news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Analisis: Bagaimana Bali United Menjadi Mimpi Buruk untuk PSM

pernah bekerja di kumparan pada November 2016 hingga Juni 2021 untuk urusan surat menyurat elektronik bisa hubungi: [email protected]
Konten dari Pengguna
7 November 2017 13:11 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Analisis: Bagaimana Bali United Menjadi Mimpi Buruk untuk PSM
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bali United menghadirkan mimpi buruk bagi PSM Makassar dalam perburuan gelar Go-Jek Traveloka Liga 1 musim ini. Kala kedua kesebelasan bentrok di pekan ke-33, awak "Serdadu Tridatu" berhasil membuat puluhan ribu Macz Man yang memadati Stadion Andi Mattalatta, Senin (6/11/2017) malam, tersentak.
ADVERTISEMENT
Gol tunggal dari Stefano Lilipaly di injury time babak kedua meluluhlantakkan skema apik yang telah dirancang pelatih PSM, Roberts Rene Alberts. Catatan apik Bali United pun tak sampai di situ, pasukan Widodo C. Putro juga menjadi tim yang untuk kali pertama berhasil mengalahkan "Pasukan Ramang" di rumah mereka sendiri sepanjang musim ini.
Pada laga itu, kedua kesebelasan turun tampil dengan komposisi terbaiknya. Di kubu PSM, Marc Anthony Klok, Willem Jan Pluim, Ferdinand Alfred Sinaga menjadi penggedor di lini depan.
Sementara itu, di kubu tim tamu, Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, dan Sylvano Comvalius memang dipasang menjadi tumpuan utama. Sementara, Fadil Sausu--yang selama ini menjadi key player di lini tengah--berangkat dari bangku cadangan. Sebagai gantinya, Widodo memasang I Gede Sukadana untuk menemani Nick van der Velden dan M. Taufiq sebagai penyuplai bola.
ADVERTISEMENT
Di awal babak pertama, PSM langsung tampil menekan. Kebiasaan Klok dan Pluim yang kerap memamerkan skill individunya membuat barisan belakang Bali United yang digawangi Ahn Byung Keon dan Agus Nova kelimpugan. Namun, alih-alih memberikan suplai bola kepada Ferdinand yang kerap longgar dari penjagaan, kedua penggawa asal Belanda itu malah bergantian mencoba peruntungan dari luar kotak penalti.
Longgarnya barisan belakang Bali United benar-benar dimanfaatkan oleh para pemain PSM, beberapa kali percobaan tembakan dari luar kotak penalti dari Rizky Pelu, Klok, Pluim, M. Rahmat hingga Hamka Hamzah membuat penjaga gawang Wawan Hendrawan tampak sibuk malam itu melakukan penyelamatan. Tercatat, tujuh peluang emas berhasil digagalkan oleh Wawan.
Variasi serangan yang dilancarkan PSM tak hanya dari lini tengah, Ferdinand yang bermain lebih sisi kanan dan dibantu Zulkifly Syukur memberikan tekanan yang membuat Ricky Fajrin berada dalam kondisi sulit. Sementara, Dias Angga Putra yang berada di sisi sebaliknya, dipaksa mengiringi kecepatan Rahmat yang kerap menusuk dari sisi sayap.
ADVERTISEMENT
Terus menerus ditekan, membuat para penggedor Bali United--terutama Comvalius--harus turun jauh ke daerah sendiri untuk menjemput bola karena Taufiq dan Sukadana terpaksa bermain lebih ke belakang membantu daerah pertahanan. Imbasnya, van der Velden dipaksa bekerja sendirian sebagai pendistribusi bola. Hasilnya pun sudah bisa ditebak; Velden tak berkutik.
Di antara minimnya peluang yang didapatkan Bali United, satu serangan balik berhasil dilancarkan oleh Bali United melalui Lilipaly yang merangsek dari sisi kanan pertahan. Alih-alih memberikan bola kepada Comvalius yang berdiri bebas, pemain Tim Nasional Indonesia ini malah melakukan tembakan spekulasi, alhasil peluang terbuang sia-sia.
