Konten dari Pengguna
Mahasiswa PMM UMM Merangkul UMKM Kerupuk Simping Melalui Digitalisasi Marketing
13 Agustus 2025 11:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
Kiriman Pengguna
Mahasiswa PMM UMM Merangkul UMKM Kerupuk Simping Melalui Digitalisasi Marketing
Desa Socah memiliki potensi besar lewat kerupuk simping Dusun Kauman. Melalui pelatihan digitalisasi PMM UMM, diharapkan UMKM mendapat dukungan berkelanjutan untuk bersaing hingga pasar kota besar.Aldy Febriansyah
Tulisan dari Aldy Febriansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan


ADVERTISEMENT
Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, desa-desa di Indonesia menghadapi tantangan sekaligus peluang untuk mengembangkan potensi ekonominya. Desa Socah, yang terletak di Kabupaten Bangkalan, Madura, memiliki berbagai produk unggulan yang potensial, mulai dari makanan khas, hingga kerajinan tangan. Desa yang terdapat 7 Dusun ini memiliki potensi menjadi desa dengan mempunyai identitas unik dengan adanya salah satu makanan khas yaitu Kerupuk dengan berbahan dasar kerang simping yang terkenal diproduksi di Dusun Kauman. Namun, tanpa strategi pemasaran yang tepat, potensi tersebut sering kali kurang terekspos dan sulit menembus pasar yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Di era seperti saat ini, Manusia dituntut dengan kemampuannya terhadap pengoperasian Teknologi yang dikenal dengan era digitalisasi. Digitalisasi yaitu proses mengubah informasi dari bentuk analog atau manual ke bentuk digital yang salah satunya yaitu dalam sektor pengembangan ekonomi khususnya pada pelaku UMKM. Digitalisasi pemasaran menjadi pilar penting untuk membangkitkan perekonomian UMKM Dusun Kauman Socah. Digitalisasi pemasaran memberikan peluang besar bagi pelaku usaha di Dusun Kauman Socah untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan marketplace seperti Shopee atau Tokopedia, produk lokal dapat dipasarkan tanpa batas geografis. Misalnya, pelaku usaha Kerupuk Simping khas Socah tidak hanya bisa menjual ke konsumen di Bangkalan, tetapi juga ke Surabaya, Jakarta, bahkan luar negeri sehingga memberikan peluang menjadi identitas makanan khas dan mengenalkan eksistensi dari Desa Socah itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Hal yang menjadi permasalahan yaitu pelaku usaha kerupuk simping di Dusun Kauman Socah merupakan generasi yang kurang akrab dengan teknologi, khususnya dalam penggunaan media sosial. Kondisi ini membuat mereka kesulitan memasarkan produk secara lebih luas, padahal kerupuk simping memiliki cita rasa khas dan potensi pasar yang menjanjikan. Minimnya kemampuan mengelola pemasaran digital menyebabkan penjualan hanya bergantung pada pembeli lokal atau jaringan pemasaran konvensional, yang tentu membatasi jangkauan dan pendapatan. Padahal, dengan strategi pemasaran melalui media sosial, produk kerupuk simping bisa dikenal hingga ke luar daerah, bahkan pasar nasional.
Pada Tanggal 10 Agustus 2025, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dalam melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) melakukan pemberdayaan terhadap pelaku usaha kerupuk simping Dusun Kauman Socah. Mahasiswa PMM Kelompok Desa Socah memberikan Sosialisasi tentang pentingnya peran teknologi, media sosial, dan digitalisasi marketing dalam pengembangan usaha di era seperti saat ini. Kegiatan ini bukan sekadar penyampaian informasi bersifat teoritis, melainkan adanya berbagi pengalaman dengan mendatangkan pemateri yang merupakan pelaku UMKM muda, seorang mahasiswi Universitas Pembangunan Veteran Jawa Timur yang memiliki usaha cukup dikenal banyak orang dengan bermodalkan awal menggunakan media sosial sebagai media pemasaran.
