Debat Capres: Indonesia Membangun Diplomasi Selatan-Selatan

Muhammad Ali Ashhabul Kahfi
Master Of Politics and International Relations, School of Strategic and Global Studies, University Of Indonesia.
Konten dari Pengguna
8 Januari 2024 12:57 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ali Ashhabul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada debat capres ketiga yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu (7/1/2024), panelis menyoroti isu strategis mengenai hubungan internasional Indonesia di Selatan-Selatan. Mereka mempertanyakan pandangan serta rencana dari calon presiden (capres) terkait upaya menjalin hubungan diplomasi dengan negara-negara di kawasan Selatan-Selatan.
ADVERTISEMENT
Apa yang dimaksud dengan Selatan-Selatan?
Selatan-Selatan merujuk pada negara-negara berkembang yang secara geografis terletak di bagian Selatan bumi, termasuk Amerika Selatan, Afrika, Asia Selatan, serta Asia Tenggara.
Sejarah panjang Indonesia dengan Dunia Selatan dimulai saat Indonesia menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Hasil dari pertemuan tersebut menjadi dasar solidaritas dan kerja sama antara negara-negara berkembang yang baru saja merdeka dari kolonialisme.

Pandangan Capres Terkait Selatan-Selatan

Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, melihat potensi luar biasa dalam kerja sama dengan Selatan-Selatan. Menurutnya, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan industri, khususnya dalam bidang teknologi baterai mobil listrik. Contohnya, bekerja sama dengan Argentina dalam pengolahan lithium.
"Teknologi baterai adalah satu contoh kerja sama potensial. Kita dapat menciptakan lapangan kerja, memperkuat ekonomi, dan meningkatkan daya beli masyarakat," ungkap Ganjar Pranowo.
ADVERTISEMENT
Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, menekankan bahwa Indonesia telah menjadi panutan bagi negara-negara Selatan-Selatan. Keberhasilan Indonesia dalam mengelola ekosistem ekonomi menjadi faktor yang mencerminkan kepemimpinan di kawasan tersebut.
"Kepemimpinan kita akan tercermin dan berdampak dari keberhasilan kita mengelola kemiskinan, menjadikan Indonesia sebagai negara industri. Hal ini akan membuat kita memimpin dunia Selatan," ujar Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus.
Sementara itu, Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, menegaskan bahwa seorang presiden Indonesia harus menjadi panglima diplomasi, bukan hanya penonton. Menurutnya, Indonesia harus membawa agenda Selatan-Selatan secara efektif dalam forum-forum dengan negara-negara besar dunia.
"Presiden harus membawa agenda Selatan-Selatan, termasuk dalam menghadapi krisis iklim. Biaya untuk mengatasi krisis tersebut sangat tinggi, dan kita perlu berbicara dengan Selatan-Selatan dan Utara untuk mencari solusi bersama," tegas Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Debat capres kali ini menggambarkan bahwa calon presiden memiliki pandangan yang beragam dalam mengembangkan hubungan internasional Indonesia di Selatan-Selatan, dengan fokus pada potensi ekonomi dan peran kepemimpinan global Indonesia di kawasan tersebut.

Analisis: Strategi Capres dalam Membangun Hubungan Internasional di Selatan-Selatan

Ilustrasi Debat Capres 2024.(Gambar: AI Image)
Pada debat ketiga calon presiden (capres), muncul berbagai pandangan dan strategi terkait pembangunan hubungan internasional Indonesia di kawasan Selatan-Selatan. Analisis menyeluruh terhadap pernyataan dan visi dari setiap capres memberikan gambaran lebih jelas tentang langkah-langkah konkret yang akan diambil oleh pemimpin terpilih.
Ganjar Pranowo menyoroti potensi luar biasa dalam kerja sama ekonomi dengan Selatan-Selatan, khususnya dalam industri teknologi baterai mobil listrik. Analisis menunjukkan bahwa fokus pada sektor ini dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya beli masyarakat. Kerja sama ini juga dapat mengukuhkan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri baru yang berbasis teknologi.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia telah menjadi panutan bagi negara-negara Selatan-Selatan, terutama dalam mengelola ekosistem ekonomi. Analisis menunjukkan bahwa pemeliharaan stabilitas ekonomi dapat menjadi modal utama dalam memperkuat posisi kepemimpinan Indonesia di tingkat global. Keberhasilan dalam mengatasi kemiskinan dan mendorong industrialisasi menjadi kunci penting dalam membangun citra positif Indonesia.
Anies Baswedan menyoroti peran seorang presiden sebagai panglima diplomasi yang aktif membawa agenda Selatan-Selatan ke forum internasional. Analisis menunjukkan kesadaran akan pentingnya diplomasi dalam menghadapi isu global, terutama krisis iklim. Strategi ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak hanya berfokus pada hubungan bilateral, tetapi juga aktif dalam berpartisipasi dalam forum global untuk mencari solusi bersama.
ADVERTISEMENT
Capres menekankan bahwa keberhasilan Indonesia dalam mengelola tantangan ekonomi dan sosial akan menciptakan kepemimpinan yang kuat di kawasan Selatan-Selatan. Analisis menunjukkan bahwa peningkatan peran global Indonesia dapat membuka peluang kerja sama lebih lanjut dengan negara-negara di kawasan tersebut. Kondisi ekonomi yang stabil dan kepemimpinan yang efektif dapat menjadikan Indonesia sebagai model bagi negara-negara sejenis.
Dengan demikian, analisis terhadap pernyataan capres dalam debat ketiga mengungkapkan bahwa strategi membangun hubungan internasional di Selatan-Selatan tidak hanya melibatkan aspek ekonomi, tetapi juga menekankan peran diplomasi aktif dan posisi Indonesia sebagai pemimpin regional. Keberagaman pandangan ini mencerminkan kompleksitas tantangan global yang dihadapi Indonesia dan upaya para capres untuk mencari solusi yang terbaik untuk bangsa.
ADVERTISEMENT