Melihat Kinerja Mourinho Sebagai Pelatih Pengganti

Alexander Arie
Mahasiswa pascasarjana yang nyambi mengasuh anak di rumah saja
Konten dari Pengguna
11 Januari 2020 11:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Arie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jose Mourinho Bersama Spurs (Evening Standard)
zoom-in-whitePerbesar
Jose Mourinho Bersama Spurs (Evening Standard)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika Jose Mourinho mengambil alih Tottenham Hotspur pada 2019 silam, banyak yang mempertanyakan keputusan itu. Salah satunya adalah karena selama ini Mourinho lebih dikenal sebagai pelatih tim elit yang direkrut sejak awal musim. Chelsea, Inter, Real Madrid, hingga Manchester United adalah buktinya.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, banyak yang lupa bahwa Mourinho naik kelas menjadi seorang pelatih kepala itu justru di tengah periode berjalan. Ketika itu, pada tahun 2000, Mourinho naik jabatan di Benfica, salah satu klub besar Spanyol.
Berawal dari penjualan Joao Pinto ke Sporting Lisbon, pelatih Benfica saat itu Jupp Heynckes langsung menjadi sosok tidak populer di mata fans. Pasca kemenangan 2-1 atas Estrela Amadora pada 17 September 2000, Benfica dan Heynckes mengumumkan penyelesaian hubungan kerja.
Mourinho kala itu hanya memainkan 10 laga, 9 diantaranya di liga dengan 1 lagi di Piala UEFA. Debut Mou sendiri berakhir kekalahan 1-0 dari Boavista. Kemenangan diraih Mou pertama kali atas Belenenses pada 15 Oktober 2000, nyaris sebulan sejak debut.
ADVERTISEMENT
Total, dalam 10 laga, Mourinho membukukan 5 kemenangan, 3 imbang, dan 2 kekalahan. Mou sendiri cabut bukan karena pemecatan akibat prestasi. Terpilihnya Manuel Vilarinho sebagai Presiden Benfica menjadi penyebab. Vilarinho rupanya punya preferensi sendiri. Ketidakcocokan itu kemudian membuat Mou memilih mundur, sesuatu yang kemudian disesalinya di kemudian hari.
Demikian pula dengan Porto. Mou masuk sebagai pelatih pengganti dengan menggantikan Octavio Machado pada 23 Januari 2002. Kala itu, Mourinho sedang menjalani musim yang menyenangkan bersama tim kecil Uniao Leiria. Walhasil, tidak sampai semusim di Leiria, dia diangkut ke ibukota.
Mou datang saat Porto sedang hancur-hancuran. Walau begitu, Mou bisa langsung tancap gas. Dalam 12 laga perdananya, Mou memperoleh kemenangan atas Maritimo, Varzim, Benfica, Vitoria Setubal, dan Salgueiros di liga. Kalah dua kali dari Real Madrid di babak grup Liga Champions. Serta semapt pula menang dari Panathinaikos di ajang yang sama.
ADVERTISEMENT
Total jenderal dari 12 laga, Mou bikin 6 kemenangan, 1 imbang, dan 5 kekalahan. Ya, walau memang kekalahan itu 3 diataranya diperoleh di Eropa.
Nah, di Spurs, sejauh ini Mou memulai dengan 3 kemenangan, meski kemudian tersendat. Mirip denan di Porto, secara umum dia sudah mendapatkan 6 kemenangan. Bedanya di Spurs dapat 2 imbang dan 4 kekalahan.
Secara umum, sejarah membuktikan bahwa Mou memang tidak sempurna dalam laga-laga awal ketika menukangi tim di tengah musim. Akan tetapi, di Porto kita kemudian tahu bahwa dirinya membawa tim seperti Porto bisa meraih juara Liga Champions pada akhirnya.
Jadi, jangan dijustifikasi gagal dulu, yha. Masih panjang perjalanan.