Resep Sarden Akhir Bulan hingga NU 'Minoritas' Dukung Prabowo-Sandi

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
1 Desember 2018 5:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prabowo ziarah ke makam pendiri NU KH Hasyim Asy'ari di komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (22/10). (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo ziarah ke makam pendiri NU KH Hasyim Asy'ari di komplek Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (22/10). (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Selamat pagi, pembaca kumparan. Pada edisi kali ini, Aksara memuat tiga user story menarik yang membahas tema mulai dari resep makanan, masalah finansial dalam rumah tangga, hingga politik Pilpres 2019. Seperti apa ulasan selengkapnya? Berikut daftarnya.
ADVERTISEMENT
1. Sarden Sehat Akhir Bulan
Ketika kita dengar kata sarden, rasanya terlalu identik dengan makanan kalengan yang penuh pengawet dan enggak sehat. Padahal kalau kita bisa tilik lagi lebih dalam kandungan dari ikan makarel, ikan ini mengandung asam lemak dam omega 3 yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak si kecil dan menurunkan kolesterol jahat dalam darah.
Selain itu ikan makarel juga mengandung fosfor yang fungsinya untuk menguatkan tulang serta gigi kita. Wow, banyak ya khasiatnya? Dengan harga yang tidak mahal dan sangat mudah sekali didapatkan di pasar tradisional, kita sudah bisa mendapatkan manfaat sehatnya. Yuk buibu, coba buat resep ini untuk keluarga di rumah.
2. Kekerasan Finansial dalam Rumah Tangga
ADVERTISEMENT
Mungkin baru sekali ini anda mendengar istilah kekerasan finansial dalam rumah tangga. Istilah ini memang kalah populer dibandingkan 'saudara kembar'-nya: kekerasan dalam rumah tangga.
Umumnya kekerasan finansial ini memang datang satu paket dengan saudara kembarnya tersebut, meskipun dalam beberapa kasus tertentu (hubungan yang tidak sehat) kekerasan finansial ini bisa saja dialami tanpa kekerasan fisik.
3. Kala NU 'Minoritas' Dukung Prabowo-Sandi
Soal kalimat NU “minoritas” ini terlontar dari pernyataan salah satu politisi pendukung Jokowi, setelah beberapa tokoh NU yang memiliki garis keturunan dengan pendiri NU: KH Hasyim Asy’ari dan KH Bisri Syansuri, secara terbuka memberikan dukungan kepada capres Prabowo Subianto. Istilah “minoritas” tentu saja sangat “bias” bahkan seakan mendikotomi bahwa NU itu ada yang mayoritas dan minoritas.
ADVERTISEMENT
Tambah bingung kan? Beginilah diksi kata yang ketika diungkapkan ke publik sekadar terbawa halusinasi politik yang pada akhirnya menjadi kontraproduktif. Tak perlu harus mendikotomisasi antara NU mayoritas dan minoritas, karena NU tetaplah ormas terbesar dengan keterikatan setiap anggotanya secara kuktural-keagamaan.
Baca terus rekomendasi user story menarik lainnya di Aksara.