Jangan Menyerah Ketika Tulisanmu Dibilang Sampah

Alfiyyah Nur Fadhilah
Anak kedua dari dua bersaudara, di Banyumas Jawa Tengah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto. Hobi menulis dan menggambar
Konten dari Pengguna
23 Juli 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfiyyah Nur Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menulis Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menulis Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam menulis sesuatu kita pasti merasa bahwa tulisan yang kita buat sudah bagus, entah itu dari segi bahasa, diksi, penokohan, alur, atau elemen yang ada di dalamnya, tapi tetap saja selera orang berbeda-beda ada yang suka dan tidak suka.
ADVERTISEMENT
Tulisan mu dibilang kaya sampah? Jangan menyerah! Hal itu sudah sangat biasa dalam dunia kepenulisan. Semua penulis pasti pernah mengalami yang namanya tidak puas dalam menulis atau membuat sebuah karya. Faktornya pun beragam bisa dari lingkungan internal atau juga eksternal.
Faktor internal, bisa jadi kamu terlalu banyak masalah sehingga kurang fokus dalam membuat sebuah ide tulisan, kalo faktor eksternal? hem, mungkin saja mood atau suasana sekitar kamu lagi jelek atau kurang diajak untuk kompromi. Kamu jangan takut kalau karya yang kamu tulis, kurang memuaskan atau dibilang jelek atau sampah sama orang lain, ada pepatah mengatakan “Kesempurnaan hanya milik Allah, selebihnya tidak ada yang sempurna”.
Apa lagi ketika kamu baru memulai, karyamu lewat platform membaca berbasis Android yang bernama Wattpad. Wattpad kerap kali menghadirkan cerita yang menarik dan sayang untuk dilewatkan. Terbukti, Wattpad telah diunduh oleh seratus juta pengguna di Play Store.
ADVERTISEMENT
Aku bergabung di Wattpad pada tahun 2019. Dan alasan awal Aku download Wattpad hanya untuk menghilangkan rasa bosan. Aku suka novel, tetapi aku susah untuk membeli novel. So, temen aku menyarankan untuk membaca Wattpad. Hampir 1 tahun lebih aku hanya menjadi pembaca setia. Lalu setelah itu pada tahun 2020 menjelang akhir tahun aku menjadi tertantang untuk menulis.
Saat pertama kali, menulis aku benar-benar buta akan masalah cara kepenulisan yang baik dan benar seperti hal nya tanda baca menurut PUEBI atau EYD dan lain sebagainya. Aku hanya menulis apa yang aku pikirkan dan aku bodoamat mau ada yang baca atau pun tidak. Lalu setelah beberapa chapter yang Aku publish di Wattpad ada satu orang pembaca setiaku. Dari cerita pertamaku itu tentang "Asmara di Secarik Surat" yang Aku buat di Wattpad. Aku masih terus berusaha menulis cerita yang lebih banyak lagi sampe sekarang. Aku sama sekali ngga berhenti belajar untuk menulis.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara belajarnya?
Aku belajar darimana saja. Dari novel yang aku baca, curhatan teman-teman, dari film dan lain sebagainya. Aku juga suka mengamati sekitar, apa pun yang aku lihat, dengar dan bisa memberi ide aku catat ke dalam otak. Contohnya, ada teman ku yang curhat masalah pacar nya yang suka marah-marah dan suka ngambek. Nah, dari hal kecil itu bisa menjadi ide untuk Aku membuat karakter tokoh dalam ceritaku. Contoh lain, ketika Aku melihat Mama ku suka menonton acara film India di Televisi. Dari hal itu bisa Aku tambahkan untuk menjadi salah satu tokoh karakter dalam ceritaku. Sesederhana itu
Apa pun yang terjadi disekitar kita bisa, dijadikan sebuah inspirasi. Pertanyaan nya apa kalian berani untuk menyalurkan inspirasi itu atau tidak? Kalau berani, lakukan lah! Seaneh apa pun idemu kalau masih masuk akal, tulis aja. Ada satu kutipan yang sering aku jadikan motivasi. Semoga kalian setuju 'Tulislah apa yang ingin kamu tulis, jika orang lain suka tulisan mu itu namanya bonus.'
ADVERTISEMENT
Dan kalau kita punya pemikiran seperti itu saat menulis, pasti deh kita jadi lebih santai ketika menulis. Kita tidak akan terbebani oleh respons pembaca. Karena itu jangan takut dan menyerah untuk bersaing dengan penulis lain nya. Karena, semua penulis pasti punya rezekinya masing-masing. Kuncinya adalah doa, usaha, dan sabar. Satu lagi, jangan pernah puas dengan apa yang kamu dapat. Karena, jika kamu merasa puas kamu akan berhenti untuk berkembang dalam membuat sebuah karya.