Quarter-Life Crisis dan Cara Bijak untuk Menghadapinya

Almeira Wafa
Mahasiswi S1 Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Konten dari Pengguna
25 September 2022 14:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Almeira Wafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Image by Pexels
ADVERTISEMENT
Quarter-life crisis akhir-akhir ini menjadi banyak dibicarakan oleh kaum milenial. Pasalnya quarter-life crisis ini hampir dialami oleh banyak orang yang berada pada rentang usia 18 tahun hingga 30 tahun. Krisis ini terjadi akibat adanya ketimpangan antara tuntutan untuk menjadi mandiri baik secara mental, finansial, maupun karier dan bagaimana kemampuan seseorang mengatasi berbagai permasalahan tersebut. Namun, sebenarnya apa itu quarter-life crisis?
ADVERTISEMENT

Apa itu quarter-life crisis?

Image by Pexels
Quarter-life crisis merupakan masa di mana seseorang mengalami ketidakpastian dan proses mencari jati diri yang dapat berhubungan dalam hal karier, relasi, dan kehidupan sosial. Quarter-life crisis merupakan fenomena krisis emosional yang terjadi pada saat seseorang pada rentang usia 18 tahun hingga 30 tahun.
Menurut Robbins dan Wilner (2001), quarter-life crisis diartikan juga sebagai krisis identitas yang terjadi karena ketidaksiapan seseorang pada saat transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Selain itu, menurut Afnan, Fauzia, dan Tanau (2020) menyatakan bahwa quarter-life crisis merupakan reaksi individu akibat ketidakstabilan yang memuncak, perubahan yang konstan, dan banyaknya pilihan dengan disertai panik dan rasa tidak berdaya.

Penyebab quarter-life crisis

Image by Pexels
Quarter-life crisis yang dialami oleh seseorang dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar yang mendorongnya untuk terus memikirkan berbagai hal dalam hidup yang dapat menimbulkan kegelisahan dan tekanan yang berlebihan. Bahkan, seseorang yang mengalami quarter-life crisis cenderung menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Robbins dan Wilner (2001), quarter-life crisis dapat disebabkan oleh beberapa sumber stress, seperti kebingungan identitas, masalah dunia pekerjaan dan karier, frustasi dengan hubungan percintaan, kecemasan terhadap masa depan, kekecewaan atas suatu hal, dan tekanan yang dapat berupa ekspektasi dari orang lain.

Apakah kamu mengalami quarter-life crisis?

Image by Pexels
Seseorang yang mengalami quarter-life crisis cenderung mengalami kesulitan dalam membuat keputusan ketika dihadapi oleh berbagai pilihan. Selain itu, orang yang mengalami quarter-life crisis juga minim motivasi dalam menjalani kehidupan, sering merasa bingung mengenai masa depan, dan sering merasa iri atas pencapaian orang lain yang telah lebih dulu mencapai impiannya.
Namun, seseorang yang mengalami quarter-life crisis terkadang tidak menyadari bahwa sedang mengalaminya. Akibatnya banyak orang yang mengalami quarter-life crisis, tetapi kesulitan untuk mengatasinya karena seseorang tersebut tidak tahu apa yang sedang dirinya alami.
ADVERTISEMENT
Robinson dan Wrig (2013) menyatakan bahwa orang yang mengalami quarter-life crisis akan mengalami beberapa fase. Pada masa awal, biasanya seseorang akan merasa terjebak di antara berbagai pilihan yang dihadapi. Lalu, pada fase selanjutnya seseorang tersebut akan memisahkan diri dari aktivitas yang biasa dilakukannya. Pada fase ini biasanya seseorang mulai merenung dan mengeksplor untuk membangun kehidupan yang baru. Terakhir, yaitu fase membangun kembali yang mana fase ini merupakan fase kehidupan baru yang lebih stabil.

Menghadapi quarter-life crisis dengan bijak

Image by Pexels
Untuk yang sedang mengalami quarter-life crisis, jangan sampai hal tersebut membuat kepercayaan diri yang dimiliki turun. Jangan sampai juga quarter-life crisis malah menjerumuskan ke dalam stress dan cemas yang berlebihan. Kita harus menghadapi quarter-life crisis ini dengan bijak supaya kita dapat melalui krisis ini dan segera mendapatkan kehidupan baru yang lebih stabil.
ADVERTISEMENT
Hal pertama yang dapat kita lakukan untuk menghadapi quarter-life crisis adalah menyadari dan menerima bahwa terdapat hal yang tidak bisa kita ubah. Dengan menyadari dan menerima, tentunya seseorang akan belajar untuk berusaha menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Lalu, kita juga harus mengetahui bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jadi, jangan membanding-bandingkan pencapaian kita dengan pencapaian yang dimiliki orang lain.
Selanjutnya yang dapat kita lakukan adalah berani bertindak dan keluar dari zona nyaman yang kita miliki. Kebingungan dan kegelisahan yang dialami selama quarter-life crisis dapat dijadikan suatu kesempatan untuk menemukan tujuan baru. Lakukan hal baru, tentukan tujuan yang dimiliki, dan hilangkan segala kebingungan dan kegelisahan yang dapat menghambat kita menjadi suatu tindakan positif untuk mencapai tujuan.
ADVERTISEMENT
Lalu yang terakhir dan merupakan hal terpenting adalah cintailah dirimu sendiri. Karena dengan mencintai diri sendiri kita dapat lebih mengenal siapa diri kita dengan lebih dalam. Dengan mencintai diri sendiri nantinya kita akan lebih menikmati dan membuat hidup menjadi lebih menyenangkan.