Delusional Disorder: Mana yang Nyata dan Tidak Nyata

Alia Astarita Kurnianto
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
25 November 2021 11:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alia Astarita Kurnianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pura-pura menangis. Foto: Oleg Magni dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pura-pura menangis. Foto: Oleg Magni dari Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum di sebut delusional disorder, gangguan ini disebut paranoid disorder. Gangguan ini termasuk gangguan mental yang serius dimana seseorang tidak dapat membedakan apa yang nyata dengan apa yang sedang dibayangkan. Orang yang mengalami gangguan ini memiliki yakin yang tak tergoyahkan pada sesuatu yang tidak benar atau tidak ada.
ADVERTISEMENT
Delusi yang dialami dapat melibatkan situasi yang terjadi di kehidupan nyata seperti diracuni, ditipu, ditipu ataupun dicintai. Hal ini dapat menyebabkan salah tafsir dalam persepsi maupun pengalaman. Tetapi, kenyataanya situasi tersebut tidak terjadi sama sekali. Mungkin ada yang punya anggapan bahwa orang yang memiliki gangguan ini akan berperilaku aneh secara tiba-tiba di umum ketika gangguannya kambuh.
Tetapi pada kenyataanya orang dengan gangguan ini dapat terus bersosialisasi secara normal terlepas dari subjek delusi mereka dan tidak berperilaku aneh di umum. Dalam beberapa kasus, orang dengan gangguan ini mungkin menikmati delusi mereka sehingga kehidupan mereka tidak terganggu.
Ilustrasi Otak Foto: Indra
Gangguan delusi ini paling sering terjadi pada pertengahan hingga akhir kehidupan. Gangguan ini bisa dialami selama satu bulan atau lebih.
ADVERTISEMENT
Gangguan delusi ini tidak menunjukkan dominasi jenis kelamin. Pasien yang mengalami gangguan ini relatif stabil. Belum diketahui penyebab pasti dari gangguan delusi ini. Penggunaan zat dan kondisi neurologis dapat menyebabkan delusi.
Isolasi diri di rumah, iri atau cemburu, trust issues atau susah percaya, harga diri yang rendah bisa menjadi faktor terbentuknya delusi sebagai solusi. Populasi khusus yang rentan terhadap delusi yaitu imigran dengan hambatan bahasa, orang tuli, tunanetra serta orang tua. Ada beberapa jenis gangguan delusi yang meliputi:

Erotomania

Pengidap gangguan ini sering merasa bahwa orang penting atau terkenal jatuh cinta padanya dan mencoba menghubungi objek delusi dan tidak jarang pengidap gangguan ini suka menguntit.

Grandiose

Seseorang memiliki harga diri, kekuasaan, dan pengetahuan yang berlebihan sehingga dia percaya bahwa dia memiliki bakat yang hebat dan telah membuat penemuan.
ADVERTISEMENT

Jealous

Seseorang dengan gangguan ini percaya bahwa pasangannya tidak setia.

Persecutory

Tidak jarang orang dengan gangguan ini membuat keluhan ke hukum karena mereka percaya bahwa mereka sedang dianiaya, di mata-matai dan berencana menyakiti mereka.

Somatic

Mereka percaya bahwa mereka memiliki fisik yang cacat dan masalah medis lainnya.

Mixed

Seseorang memiliki gangguan delusi dua atau lebih dari satu jenis.
Apa sih penyebab terjadinya Delusional Disorder?

Genetik

Diyakini bahwa gangguan delusi ini dapat diturunkan dari orang tua kepada anak.

Biologi

Para peneliti sedang mempelajari tentang bagaimana kelainan pada area otak tertentu mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan delusi.

Lingkungan atau Psikologis

Ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan ini dapat dipicu oleh stres, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Dengan penglihatan dan pendengaran yang buruk rentan mengembangkan gangguan delusi.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara mendiagnosa delusional disorder?
Dokter akan melakukan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Mungkin dokter akan menggunakan rontgen atau tes darah. Jika tidak ditemukan alasan fisik, maka dokter akan menyarankan pasien untuk ke psikiater, psikolog atau profesional yang terlatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mental,
Bagaimana perawatan untuk pengidap gangguan delusi?
Bisakah kita mencegah gangguan delusi?
Belum ada cara untuk mencegah gangguan delusi ini. Namn, pengobatan dini dapat membantu mengurangi gangguan ini.
ADVERTISEMENT
Jika gangguan delusi ini tidak segera ditangani pada ahlinya mengakibatkan depresi. Delusi ini juga dapat menyebabkan masalah hukum seperti menguntit. Pengidap gangguan ini juga dapat terasingkan dari orang lain kareana gangguan ini dapat mengganggu ikatan sosial.
Referensi:
Joseph, S. M., & Siddiqui, W. (2021, Juli 3). Delusional Disorder. NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539855/
Cleveland Clinic Medical Professional. (2018, Januari 23) Delusional Disorder. Cleverland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9599-delusional-disorder