news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Reformasi Agraria hingga Melemahnya Islam Politik

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
7 November 2018 5:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ma'ruf Amin (Foto: kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ma'ruf Amin (Foto: kumparan)
ADVERTISEMENT
Tiga story masuk ke Aksara edisi ini. Ada story dari Hersubeno Arief mengenai 'Operasi Tangkap Tangan' wartawan Detik.com, juga ada story Bung Gunawan mengenai reformasi agraria. Story terakhir datang dari Syahirul Alim yang menulis tentang politik Islam. Berikut selengkapnya.
ADVERTISEMENT
1. Skenario Besar di Balik 'OTT' Wartawan Detik.com (Hersubeno Arief)
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memprotes “Operasi Tangkap Tangan” (OTT) wartawan detik.com yang kedapatan asyik memotret sampah pada Aksi Bela Tauhid (ABT), Jumat (2/11). AJI menyebutnya sebagai intimidasi, menghalangi kebebasan media melakukan peliputan. Tindakan semacam itu bisa dipidanakan.
Sebaliknya Direktur Pemberitaan detik.com, Achmad Ridwan Dalimunte, mengakui wartawannya menyalahi standar operasi peliputan (SOP). “Yang bersangkutan wartawan baru,” kilahnya. Dia ditugaskan meliput Aksi Bela Tauhid. Tentu saja bukan untuk meliput sampah yang berserakan.
2. Reformasi Agraria dan Upaya Memperkuat Fondasi Perkebunan Rakyat (Bung Gunawan)
Presiden Joko Widodo mengeluarkan dua regulasi potensial yang akan membawa dampak pada perkebunan di Indonesia, khususnya perkebunan sawit. Momentun ini seharusnya digunakan untuk memperkuat perkebunan rakyat di tengah turunnya harga tunas buah sawit dan karet serta turunnya ekspor CPO.
ADVERTISEMENT
Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penundaan Perizinan Perkebunan Kelapa Sawit serta Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit, salah satunya menginstruksikan peningkatan pembinaan petani sawit.
3. Sarung Ma'ruf Amin, Yusril, dan Melemahnya Islam Politik (Syahirul Alim)
Keberadaan KH Ma’ruf Amin menjadi cawapres bagi petahana Joko Widodo, ternyata memiliki arti penting bagi kaum muslim tradisional. Ciri khas keulamaan dengan simbol sarung dan sorban cukup menjadi magnet politik sebagai citra positif seorang tokoh karismatik yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Islam nusantara.
Sarung Ma’ruf Amin secara lebih jauh jika diartikan dalam konteks politik memang sedang 'melawan' atau menandingi keberadaan jubah atau gamis yang sejauh ini kerap diidentikkan dengan kelompok baru Islam politik. Simbol keagamaan atau kebudayaan ternyata cukup penting bahkan berpengaruh dalam membuat pemetaan kelompok-kelompok simpatisan Islam politik: mana yang moderat-tradisional atau fanatik-radikal.
ADVERTISEMENT