Terjebak Seru di Whatsapp Group

Konten dari Pengguna
7 Januari 2017 12:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari aldie syaf bhuwana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saya tidak tahu, apakah masih ada orang milenial yang tidak punya group Whatsapp di ponsel pintarnya. Beberapa yang saya kenal bahkan punya group Whatsapp lebih dari satu. Macam-macam groupnya, bisa keluarga, kantor, alumni sekolah, RT, Pengajian, Pecinta Motor dsb. Dan tentu saja saya juga punya beberapa group Whatsapp di ponsel saya.
ADVERTISEMENT
Ada satu group Whatsapp di ponsel saya yang membuat saya serasa terjebak seru di dalamnya. Ini adalah satu-satunya group religius yang anggotanya bapak-bapak. Di group ini saya termasuk pendiam karena hanya posting ucapan duka jika ada informasi meninggalnya seseorang. Selebihnya saya hanya menjadi pembaca.
Banyak postingan di group ini yang menambah pengetahuan agama saya. Yang kayak gini, tentu banyak manfaatnya buat saya. Asli. Tapi ada juga postingan yang selalu bikin saya ngelus dada. Utamanya postingan asal share menyoal politik indonesia. Saking semangat untuk secepatnya share dari group lain, beberapa melupakan tabayyun, bahkan sekedar tabayyun digital; mencari kebenaran informasinya atau mencari referensi beritanya di internet.
Ikon aplikasi WhatsApp. (Foto: Arivera via Pixabay)
Kadang pikiran nakal saya bicara, ini seperti ingin merubah Indonesia dari sebuah group Whatsapp. Saya meletakkan akal sehat saya yang selama ini berpikir bahwa Indonesia dibangun dengan perjuangan, darah, keberanian, senjata dan tentu saja doa semua orang. Di jaman ini, mereka ingin berjuang membangun Indonesia dengan 'jempol' yang lincah ke sana-ke mari share berita basi, prasangka dan kalimat-kalimat provokasi, tudingan-tudingan arogansi.
ADVERTISEMENT
Mungkin ada yang menuduh saya pro dengan pemerintahan sekarang, atau menganggap saya orang sekuler. Monggo. Toh percuma saya melawan kekuatan tuduhan di dunia maya yang tak terbendung. Saya masih orang biasa saja yang seperti juga warga Indonesia ini; resah kalau harga-harga naik, gelisah kalau kejahatan semakin membabi-buta, dan sebagainya. Saya hanya memberi tempat lebih luas di hati saya untuk memberi kesimbangan pada setiap informasi yang saya dapatkan.
Kembali ke group Whatsapp saya tadi. Beberapa kali saya sempat berpikir untuk leave group karena postingan-postingan yang mengganggu pikiran saya itu, tapi urung. Saya melihat group ini sebagai sarana untuk sotoy memahami cara berpikir anggotanya. Karena bagaimanapun juga ini seru he-he-he....
ADVERTISEMENT