Menilik Peran Ganja dalam Peradaban Manusia

Aldi Rizki mahendra
Pegiat literasi @kembul.id Organisatoris
Konten dari Pengguna
10 Maret 2021 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aldi Rizki mahendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi daun ganja. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi daun ganja. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Menilik Peran Ganja Dalam Peradaban Manusia
Siapa yang tidak mengenal tanaman ganja? sedikit banyaknya kita sudah familiar dengan tanaman ini. Mariyuana atau ganja merupakan obat-obatan herba yang terdiri dari bagian seperti daun, bunga, dan tunas tanaman Cannabis Sativa. Tanaman yang selalu dipandang negatif karena efek dari penyalahgunaannya sebagai sarana mabuk-mabukan memang sangat meresahkan dikalangan masyarakat. Disebabkan juga karena efek samping bagi pengguna ganja seperti dapat mengganggu kesehatan paru-paru, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, sistem peredaran darah, kehamilan dan menyusui, otak, dan kesehatan mental jika digunakan secara terus-menerus dalam periode yang panjang.
ADVERTISEMENT
Disebabkan begitu banyak efek samping itulah maka pemerintah akan menjerat siapa pun yang melakukan kegiatan dalam penyalahgunaan ganja yang tertuang dalam badan hukum Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, ganja termasuk dalam narkotika golongan 1 yang jika ditanam, dipelihara, dimiliki, atau disimpan dapat dikenai sanksi pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda paling banyak 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
Namun bukan hal yang mudah membahas tentang sesuatu hal yang di mana publik telah mempunyai “pre-conceived ideas” atau “pra-konsep” tentang sesuatu itu; apalagi “prasangka” itu bersifat negatif atau “misunderstood”. Oleh sebab itu untuk membahas ganja dalam suasana prasangka negatif ini sangat sulit, maka membahas ganja secara objektif sangat diperlukan untuk menemui sebuah titik terang mengenai pemahaman terhadap ganja secara real.
ADVERTISEMENT
Pandangan Umum Mengenai Ganja Saat Ini
Sebuah pandangan umum yang menyudutkan ganja sebagai tanaman yang lebih banyak mudaratnya dibandingkan dengan manfaatnya sepertinya perlu kita telaah kembali dengan melihat berbagai aspek seperti medis, industri, spiritual dan historis peradaban manusia. Kita sudah sepakat bahwa segala sesuatu mempunyai sisi gelap dan terang, tergantung dari bagaimana cara kita memandang sesuatu itu dan menggunakannya untuk apa, Tuhan tidak menciptakan sesuatu hal secara sia-sia dan merupakan tugas kita sebagai manusia yang diberi akal dan pengetahuan yang ditunjang oleh upaya kita mempelajari secara mendalam mengenai sesuatu hal itu.
Seperti dua belah mata pisau seperti itu jugalah kita memandang ganja, sehingga pandangan diskriminatif terhadap tanaman ini bisa kita mulai evaluasi agar kita semua bisa juga mendapatkan manfaat dari tanaman ini. Saya sebagai penulis bukan bertujuan untuk mengajak para pembaca melakukan pembenaran terhadap penyalahgunaan ganja melainkan berupaya untuk pembaca bisa melihat ganja secara objektif dan menitikberatkan pada proses “pembenaran penggunaan ganja” seperti dalam dunia pengobatan, industri, spiritualis dan aspek lainnya.
ADVERTISEMENT
Sejarah Ganja Pada Peradaban Cina yang Melahirkan Kertas Pertama
Dalam buku Hikayat Pohon ganja (2019:25) banyak sumber sejarah resmi yang menyebutkan bahwa pada abad ke II Masehi di mana kertas pertama dibuat di Cina Oleh Cai Lun, tepatnya 105 M. Saat itu kertas dibuat dari bambu atau tablet kayu sehingga sangat berat untuk dibawa. Sebuah catatan menyebutkan bahwa filsuf Mengzi (mencius) harus membawa sampai tiga gerobak penuh buku dalam perjalannya, sementara Kaisar Shi Huang Di harus membolak-balik sampai 54 kg buku dari lempeng bambu untuk melakukan administrasi.
Seorang pejabat istana yang bernama Cai Lun adalah orang pertama yang mendapat akal untuk membuat alternatif media tulisan dari serat. Cai Lun kemudian mendapat ide mencampur bubur dari serat-serat batang ganja dan serta batang murbei. Setelah diendapkan serat-serat tadi tercampur dan membuat jalinan yang saling meningkat dengan sendirinya. Setelah mengeras, campuran itu menjadi bentuk kertas pertama yang dapat ditulis, tipis, dan ringan.