ADVERTISEMENT
Antusias pelaku usaha kerupuk simping Dusun Kauman Socah cukup baik dengan semangat menggali informasi mengenai bagaimana strategi dan Langkah awal dalam mengenal juga mengoperasikan media sosial sebagai media pemasaran. Dalam forum itu, pemateri memberikan saran supaya mendalami salah satu media sosial yang dianggap mudah dalam pengoperasian dan memiliki jangkauan yang luas supaya diketahui banyak orang yaitu dengan aplikasi WhatsApp dan TikTok. Melalui aplikasi WhatsApp, pelaku usaha dapat mulai promosi ketersediaan produk penjualan kepada seluruh kontaknya dan mencantumkan nomor WhatsApp nya pada kemasan prroduk supaya akses pembeli lebih dipermudah. Beda dengan WhatsApp, aplikasi TikTok menjadi aplikasi sebagai media pemasaran dengan skala yang lebih besar. Pemateri menyarankan membuat konten sederhana mulai dari pengelolahan bahan-bahan, proses pembuatan, tahap packaging, bahkan memperlihatkan testimoni pembeli sehingga meyakinkan calon konsumen lainnya dalam membeli produk.
ADVERTISEMENT
Dalam forum tersebut, pelaku usaha kerupuk simping Dusun Kauman Socah juga menyampaikan bahwa kendala besarnya Adalah mereka merupakan generasi yang kurang melek teknologi sehingga membutuhkan pelatihan yang bersifat keberlanjutan dari generasi muda dan pemerintah desa. Mereka juga menyampaikan bahwa generasi muda di Dusun Kauman Socah rata-rata merupakan Mahasiswa dan berprofesi pelaut sehingga atas kesibukannya kurang melirik potensi yang ada pada usaha kerupuk simping Dusun Kauman Socah. Begitu juga dengan pemerintah desa yang sekadar memberikan bantuan berupa modal baik itu berwujud uang ataupun barang perlengkapan. Padahal mereka lebih membutuhkan pelatihan dan juga binaan yang keberlanjutan sehingga bisa bersaing dengan pelaku usaha di desa-desa lainnya atau bahkan di kota besar.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi Mahasiswa PMM UMM Kelompok Desa Socah, “Kemana Peran Pemerintah Desa selama ini?” Merujuk pada Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOT) Pemerintahan Desa, bahwa salah satu tugas dari pemerintah desa yaitu Pembinaan kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Melalui peraturan ini, Kepala Desa atau Pemerintah Desa seharusnya memberikan ruang dan juga wadah pengembangan terhadap pelaku UMKM salah satunya yaitu usaha kerupuk simping Dusun Kauman Socah.
ADVERTISEMENT
Mereka Adalah aset, peluang, dan juga potensi dalam pengembangan ekonomi di desa socah. Melalui keunikan dan cita rasa khas yang mampu bersaing dengan makanan khas diluar sana, hal ini menjadi alasan pentingnya pelatihan dan pendampingan dari generasi muda, khususnya mahasiswa dan pemerintah desa, agar pelaku usaha mampu memanfaatkan teknologi sebagai jembatan untuk meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan menjaga keberlangsungan usaha di tengah persaingan yang semakin ketat.
Kegiatan PMM oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang di Desa Socah menjadi langkah awal yang penting untuk mengangkat potensi UMKM di setiap dusun, termasuk kerupuk simping khas Dusun Kauman. Melalui kegiatan ini, terlihat jelas bahwa pembentukan kelompok UMKM secara sah oleh pemerintah desa sangat dibutuhkan agar pengembangan usaha memiliki wadah resmi dan arah yang jelas. Dengan adanya kelompok UMKM di setiap dusun, kolaborasi antara pelaku usaha, pemuda, dan pihak desa dapat terjalin lebih solid. Keterlibatan generasi muda menjadi kunci dalam memberikan pelatihan digitalisasi pemasaran secara berkelanjutan, sehingga produk seperti kerupuk simping tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga mampu bersaing di pasar kota-kota besar. Keunikan rasa dan identitas produk lokal ini bisa menjadi daya tarik tersendiri jika dikemas dan dipromosikan dengan strategi modern. Harapannya, melalui sinergi ini, makanan khas Desa Socah dapat berkembang menjadi kebanggaan daerah dan penopang ekonomi Masyarakat.
ADVERTISEMENT

