Terkenal Introvert Akut sejak Pandemi, Pelajar Asal Pati ini Menuai Beasiswa

Alditta Khoirun Nisa
Mahasiswa Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2020 20:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alditta Khoirun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ayu (14) sedang mengikuti Virtual Gathering Gerakan Tunas Bangsa
zoom-in-whitePerbesar
Ayu (14) sedang mengikuti Virtual Gathering Gerakan Tunas Bangsa
ADVERTISEMENT
Terkenal introvert akut, siapa sangka belajar daring di era pandemi menjadi waktu yang cocok untuk memperkaya cakrawala prestasi bagi Ayu. Padahal sebagian warganet sudah cukup bosan dengan kondisi belajar daring yang semakin lama bertengger di rumah saja. Namun hal tersebut tidak dialami oleh Ayu.
ADVERTISEMENT
Dara yang memiliki nama lengkap Dyah Ayu Setianingrum mendapat kesempatan lolos sebagai mentee yang berhak menerima beasiswa dari Gerakan Tunas bangsa. Gerakan ini memiliki fokus mentoring yang dilakukan oleh mentor kepada mentee, pelajar SMP kelas IX atau SMA Kelas X-XII yang terpilih dari wilayah Kudus dan sekitarnya. Banyak para pelajar baik dari Kota Kudus hingga Pati, Demak, Jepara dan sekitarnya memperebutkan posisinya agar memperoleh mentoring pengembangan diri dari Gerakan Tunas Bangsa.
Ayu (14) mengaku tidak percaya bahwa dirinya berhasil, karena sejatinya memiliki kepribadian yang dikenal kalangannya cukup introvert, bahkan semakin menyendiri selama belajar daring di masa pandemi.
“Rasanya senang dan bersyukur, karena sebenarnya sempat insecure dengan kepribadian saya. Benar-benar sudah pasrah dengan hasilnya nanti bagaimana. Tapi waktu pengumuman, ternyata diterima. Mungkin ini memang kesempatan saya untuk memperbaiki diri dan mulai menapaki jalan yang baru,” ungkap Ayu, siswi kelas X SMAN 1 Kayen, Pati.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, perjuangan Ayu mendaftar beasiswa ini tidaklah mudah. Tinggal di kaki Pegunungan Kendeng menyebabkan sulitnya memperoleh sinyal yang lancar saat sekolah online dan mendaftar beasiswa. Di sinilah kegigihan Ayu diuji, dengan sinyal yang sering kalang kabut dan meredup ketika cuaca hujan menerpa serta mata yang mulai mudah lelah akibat menatap layar monitor cukup lama.
Ayu terpaksa menunggu beberapa waktu untuk menanti jaringan internet kembali normal. Remaja yang berkediaman di Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah ini menegaskan pula bahwa dirinya juga berkorban kuota yang tidak sedikit. Meskipun sudah menerima subsidi kuota internet gratis dari pemerintah, namun karena platform pembelajaran yang secara tiba-tiba mengalami gangguan sehingga perlu beberapa kali memeriksa platform yang disediakan sekolah.
ADVERTISEMENT
“Saya dengan sabar menanti normalnya sinyal dan sistem aplikasi belajar dari sekolah. Walaupun kadang karena terlalu lama nunggu sampai dianggap tidak hadir oleh guru sebab melebihi durasi waktu mengisi presensi, saya melapor ke pihak sekolah mengenai hal itu,” tutur Ayu yang usai ditemui selepas Virtual Gathering Gerakan Tunas Bangsa.
Rupanya dengan segala hambatan yang dialami Ayu, tidak menyurutkan tekadnya untuk mencoba pengalaman baru dengan mendaftar sebagai mentee di Gerakan Tunas Bangsa. Masa pandemi yang berkepanjangan ini mampu dimanfaatkan Ayu untuk mengembangkan kemampuan diri menjadi lebih baik dengan kepribadian introver yang dimilikinya.
“Saya ingin menjadi bagian dari generasi yang unggul, menata masa depan yang cerah, dan memenuhi kewajiban saya sebagai pelajar. Ke depannya menjadi lebih semangat berprestasi, mau seburuk apapun sinyalnya, saya ingin tetap produktif di era belajar daring ini,” jelas Ayu.
ADVERTISEMENT