Tarian Caci Khas NTT hingga Melihat Potensi Ekonomi Kabupaten Belu

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
21 Agustus 2018 0:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aksi penari yang melecutkan pecut ke badan sang penangkis  (Foto: Dok: David Indrayana)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi penari yang melecutkan pecut ke badan sang penangkis (Foto: Dok: David Indrayana)
ADVERTISEMENT
Antusiasme terhadap Joni sang pahlawan cilik, karena ia melakukan aksi di luar dugaan para warganet. Hingga saat ini masih banyak yang membahas Joni karena ia mendapatkan penghargaan dan hadiah karena memanjat tiang bendera. Tapi berbeda dari story lainnya, kali ini user story yang ditulis oleh Tinus Zainal menceritakan potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Belu tempat Joni tinggal.
ADVERTISEMENT
Selain story tersebut ada tiga tulisan lainnya dengan tema yang beragam. Berikut ulasannya.
1. Kiai Ma’ruf Amin dan Lawan Diskusi
Alhamdulillah di musim Haji ini saya berkesempatan untuk silaturahmi sekaligus sungkem kepada Kiai Ma’ruf yang sedang melaksanakan ibadah Haji. Beliau menerima kami dan beberapa asatid dari Muhammadiyah dan Al Ittihadiyah untuk bincang-bincang dan ngobrol tentang kondisi terkini.
Kiai Ma’ruf itu orangnya tak bisa diam, minimal butuh lawan diskusi. Beliau menyatakan kalau harus diam tidak berdiskusi dirinya merasa kurang semangat hidupnya. Sehingga sewaktu-waktu memang membutuhkan teman diskusi. Saya yang merasa tak layak menjadi teman diskusinya acap kali menjadi lawan diskusinya untuk mengimbanginya. Energi untuk selalu berpikir dan berbuat melekat dalam kehidupannya.
ADVERTISEMENT
2. Memperkenalkan Tarian Caci Khas NTT di Tanah Perantauan
Kerinduan akan tanah kelahiran diobati dengan memamerkan budaya mereka di tanah perantauan. Itulah yang dilakukan Ikatan Keluarga Manggarai Bali ( IKMB ) dengan menghadirkan pertunjukan Tari Caci di Lapangan Lagoon, Tanjung Benoa, Bali pada Minggu (19/8).
Tarian Caci ini berasal dari Manggarai, NTT, merupakan tarian perang sekaligus permainan rakyat antarpenari laki laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai. Tarian ini dibawakan saat syukuran musim panen (hang woja), ritual tahun baru (penti) hingga dalam menyambut tamu penting.
3. Melihat 3 Potensi Ekonomi Daerah Asal Pahlawan Cilik Joni
Namun tahukah Anda potensi ekonomi Kabupaten Belu, asal pahlawan Kecil Joni tersebut? Tempat di mana Joni dan ribuan keluarga Joni lainnya berjuang hidup mencari nafkah di perbatasan NKRI dengan Timor Leste. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut kita bahas sekilas potensi ekonomi Kabupaten Belu, tempat asal Pahlawan Cilik Joni.
ADVERTISEMENT
Sehari sebelum kejadian viral tersebut (16/08/18), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Kabupaten Belu, Marsianus Loe Mau, dalam sambutannya pada temu ramah antara 32 Diplomat Muda Indonesia dengan Para Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kapaten Belu mengatakan bahwa kendala utama masyarakat Belu saat ini selain kurangnya infrastruktur pendidikan dan tenaga pengajar yaitu kelangkaan air. Hal ini berdampak langsung kepada hasil pertanian dan peternakan masyarakat yang masih menggunakan cara trasidional dalam bercocok tanam dan beternak.
4. Rompis: Roman Picisan yang Tak Picisan
Jauh sebelum kemunculan 'Ada Apa dengan Cinta?' (Rudi Soedjarwo, 2001), sebelum sosok Rangga (Nicholas Saputra) dan Cinta (Dian Sastro) menjadi idola para ABG di zaman milenium -- hampir dua dekade silam, lebih jauh ke belakang lagi, tepatnya di tahun 1980, sosok Roman (Rano Karno) dan Wulandari (Lydia Kandou) lebih dulu ngehits lewat film 'Roman Picisan' garapan Adisoerya Abdy.
ADVERTISEMENT
Baik 'Roman Picisan' maupun 'Ada Apa dengan Cinta?' mengisahkan drama asmara ABG sepasang anak SMA; Roman dan Rangga sama-sama ganteng, pintar, dan jago menulis puisi. Wulandari dan Cinta sama-sama cantik tapi sengak, pintar, orang kaya, dan sama-sama dianggap nyebelin oleh Roman/Rangga. Paralel kedua film tersebut demikian kentara, hingga rasanya apa yang saya tuduhkan cukup beralasan.