Soliditas Nasional usai Tsunami Selat Sunda

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
3 Januari 2019 4:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ada dua story yang masuk Aksara edisi ini. Simak ulasan selengkapnya berikut.
ADVERTISEMENT
1. Bumi Bergerak (Anggi Kusumadewi)
Bukan cuma zaman yang bergerak. Bumi juga bergerak. Ia tak pernah statis, selalu dinamis. Dengan rentang usia panjang yang tak tertandingi manusia—yang kadang berlaku seolah bakal hidup selamanya.
Saya pertama kali menyadari Bumi aktif bergerak saat duduk di bangku sekolah. Tapi itu bukan karena buku pelajaran sekolah yang “terpaksa” saya baca. Saya tak pernah terlalu suka belajar. Sewaktu kecil, misal, saya lebih berminat dengan rubrik kriminal Intisari dan buku-buku cerita detektif karangan Enid Blyton ketimbang buku-buku sekolah yang—menurut saya kala itu—membosankan.
2. Tsunami Selat Sunda dan Soliditas Nasional (Heryadi Silvianto)
Setelah menulis artikel di kumparan berjudul Sutopo dan Komunikasi Bencana pada tanggal 30 Desember 2018, tepat satu pekan pascaterjadi bencana tsunami akibat erupsi gunung anak Krakatau, penulis berkesempatan mengunjungi lokasi bencana Tanjung Lesung bersama rombongan warga Blok Arafah Villa Ilhami Islamic Village, Tangerang.
ADVERTISEMENT
Rombongan menyerahkan bantuan tahap pertama, sadar bahwa bencana tidak bisa diselesaikan dalam satu waktu dan sekejap mata. Apalagi hanya satu pekan, untuk bencana besar: Hampir mustahil.
---
Baca Aksara edisi lainnya di sini.