Lindungi Diri dengan Personal Boundaries

psychology
Konten dari Pengguna
17 Juni 2022 18:05
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari alvini alyssa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : edited on canva
zoom-in-whitePerbesar
sumber : edited on canva
Dalam berinteraksi dengan orang lain, kita diajarkan untuk bisa membuat orang lain nyaman berinteraksi dengan kita. Tidak jarang pula kita mendahulukan orang lain dibandingkan diri kita sendiri. Secara tidak sadar, kita bisa menyakiti diri sendiri demi orang lain. Tentu saja kita semua tidak menginginkan hal ini terjadi. Maka dari itu, penting untuk kita menciptakan tameng atau perlindungan supaya kita bisa tetap berinteraksi dengan orang lain tetapi juga tetap menghargai diri kita sendiri.
Tameng yang kita ciptakan ini bisa juga disebut dengan personal boundaries. Personal boundaries adalah batasan pribadi yang kita buat untuk diri kita sendiri terhadap orang lain. Yang dimaksud orang lain dalam hal ini adalah semua orang selain diri kita sendiri, seperti orangtua, teman, guru, saudara, atau kekasih. Beda orang tentu akan beda pula batasan yang kita tetapkan.
Personal boundaries terbagi menjadi beberapa kategori yang spesifik, yaitu :
  • Batasan emosional
  • Batasan fisik
  • Batasan seksual
  • Batasan kerja
  • Batasan material
  • Batasan waktu
Lalu, bagaimana cara kita menetapkan batasan-batasan ini?
Batasan Emosional
Batasan emosional berguna untuk menjaga kesejahteraan emosi dan mental kita. Seseorang bisa saja beperilaku atau mengatakan sesuatu yang tidak kita harapkan kepada diri kita. Kalau kita merasa tidak nyaman dengan hal itu, tidak apa-apa. Perasaan yang kita rasakan tidak salah.
Kita bisa ambil contoh dari kehidupan sehari-hari, misalkan kita sedang berargumen dengan kakak kita dan dia memanggil kita dengan nama panggilan yang tidak kita suka. Cara terbaik untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah menunggu amarah kedua pihak reda terlebih dahulu. Setelahnya, kita bisa menggunakan langkah ini untuk membicarakan personal boundaries kita :
  1. Dekati mereka
  2. Bicarakan ulang permasalahan sebelumnya dengan kepala dingin
  3. Katakan kepada mereka kalau kita tidak suka dengan panggilan itu dan katakan juga kalau kita tidak ingin dia memanggil kita dengan panggilan itu lagi di kemudian hari
Batasan Fisik
Batasan fisik ini berguna untuk melindungi ruang gerak fisik kita.
Misalkan, kita bukan orang yang suka cipika-cipiki atau berpelukan saat bertemu dengan orang lain. Cara terbaik yang bisa kita lakukan dalam menanggapi hal ini adalah menginformasikan kepada orang yang bersangkutan sebelum hal ini terjadi. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan ialah :
  1. Melambaikan tangan saat jarak masih lumayan jauh
  2. Kita bisa berjabat tangan sambil tersenyum dan mengatakan ketidaknyamanan kita seperti, “Maaf, saya kurang nyaman bersalaman. Tapi saya senang sekali bisa bertemu kamu hari ini!”
  3. Ingat, kita tidak perlu menjelaskan tentang ‘mengapa’ kita tidak nyaman dengan hal itu dan orang lain juga tidak perlu tahu alasan dibalik ketidaknyamanan kita
Batasan Seksual
Batasan seksual berguna untuk melindungi keamanan dan kenyamanan kita secara seksual. Ketika sedang memulai suatu hubungan, sebenarnya kita perlu untuk mendiskusikan tentang batasan ini kepada pasangan kita. Yang bisa kita lakukan tentu dengan memulai untuk mendiskusikannya. Bisa dengan berkata, “Saya sangat ingin untuk melanjutkan hubungan kita ke jenjang selanjutnya, tapi bagaimana kalau kita bicarakan terlebih dahulu tentang batasan-batasan dalam hubungan ini?”
Dengan memulainya seperti itu, kita bisa melanjutkan pembicaraan tentang apa saja hal-hal yang membuat kita tidak nyaman dalam berhubungan dengan pasangan kita dan begitu juga sebaliknya, pasangan kita juga memiliki hak untuk membuat boundaries terhadap kita.
