Pembalasan Southampton: Tidak Kejam Tapi Bikin Sedih

Alexander Arie
Mahasiswa pascasarjana yang nyambi mengasuh anak di rumah saja
Konten dari Pengguna
12 Januari 2020 6:59 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Arie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kemenangan Southampton atas Leicester City (foto: Telegraph)
zoom-in-whitePerbesar
Kemenangan Southampton atas Leicester City (foto: Telegraph)
ADVERTISEMENT
Tanggal 25 Oktober 2019, ketika wasit Andre Marriner meniup peluit panjang, mungkin perasaan pemain Southampton campur aduk. Bagaimana tidak, laga berlangsung di kandang sendiri, Saint Mary Stadium, tapi hasilnya sungguh di luar dugaan.
ADVERTISEMENT
Ya, hari itu, The Saints takluk 0-9 di rumah sendiri dari Leicester City. Sebuah skor yang menjadi rekor di Inggris untuk kekalahan di kandang serta tentu saja kemenangan tandang.
Salah satunya adalah tentang nama Schmeichel. Peter Schmeichel menjadi kiper yang cleansheet dalam rekor kemenangan kandang terbesar, sedangkan Kasper Schmeichel menjadi kiper yang cleansheet dalam rekor kemenangan tandang terbesar.
Menariknya, kalah bersejarah, petinggi Southampton tidak buruk-buruk memecat pelatih Ralph Hassenhuttl. Mantan manajer RB Leipzig itu masih berada di bench Soton ketika bertandang ke Leicester. Dan hasilnya sungguh mengejutkan.
Sebuah pembalasan. Leicester takluk dari Southampton, di rumah sendiri. Kalah berarti jarak 1 poin ke Manchester City bisa segera dipangkas jika City kemudian menang dari Aston Villa dalam laga terakhir gameweek ini.
ADVERTISEMENT
Lantas apa yang berubah? Rasanya banyak, terutama untuk Soton. Leicester sendiri menggunakan formasi andalan tapi dengan sedikit perubahan. Deretan 4 bek dan kiper sama. Tapi ketidakhadiran Ndidi tampak memiliki pengaruh besar bagi The Foxes. Hamza Choudhury tampak keteteran mengawal lini tengah.
Di depan, Brendan Rodgers hanya mengganti Youri Tielemans dengan Dennis Praet, nama yang sempat bikin The Foxes unggul duluan di King Power Stadium. Satu yang pasti tidak ada sepakbola mudah seperti diperlihatkan Leicester beberapa bulan silam kala bikin rekor.
Adapun di pihak Soton perubahannya tidak terlalu banyak tapi signifikan. Kiper Angus Gunn diganti Alex McCarthy, Maya Yoshida diganti Jack Stephens. Ryan Bertrand dikembalikan ke bek kiri, bukan di depan seperti laga sebelumnya yang bikin dirinya kena kartu merah.
ADVERTISEMENT
Di lini tengah, muncul nama Stuart Armstrong, yang sekilas menggantikan Oriol Romeu. Shane Long yang sebelumnya cadangan, dimainkan duluan.
Tidak ada lagi possession 73%, jumlah shots 25 kali, maupun statistik tidak imbang lainnya. Bagaimanapun kemenangan 9-0 di Saint Mary itu sangat dipengaruhi oleh kartu merah yang diterima Ryan Bertrand.
Menariknya dalam laga di kandang Leicester, justru Southampton yang sangat dominan. Menurut Livescore, tim tamu bikin 10 shots on target serta 3 off target. Bandingkan dengan tim tuan rumah yang hanya bikin 5 tendangan ke gawang. Jadi, meskipun penguasaan bola masih 57-43 untuk tuan rumah tampak jelas bahwa Soton adalah penguasa serangan dalam laga ini.
Untungnya masih ada Kasper Schmeichel. Kiper Denmark ini kalau menurut statistik FPL sampai bikin 7 penyelamatan. Sudah dapat poin tambahan 2. Kalau tidak, bisa-bisa pembalasan Soton terjadi betulan.
ADVERTISEMENT
Schmeichel sampai mati-matian karena penampilan bek Leicester yang di bawah standar. Gol penentu dari Danny Ings nyata-nyata memperlihatkan itu. Mendapat serangan berupa umpan terobosan, Caglar Soyuncu yang belakangan dikenal tangguh justru tampak kagok. Bolanya bablas sehingga Ings bisa bikin gol penentu untuk kemudian memperoleh kartu kuning karena perayaan golnya.
Ings sendiri tampak semakin moncer untuk menjadi yang terbaik dari hari ke hari. Ketika dirinya bebas cedera, tampak jelas bahwa mantan striker Liverpool ini adalah pemain dengan kelas yang berbeda. Sekaligus, golnya dalam laga ini menjadi pembalasan manis dari skor memalukan beberapa bulan silam serta membantu Liverpool menjauhkan jarak dari Leicester.
Pastinya sekarang Leicester bersedih. Posisi 2 hampir pasti dikudeta oleh Manchester City setelah beberapa pekan mereka pegang. PR besar bagi Brendan Rodgers untuk membuktikan bahwa hasil paruh pertama yang dibukukan timnya bukanlah kebetulan belaka.
ADVERTISEMENT