HOAKS SELEBRITAS dan KEWARASAN NETIZEN

Alvein Damar
Fotografer, Konsultan Branding dan Fasilitator Gapura Digital Palembang
Konten dari Pengguna
4 Oktober 2018 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alvein Damar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam jurnalisme, salah satu nilai layak berita (news value) adalah Prominence atau Ketenaran. Nilai layak berita ini membuat tiap individu memiliki perbedaan dalam kehadirannya maupun aktivitasnya. Tentu saja juga berbeda dalam pengaruh yang ditimbulkannya. Orang terkenal memiliki sudut berita yang lebih kuat daripada orang yang tidak familiar dengan audiens
ADVERTISEMENT
" People in the public eye have higher news value than obscure people "
Ketenaran biasanya melekat pada tokoh publik atau seorang bintang. Para artis, seniman, dan atlet olahraga memiiliki potensi berbeda dengan masyarakat awam. Popularitas yang mereka miliki menjadikan mereka selebrity atau selebritas. Lebih populer dengan istilah selebritis. Aktivitas dan tingkah pola mereka bisa menjadi influencer. Demikian juga dengan tokoh politik, tokoh agama dan tokoh akademis punya kekuatan utk mempengaruhi orang lain. Mereka inilah individu yang memiliki otoritas dan pengaruh terhadap kebijakan dan menjadi influencer yang diharapkan menjadi acuan publik.
Ketika potensi ini dimanfaatkan utk kebaikan maka pengaruhnya lebih kuat dan jangkauan pengaruhnya lebih luas dibanding awam. Begitu pun sebaliknya ketika ketenaran digunakan utk hal negatif misal menyampaikain informasi yang salah secara sengaja atau sebuah kebohongan maka akan menimbulkan dampak yg besar bagi audiens, penggemar, jamaah dan simpatisannya.
ADVERTISEMENT
Ketenaran ini pada satu peristiwa atau kejadian, akan menyatu dengan news value lainnya yaitu significance dan magnitude. Significance atau signifikan yaitu memiliki pengaruh yang penting bagi orang banyak dan magnitude yaitu memiliki dampak yang besar dan luas, bisa dalam arti jumlah dan wilayah ataupun pengaruhnya. Keduanya biasa disingkat MAGNIFICENT. Suatu peristiwa berdampak penting dan besar. Saat ada kasus atau isu tertentu seperti kekerasan terhadap perempuan dan skandal politik maka news value lain juga bergabung. Proximinty atau kedekatan baik geografis dan emosional makin menjadikan bola salju menggelinding liar. Tak bisa dihentikan.
Maka sebuah kebohongan yang dilakukan tokoh masyarakat atau selebitis berdampak luas dan besar. Menyakiti hati dan mengganggu psikologis masyarakat. Terlebih bila kebohongan ini melibatkan tokoh selebritis dan tokoh politik lainnya. Daya ledaknya makin besar.
ADVERTISEMENT
Inilah yang terjadi pada kasus terbaru pada bulan Oktober 2018 ini. Kebohongan tokoh terkenal Ratna Sarumpaet. Tokoh selebritas sekaligus Aktivis Ratna Sarumpaet terbukti dan memberikan pengakuan resmi telah berbohong terkait dengan isu penganiayaan yang dialaminya. Wajah lebam yang dideritanya ternyata bukan karena penganiayaan melainkan disebabkan operasi plastik yang dilakukannya. Sebelumnya diklaim mengalami penganiayaan. Kehebohan ini melibatkan tokoh politik dan tokoh publik lainnya. Tak tanggung-tanggung, calon Presiden RI 2019, Prabowo beserta timsesnya terkena imbasnya. Buah dari konferensi Pers yang mereka lakukan sebelumnya.
Paska terkuak kebohongan ini, parade minta maaf pun terjadi. Melalui akun twitter masing-masing, para tokoh minta maaf. Rizal Ramli, Hanum Rais (putri Amien rais), Rachel Maryam (artis, politikus), Dahnil Simanjuntak (ketua umum Pemuda Muhammadyah sekaligus juru bicara Kampanye tim Prabowo) sibuk memberikan klarifikasi.Tentu saja, Prabowo pun harus meminta maaf. Prabowo bersama Fadli Zon dan Amien Rais melakukan konferensi pers kembali.
ADVERTISEMENT
Mengingat saat ini adalah tahun politik, kebohongan ini bukanlah yang pertama dan tidak akan menjadi yang terakhir. Dalam konteks politik, ada skenario dalam strategi kampanye politik mengenal istilah " Firehose of Falsehood ". Propaganda model Rusia ini efektif digunakan Donald Trum saat Pilpres AS 2016. Teknik " Firehose of the Falsehood " ini adalah menggunakan bagian kebohongan yang nyata, kentara (obvious lies) yg direncanakan utk membangun ketakutan. Propaganda model Rusia diproduksi dalam volume yang sangat besar dan disiarkan atau didistribusikan melalui sejumlah besar saluran. Propaganda ini meliputi teks, video, audio, dan foto, desain yang disebarkan melalui Internet, media sosial, televisi satelit, dan siaran radio dan televisi tradisional
Lepas dari semua hiruk pikuk ini, pencipta hoaks atau kebohongan tentu adalah pihak yang paling bertanggung jawab dan mengambil untung dari kehebohan ini. Dialah yang memiliki skenario yg sudah disusun sedemikian rupa. Bicara tentang hoaks, produksi hoaks terbesar didominasi bidang politik, kesehatan dan agama. Semua ini sengaja diciptakan dengan motif tertentu. Mulai dari ekonomi, politik ataupun stabilitas keamanan.
ADVERTISEMENT
Netizen-istilah untuk pengguna aktif internet- adalah konsumennya. Konsumen tak punya kuasa utk mencegahnya. Yang bisa dilakukan adalah menjaga diri untuk tidak menjadi korban dan menjadi agen hoaks beserta turunannya dengan sukarela. Tanpa sadar dan tak perlu lagi ruang isolasi, para konsumen ini memenuhi kecanduannya menelan hoaks setiap hari.
Konsumen adalah kita.
Asupan hoaks masuk di ruang personal dan ruang keluarga kita. Masuk dan merasuk via aplikasi di smartphone. Lebih bahaya lagi, semua ini dikonsumsi orang terdekat, guru2 anak kita dan para tokoh panutan, influencer yang lemah literasi atau yang telah terjangkiti post-TRUTH.
Untuk mencegah diri kita dan orang-orang terdekat menjadi korban sekaligus agen penyebar tanpa sadar, sebagai netizen harus memiliki komitmen utk menjadi individu yg WARAS. Waras artinya secara SADAR Menjaga diri dari fitnah dengan dengan segala turunannya berupa misinformasi, disinformasi, propaganda dan ujaran kebencian secara maksimal.
ADVERTISEMENT
Secara intelektual, dibutuhkan kesediaan untuk menggunakan search engine secara cerdas dan bijak. Gunakan Google search image utk mengetahui apakah sebuah foto pernah dimuat untuk berita yang berbeda. Gunakan search engine utk mencari tahu apakah sebuah berita pernah dimuat dan cek tanggal dan tahun penayangannya. Khusus media online yang banyak bertebaran di internet, cek alamat kantor resminya. Selain itu, setiap lembaga resmi dan kementrian memiliki akun resmi di medsos khususnya twitter. Segera hubungi akun tersebut untuk meminta kejelasan informasi terkait bila mendapati berita yang mengatasnamakan kementrian tersebut
Secara religi, terutama bagi pemeluk agama Islam, MUI telah mengeluarkan fatwa panduan hukum dan muamalah penggunaan media sosial bs jadi pegangan. Fatwa MUI No. 24 tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah Melalui Media Sosial cukup lengkap dan jelas mengharamkan hoaks. Ormas besar Islam Muhammadyah turut mengeluarkan panduan melalui publikasi Akhlaq Sosmediyah bagi warganya agar bijak menggunakan media sosial. NU juga demikian. Prinsip Tabayyun atau meneliti kembali informasi tersebut, verifikasi, check and recheck, menjadi disiplin yang harus digenggam setiap warga NU. Ketelitian dalam menerima informasi dijaga dan menjadi acuan bersama dengan prinsip sikap tawassuth (pertengahan), tawazun (sikap seimbang), al I'tidal (bersikap adil) dan tasamuh (sikap toleransi) agar senantiasa hati-hati dan bersikap adil dan menjaga toleransi menghadapi isu SARA yang berkembang akhir-akhir ini
ADVERTISEMENT
Selain itu, netizen juga hendaknya aktif melaporkan muatan yang mencurigakan, hate speech, ke pihak berwenang dan berwajib. Aduan konten bs dikirim ke aduankonten.id milik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI atau akun Resmi Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di twitter @CCICPolri. Terakhir, ikuti grup Mafindo di FB dan atau install aplikasinya yang telah tersedia untuk smartphone berbasis android untuk mengetahui dan konsultasi soal muatan yg mencurigakan.
Terakhir, keteguhan dan kesabaran mutlak diperlukan di era post-truth ini. Sabar dalam mengendalikan diri untuk tidak langsung menyebarluaskannya suaau berita termasuk bersikap hati-hati dengan tidak langsung mempercayainya terutama saat menerima berita dari sumber yang tidak resmi dan belum jelas SANAD keilmuan dan otoritasnya.
ADVERTISEMENT
Mari CEGAH diri kita menjadi pecandu sekaligus agen penyebaran hoaks-fitnah berita bohong, misinformasi, disinformasi dan propaganda. Kuncinya adalah disiplin dan sabar melakukan tahapan-tahapan verifikasi, cek dan ricek.
Gunakan akal budi, perkaya literasi dan teguhkan kesabaran ala sufi.