Dahulu Hama Kini Menjadi Primadona

Muhammad Alfirmansyah
Bekerja di Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Selatan
Konten dari Pengguna
26 Februari 2024 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Alfirmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebelum di dikirim Petugas Karantina Melakukan Pemeriksaan Fisik Kebeneran Jenis dan Jumlah Di TPFI Wilker BKI Bandara Kotabaru, Minggu (23/02/2024) Foto.Hara/Humas Balai Karantina Kalsel
zoom-in-whitePerbesar
Sebelum di dikirim Petugas Karantina Melakukan Pemeriksaan Fisik Kebeneran Jenis dan Jumlah Di TPFI Wilker BKI Bandara Kotabaru, Minggu (23/02/2024) Foto.Hara/Humas Balai Karantina Kalsel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SobatQ tentu sudah tidak asing lagi dengan reputasi lobster sebagai salah satu hidangan mewah yang banyak digemari oleh masyarakat. Ditambah dengan proses budi daya yang tidak sebentar karena masa pertumbuhannya cukup lambat, membuat komoditas perikanan unggulan ini kini memiliki harga tinggi.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, ternyata dulunya lobster ini pernah dianggap sebagai hama karena belum ada yang mengerti cara pengolahannya agar menjadi makanan lezat seperti sekarang. Dengan jumlahnya yang melimpah ruah kala itu, komoditas ini sempat dijual murah dan hanya digunakan sebagai pakan ternak, umpan memancing, dan pupuk.
Saat ini lobster menjadi salah satu komoditas perikanan yang sering diperdagangkan. Ratusan ekor lobster dari Kotabaru dilalulintaskan menuju Jakarta, pada Jumat (23/02). Sebanyak 392 ekor lobster hidup yang terdiri dari lobster mutiara dan lobster pakistan ini telah melalui pemeriksaan Karantina di Satuan Pelayanan Pelabuhan Kotabaru, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan.
"Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kesesuaian ukuran, jenis, dan jumlah komoditas yang akan dilalulintaskan. Rangkaian pemeriksaan tersebut sesuai dengan SOP tindakan Karantina terhadap komoditas perikanan yang dilalulintaskan melalui tempat pengeluaran yang telah ditetapkan," jelas M. Rizka Fauzi selaku pejabat Karantina yang bertugas.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari Sistem terintegrasi Karantina online (SisterKaroline-red), di Kotabaru, sejak awal Februari 2024 tercatat total frekuensi lalu lintas komoditas lobster hidup sudah mencapai 29 kali dengan total jumlah sebanyak 3.125 ekor. Dengan banyaknya jumlah lalu lintas tersebut, Karantina melaksanakan pemeriksaan dengan teliti dan cermat untuk memastikan mutu dan kualitas komoditas dalam kondisi baik saat akan dilalulintaskan.
Kepala Karantina Kalimantan Selatan, Sudirman secara terpisah menyampaikan bahwa semua lalu lintas komoditas hewan, ikan, tumbuhan dan produk turunannya wajib untuk #LaporKarantina. “Sebelum diberangkatkan, pastikan komoditas sehat dan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku," tegas Sudirman.
"Widya Hara/HUMAS BKHIT Kalsel"