Peran Perusahaan Startup pada Keberlangsungan Lingkungan Hidup, Perlukah?

Alden Christopher
an undergraduate student at Parahyangan Catholic University.
Konten dari Pengguna
14 Januari 2022 15:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alden Christopher tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source : <a href='https://www.freepik.com/photos/people'>People photo created by freepik - www.freepik.com</a>
zoom-in-whitePerbesar
Source : <a href='https://www.freepik.com/photos/people'>People photo created by freepik - www.freepik.com</a>
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada zaman yang sudah canggih ini, perkembangan teknologi telah semakin maju. Perkembangan teknologi pada alat-alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat kita hindari. Kemajuan teknologi yang ada telah membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik, tetapi sebagian besar teknologi tersebut malah membuat pencemaran pada lingkungan. Salah satu pencemaran lingkungan yang dapat kita rasakan saat ini adalah pencemaran udara.
ADVERTISEMENT
Penggunaan alat-alat yang menghasilkan karbon dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan pemanasan global. Perubahan iklim dan cuaca yang terjadi sekarang merupakan salah satu dari dampak pemanasan global yang terjadi. Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap lingkungan hidup masih sangat kurang. Namun, apa yang akan terjadi apabila tidak ada usaha dalam mengurangi pencemaran lingkungan yang terjadi?
Salah satu cara untuk mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan hidup adalah melalui perusahaan startup. Saat ini, hampir sebagian besar masyarakat menggunakan aplikasi dari berbagai perusahaan startup yang ada di Indonesia. Dengan hadirnya berbagai aplikasi besutan perusahaan startup tersebut, masyarakat banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru. Perusahaan startup harus berpartisipasi aktif dalam mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan saat ini masih rendah, hal ini terbukti dengan penggunaan alat ataupun barang yang tidak ramah lingkungan. Saat kondisi pandemi seperti ini, masyarakat banyak menggunakan alat-alat yang menghasilkan karbon, seperti televisi, AC, kulkas, dan laptop. Keadaan pandemi yang memaksa masyarakat untuk banyak beraktivitas di dalam rumah membuat penggunaan alat-alat tersebut semakin meningkat. Dikutip dari detik.com, penggunaan listrik di sektor rumah tangga meningkat hingga mencapai 12,42%. Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat telah banyak menghabiskan waktunya di rumah selama pandemi Covid-19.
Mungkin saat ini dapat kita rasakan bahwa peningkatan suhu bumi semakin terasa. Hal tersebut diakibatkan oleh pemanasan global yang terjadi. Aktivitas manusia yang menghasilkan karbon semakin banyak namun belum ada kesadaran konkrit untuk peduli terhadap masalah tersebut. Untuk mencegah pemanasan global, dibutuhkan kesadaran dari masyarakat terhadap hal tersebut. Tetapi, masyarakat tentu membutuhkan motivasi untuk peduli terhadap lingkungan. Perusahaan startup sebagai pelopor kemajuan teknologi di Indonesia dapat ikut mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, perusahaan startup harus ikut berpartisipasi dalam mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Kenapa? Karena salah satu prinsip dalam berjalannya suatu bisnis adalah tanggung jawab sosial. Hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari tujuan perusahaan karena dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan ke depannya. Perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial dengan baik, akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan produktivitas perusahaan akan semakin bertambah. Mengajak masyarakat untuk dapat peduli terhadap lingkungan menurut penulis merupakan salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Sebagai contoh, salah satu perusahaan startup yang ada di Indonesia, yaitu Gojek telah berkontribusi dalam mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan. Gojek memiliki fitur GoGreener Carbon Offset, yaitu sebuah fitur pada aplikasi tersebut yang mengajak konsumennya ikut peduli terhadap lingkungan. Fitur tersebut berisi penghitungan jejak karbon yang dipakai oleh konsumen dan mengkonversi hasil penghitungan tersebut ke jumlah pohon yang dibutuhkan, serta dapat memonitor status kesehatan pohon yang dapat diakses secara fleksibel. Fitur yang diluncurkan pada tahun 2019 ini telah mendapatkan perhatian masyarakat, terbukti dengan tercapainya target penanaman pohon kurang dari tiga bulan sejak fitur ini diluncurkan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih rendah, penting bagi perusahaan startup dapat ikut berpartisipasi dalam mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat menjalankan tanggung jawab sosialnya dengan baik, sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan bisnis serta lingkungan hidup dan dapat meningkatkan produktivitas karena bertambahnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. Karena itu, perusahaan startup sebagai cerminan dari perusahaan masa kini tidak perlu ragu untuk membuat fitur ataupun produk kepedulian terhadap lingkungan. Apabila hal tersebut dapat diwujudkan, maka kelestarian lingkungan dan keberlangsungan bisnis akan berjalan beriringan menuju kemajuan.
Sumber referensi
Meilisa, H. (2020) Pandemi COVID-19, Penggunaan Listrik di Sektor Rumah Tangga Naik 12,42%. Diakses pada 14 Januari 2022. https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5130898/pandemi-covid-19-penggunaan-listrik-di-sektor-rumah-tangga-naik-1242
ADVERTISEMENT
Manggalani, RR. (2021) Ajak Peduli Lingkungan, Gojek Perbarui Fitur GoGreener Carbon Offset. Diakses pada 14 Januari 2022. https://www.suara.com/otomotif/2021/02/04/235052/ajak-peduli-lingkungan-gojek-perbarui-fitur-gogreener-carbon-offset