ADVERTISEMENT
Benang dan kain tenun pertama
Menurut The Columbia History of the world terbitan tahun 1981, kain tenun paling awal yang pernah ditemukan manusia dibuat dari serat batang ganja dan berumur sekitar delapan ribu tahun (dibuat sekitar 6000 SM). Dalam literatur dari zaman cina kuno dalam kitab-kitab seperti Rh-Ya (500 SM), Shih-Cing (1000-700 SM), Li Chi (100SM) dan Chou Li (200 SM), disebutkan tanaman ganja adalah sumber utama serat bagi rakyat Cina. Pada zaman itu , rakyat Cina dianjurkan atau mungkin juga diperintahkan oleh Kaisar untuk menanam ganja agar dapat membuat pakaian sendiri.
Ganja dan Spritualitas India
Dikutip dalam buku Hikayat Pohon Ganja (2019:40). Dalam agama Hindu, ibadah harian sore biasanya diiringi dengan menghisap ganja yang dilakukan oleh semua orang yang hadir. Dalam beberapa ritual lainnya agama Hindu juga mengharuskan penganutnya melemparkan batang ganja ke api agar asapnya dapat mengusir musuh dan kekuatan jahat.
ADVERTISEMENT
Dalam kitab Weda sendiri menyebut ganja sebagai “sumber kebahagiaan”,”pemberi kesenangan”, dan “pembebas”.menurut teks Rajawalabha, Dewa mengirimkan tanaman ganja sebagai bentuk kasihnya keapada manusia agar manusia mendapatkan kesenangan, menghilangkan rasa takut, dan memiliki gairah seksual. Di India, setiap daerah memiliki Dewa-dewa sendiri, dan ganja akan diberikan kepada Dewa yang diutamakan. Di Madras (sekarang Chennai), Dewa cinta, yaitu Dewa Kama, dan juga Dewa Kali serta Dewa Siwa diberikan persembahan tanaman ganja.
Ganja dan Pengobatan di Mesir
Penelitian dari berbagai ilmuwan seperti, Lise Mannicche, Paul Ghailioungi, Gerad Charpentier, Hildergard von Deines, Herman Grapow, Raymond faulker, da Warren royal menyebutkan pada masa Mesir Kuno, ganja telah banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Dalam pemakaiannya sebagai obat dilakukan dalam berbagai cara, seperti dimakan, dimasukkan ke dalam dubur wanita maupun dalam kemaluan wanita, bahkan dengan dibakar dan dihisap asapnya. Ganja juga digunakan dengan dimakan sebagai pengobatan kepada ibu dan anak untuk pengobatan mata , ramuan pada perban luka, dan pengobatan pada vagina.
ADVERTISEMENT
Peran Ganja Dalam Bidang Medis
Tidak banyak yang tahu, begitu banyak jenis penyakit yang bisa disembuhkan oleh tanaman ganja yang seharusnya bisa menjadi sebuah peluang besar dalam dunia pengobatan kita saat ini. Setidaknya ada sekitar puluhan jenis penyakit yang penawarnya bisa didapatkan dari tanaman ganja seperti, penyakit alzeimer, amyotrophic lateral Sclerosis, fibromyalgia, glaukoma, gangguan saluran penernaan, HIV/AIDS, masalah buang air, radang sendi, asma, depresi, insomnia, antibiotik dan berbagai jenis penyakit lainnnya.
Bagaimana Seharusnya Negara Bersikap
Saat ini tren globalisasi modernisasi kebijakan ganja membuat negara harus segera mengambil sikap. Bukan hanya sekadar mengedukasi masyarakat atau meneliti saja, tapi harus mengambil sikap apakah harus tunduk menjadi pengimpor produk ganja atau mulai memproduksinya dalam negeri sebagi komoditas ekspor atau penggunaan lokal. Inggris, Belanda, Australia, dan Israel telah memiliki produk obat-obatan dari ganja yang telah siap dipasarkan secara global. Prancis, Thailand, dan China sudah punya produk serat yang telah siap dipasarkan. Bahkan negara tetangga kita seperti Malaysia sudah menyatakan siap untuk memulai riset ganja untuk pengobatan. Lalu apakah kita terlambat?, tentu masih ada peluang untuk melahirkan sebuah produk yang siap menjadi penopang kehidupan dan devisa negara. Namun tentu dalam pengolahannya harus dikelola secara ketat sehingga dapat meminimalisir penyalahgunaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT