Titi Kala Mangsa Tabloid BOLA hingga Membantu Penyintas Bencana

Aksara kumparan
Kami menyeleksi user story terbaik setiap hari. Ayo buat story terbaikmu di kumparan!
Konten dari Pengguna
18 Oktober 2018 7:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aksara kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Logo tabloid Bola. (Foto: Dok. Tabloid Bola)
zoom-in-whitePerbesar
Logo tabloid Bola. (Foto: Dok. Tabloid Bola)
ADVERTISEMENT
Setelah Tabloid Soccer dan Harian BOLA gulung tikar, kini giliran Tabloid BOLA menyusul. Pamitnya tabloid 'legendaris' ini mengundang kesan para pembaca yang memiliki kenangan indah dengan 'gocekan' kata dan kisah 'Si Gundul' dalam tabloid tersebut.
ADVERTISEMENT
Kesan tentang Tabloid BOLA yang pamit menjadi satu dari empat user story kumparan yang terpilih dalam Aksara edisi ini. Berikut nukilan selengkapnya.
1. Con te Partiro Bola!
Saya masih ingat betul ketika Jumat pagi tiba, selepas bangun tidur yang saya cari adalah Tabloid Bola terbaru. Kebetulan ibu saya yang pegawai negeri dapat jatah langganan Tabloid Bola dari kantornya. Dua puluh enam tahun kemudian.
Zaman sudah berubah. Perusahaan jasa transportasi tergerus perusahaan aplikasi. Pasar tradisional dan mall tergerus e-commerce. Pundi-pundi bisnis kapitalis untuk keuntungan pribadi tergerus economic sharing. Perusahaan remitance tergerus blockchain. Media cetak tergerus online.
2. Membantu Penyintas Bencana dengan 'Psychological First Aid'
Tak semua penyintas bencana serta merta pasti membutuhkan bantuan profesional, karena pada dasarnya setiap individu memiliki ketangguhan pribadi yang berbeda-beda kadarnya, untuk membantu mereka bangkit.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, sering kali dalam perubahan situasi yang besar, termasuk pada bencana alam, penyintas membutuhkan pendampingan untuk memahami dan beradaptasi dengan perubahan situasi. Di sinilah kita berkenalan dengan Psychological First Aid (PFA) yang terkadang disebut sebagai Dukungan Psikologis Awal (DPA).
3. Apakah Adopsi adalah Solusi Terbaik Menjaga Anak-anak Korban Bencana?
Data tim pusat krisis Badan Nasional Penanggulangan Bencana per 3 Oktober 2018 menyebutkan sebanyak 1.832 orang meninggal dunia, 113 orang hilang, 152 orang tertimbun, 2.549 orang luka-luka, dan 70.821 orang menjadi pengungsi akibat bencana di Sulawesi Tengah.
Dalam situasi bencana seperti ini, anak-anak akan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap berbagai macam risiko yang mungkin terjadi. Untuk itu para pihak perlu melindungi anak dan menempatkan anak pada pengasuhan yang tepat.
ADVERTISEMENT
4. Bukan Negeri Suap
Heboh belakangan ada dugaan korupsi petinggi penegak hukum yang mencerminkan proses penegakan hukum negeri ini masih diwarnai adegan main mata. Kasus ini membuat getir. Rasa keadilan tertampar. Publik seolah semakin mendapat penegasan bahwa di negeri kita, uang adalah segalanya.
Semua bisa dibeli, termasuk ketidakadilan. Lantas, sedih nian rasanya manakala orang masih dapat dengan mudah melabeli negeri ini sebagai negeri suap, surganya para penyuap dan tersuap, serta bangsa main-main, yang tak pernah serius. Apakah perwatakan sejati kita memang demikian?