ini. Banyaknya masalah yang mendera pada ruang lingkup masyarakat paling kecil seperti keluarga adalah faktor yang paling utama.
Kekerasan pada anak sering menjadi alasan klise pada rasa kekecewaan pun kemarahan pelakunya, serta sebuah pelampiasan ego yang tidak mendasar pada objek yang tentunya lebih lemah yaitu anak.
Baca selengkapnya di sini.
2. 10 Aspek Era Jokowi-JK yang Jadi Bancakan Korupsi (Bagian 1) | Sabir Laluhu
Calon presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) memperkenalkan pasangannya, Jusuf Kalla dalam deklarasi di Gedung Joang 45, Jakarta pada 19 Mei 2014. (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
Perjalanan sebuah pemerintahan dan kabinetnya di setiap periode selalu menghadirkan pro dan kontra. Saat proses mengemban amanah dari rakyat selama masa jabatan tentu saja ada banyak prestasi yang dicapai dan hasil positif untuk rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Atas pencapaian, prestasi, dan hasil positif tersebut semestinya kita bersama memberikan apresiasi. Di sisi berbeda, memang pasti ada ranah yang patut menjadi catatan kritis yang tidak bisa dihindarkan.
Baca selengkapnya di sini.
3. Gempa Dahsyat Wonosobo 1924 | Dr. Daryono, S.Si., M.Si
Salah satu rumah di Wonosobo yang hancur akibat gempa Wonosobo 1924 (Foto: Istimewa)
Tidak banyak yang tahu bahwa pada masa Kolonial Belanda--tepatnya pada tahun 1924--wilayah Kabupaten Wonosobo pernah mengalami luluh lantak akibat guncangan gempa dahsyat. Dampak gempa ini, tercatat lebih dari 1.000 orang warga Wonosobo meninggal dunia dan ribuan rumah mengalami kerusakan.
Catatan sejarah gempa Wonosobo ini bersumber dari sebuah majalah berbahasa Belanda, Indie, yang terbit pada 7 Januari 1925. Dikisahkan bahwa rentetan gempa Wonosobo dimulai pada Minggu, tanggal 9 November 1924.
ADVERTISEMENT
Baca selengkapnya di sini.