Batasan Kerja
Batasan kerja sangat mengambil andil dalam melindungi kita untuk bekerja tanpa harus terlibat dalam drama. Cara yang paling ampuh untuk menciptakan batasan dalam lingkungan pekerjaan adalah:
  1. Kita harus bisa menetapkan seperti apa kita ingin terlihat saat sedang bekerja, atau secara profesional kita ini ingin menjadi orang yang seperti apa
  2. Hal ini harus merefleksikan personal manner kita dan bagaimana orang lain akan memperlakukan kita
  3. Kita bisa menunggu sampai batasan itu sudah terlewat, baru kita membicarakannya dengan rekan kerja kita
Misalkan saat sedang rapat ada rekan kerja kita yang menjelek-jelekkan kita atau mengumbar aib kita ke rekan kerja yang lain. Setelah rapat kita bisa datangi mereka dengan baik-baik dan mengatakan kepada mereka kalau kita tidak nyaman dengan tingkah lakunya dan kita ingin mereka bertindak seperti apa di masa yang akan datang. Jika hal ini terus terjadi meskipun kita sudah memperingatkan, tidak ada salahnya kalau kita melibatkan atasan kita untuk membicarakan hal ini.
Batasan Material
Batasan materi berguna untuk melindungi personal belonging kita, seperti barang kesayangan, barang yang kita anggap berharga, dan lain-lain.
Contohnya, misalkan teman kita ingin meminjam barang kita. Sebenarnya kita tidak keberatan kalau dia ingin meminjam barang kita, tetapi kita ingin mereka menjaga barang kita sebaik kita menjaga barang tersebut. Tindakan yang paling tepat yang bisa kita lakukan adalah dengan menginformasikan kepada mereka tentang apa yang perlu mereka lakukan dalam menjaga barang tersebut. Lebih baik lagi jika kita membuat list secara tertulis mengenai bagaimana cara menggunakan dan cara menjaga barang tersebut.
Dengan membuat list itu secara tertulis, teman kita akan lebih mudah untuk mengingat apa saja yang perlu dilakukan dan secara tidak langsung kita sudah secara jelas menginformasikan kepada mereka mengenai personal boundaries kita.
Batasan Waktu
Menjaga batasan waktu berarti kita juga menjaga bagaimana kita menggunakan waktu kita agar tidak terbuang sia-sia. Berikut hal yang bisa kita lakukan dalam membuat batasan waktu kita sebelum pertemuan berlangung :
  1. Kita harus memutuskan waktu maksimal kita akan menunggu jika mereka terlambat.
  2. Kita harus mengizinkan diri kita untuk membatalkan janji tersebut jika mereka tidak kunjung datang sesuai janji.
  3. Jika kita sedang ada janji dengan orang yang selalu ngaret, kita bisa membicarakan hal ini sebelum pertemuan itu tanpa terkesan agresif dan ‘menuduh’.
Setelah kita sudah mendefinisikan batasan kita, kita harus mengatakan dan menjelaskan dengan tegas kepada orang lain tentang batasan itu. Kita harus bisa mengatakan “tidak” terhadap sesuatu yang sudah melewati batasan kita. Tanamkan juga dalam pikiran kita kalau kita tidak perlu untuk menjelaskan mengapa kita membuat batasan itu kepada orang lain. Bahkan kalau memang diperlukan, kita juga bisa memberi konsekuensi atas hal tersebut.
Setelah panjang waktu kita memikirkan tentang batasan diri kita sendiri, tidak lupa kita juga harus menghargai batasan orang lain. Entah itu saudara kita sendiri, hendaklah kita bisa menghargainya seperti kita menghargai orang yang belum terlalu kita kenal. Ada hal yang perlu kita terapkan untuk menghargai batasan orang lain, yaitu asking permission atau meminta izin. Kita bisa meminta izin sebelum melakukan sesuatu kepada orang lain, sesederhana sebelum bertanya tentang sesuatu hal yang personal. Mulai sekarang, sebelum menanyakan sesuatu, kita bisa berkata, “Apa aku boleh tau kenapa kamu melakukan itu?” daripada langsung bertanya “Memangnya apa alasanmu melakukan itu?”
Mungkin artinya tetap sama, tapi maknanya yang berbeda. Harapannya, gerakan kecil kita untuk menghargai orang lain bisa membuat kita dihargai pula oleh orang lain.