Gagalnya Lilipaly mencetak gol membuat Comvalius naik pitam. Pemain berpaspor Belanda itu lantas menghampiri Lilipaly dan melakukan protes sambil mendorong dada rekan satu timnya itu. Lilipaly pun merespons dengan memukul kepala Comvalius dan seketika itu juga Bachdim bersama Taufiq mencoba melerai kedua rekannya. Beruntung bagi keduanya, wasit Murzabekov Eldos asal Kirgistan hanya memberikan peringatan tanpa memberikan kartu kuning terhadap keduanya.
ADVERTISEMENT
Analisis: Bagaimana Bali United Menjadi Mimpi Buruk untuk PSM (1)
zoom-in-whitePerbesar
Memasuki babak kedua, Widodo mengganti strategi dengan menggeser Bachdim bermain lebih ke tengah untuk membantu Velden menyuplai bola kepada Lilipaly dan Comvalius. Sementara Taufiq dan Sukadana menjadi tembok pelapis bagi Ahn Byung dan Agus di lini belakang.
Keadaan pun tak banyak berubah, skema percobaan tembakan dari luar kotak penalti masih menjadi andalan PSM guna mendulang gol. Setidaknya itu terjadi sepanjang 20 menit babak kedua berjalan. Namun, Widodo tak habis akal, Fadhil Sausu dan Hasyim Kipuw masuk menggantikan Sukadana dan Dias Angga. Buah pergantian pemain memang tak berjalan instan, tetapi perlahan pekerjaan berat Velden menjadi ringan semenjak masuknya Fadhil.
Pun demikian dengan masuknya Kipuw, perannya mampu membuat Rahmat kewalahan karena tusukan pemain didikan akademi PSM ini selalu berhasil dimentahkan dan sisi kanan pertahan sukses ditambal oleh Kipuw. Sadar serangan dari sisi kiri terbaca, PSM pun segera merespons dengan memasukkan Titus Bonai dan menarik keluar Zulham.
ADVERTISEMENT
Memasuki 10 menit akhir jelang bubaran aliran serangan PSM beralih ke sisi kanan. Di titik ini, Ricky Fajrin diemban tugas untuk bermain lebih ke dalam sehingga pergerakan Titus Bonai yang kerap menusuk dari kanan ke dalam berhasil dimentahkan.
Saat pertandingan sepertinya akan berakhir dengan skor imbang, satu skema serangan balik berbuah manis. Berawal dari tusukan Titus Bonai yang berganti posisi dengan M. Rahmat, bola berhasil direbut oleh Kipuw dan disodorkan langsung kepada Comvalius.
Hamka Hamzah dan Steven Paulle yang sudah terlanjur naik membatu penyerangan dipaksa balik badan mengamankan daerah pertahanan.
Sementara itu, Comvalius yang tak terjaga malakukan solo run hingga sisi kanan di luar kotak penalti PSM. Rivky yang tinggal sendirian melakukan perjudian dengan membiarkan gawang yang dijaganya menganga.
ADVERTISEMENT
Saat itu juga Comvalius memberikan umpan kepada Lilipaly yang sudah tak terjaga, bola kiriman dari Comvalius pun berhasil disontek oleh Lilipaly tanpa satu pemain pun yang menjaganya.
Satu gol pun cukup mengantar Bali United ke posisi puncak klasemen dengan mengantongi 65 poin dan memberikan jarak dua angka dengan pesaing terdekatnya Bhayangkara FC.
Analisis: Bagaimana Bali United Menjadi Mimpi Buruk untuk PSM (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sementara PSM, di sisi lain, harus puas berada di peringkat ketiga dengan raihan 62 poin. Misi menggeser Bhayangkara yang semula memegang pucuk klasemen gagal direalisasikan PSM.
----
Dok Foto: PT Liga Indonesia Baru.