Apakah Himbauan Para Saintis Mampu Mengatasi Pemanasan Global?

Alya Zahra
Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Konten dari Pengguna
19 Juni 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alya Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemanasan Global. Sumber : Alya Zahra edit sendiri di canva
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemanasan Global. Sumber : Alya Zahra edit sendiri di canva
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada topik yang akan saya bicarakan ini, saya terfokus pada permasalahan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil dan dampaknya terhadap pemanasan global. Emisi ini merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim, yang meningkatkan suhu rata-rata global dan menyebabkan berbagai bencana alam.
ADVERTISEMENT
Masalah emisi gas rumah kaca sangat penting karena dampaknya yang luas terhadap lingkungan dan kehidupan manusia. Kenaikan suhu global dapat menyebabkan pencairan es di kutub, naiknya permukaan laut, perubahan pola cuaca ekstrem, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), emisi karbon dioksida dari penggunaan bahan bakar fosil harus segera dikurangi untuk menghindari dampak perubahan iklim yang paling buruk. Tanpa tindakan nyata, kita berisiko menghadapi kerusakan ekosistem yang tak dapat dipulihkan, yang berdampak pada pertanian, kesehatan manusia, dan ekonomi global .
Saya berpendapat bahwa himbauan para saintis memang penting dan bisa berperan signifikan dalam mengatasi pemanasan global, namun himbauan saja tidak cukup. Diperlukan tindakan konkret dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
"Mengapa saya berpendapat demikian?" Karena fakta menunjukkan bahwa meskipun sudah ada banyak himbauan dan laporan dari para saintis mengenai dampak negatif dari pemanasan global, emisi gas rumah kaca masih terus meningkat. Menurut data dari Global Carbon Project, emisi karbon global mencapai rekor tertinggi pada tahun 2019, dan meskipun ada sedikit penurunan pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19, emisi kembali meningkat pada tahun 2021. Ini menunjukkan bahwa hanya mengandalkan himbauan tidak cukup efektif tanpa diiringi kebijakan yang ketat dan komitmen global yang kuat untuk transisi ke energi terbarukan.
Perlu adanya perubahan besar dalam kebijakan energi dan investasi dalam teknologi hijau. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi jejak karbon pribadi juga penting untuk menggerakkan perubahan dari bawah ke atas. Tanpa tindakan nyata, himbauan para saintis akan tetap menjadi sekadar peringatan yang tidak berdampak besar pada penurunan emisi gas rumah kaca.
ADVERTISEMENT
Selain itu, meskipun ada kesadaran global yang semakin meningkat tentang pentingnya mengurangi emisi, banyak negara masih bergantung pada bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal ini diperparah oleh tekanan ekonomi dan politik yang seringkali menghalangi penerapan kebijakan yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, selain himbauan, diperlukan kebijakan yang ketat dan komitmen global yang kuat untuk menggantinya ke energi terbarukan.
Perubahan besar dalam kebijakan energi dan investasi dalam teknologi hijau sangat diperlukan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengurangi jejak karbon pribadi juga penting untuk menggerakkan perubahan dari bawah ke atas. Tanpa tindakan nyata, himbauan para saintis akan tetap menjadi sekadar peringatan, yang dimana secara keseluruhan, himbauan para saintis merupakan langkah awal yang harus di ambil, namun juga perlu diiringi dengan langkah-langkah nyata dan konkret dari semua pihak untuk benar-benar mengatasi pemanasan global. Jika tidak, kita hanya akan terus melihat peningkatan emisi dan dampak negatif yang semakin parah dari perubahan iklim tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu para saintis tersebut, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi dan mencegah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil, seperti :
1. Menggunakan Transportasi Ramah Lingkungan. Yaitu dengan cara beralih ke sepeda, berjalan kaki, atau menggunakan transportasi umum daripada mengendarai motor atau mobil pribadi
2. Mengurangi Konsumsi Energi. Yaitu dengan cara menghemat listrik dengan mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan
3. Bekerja sama dengan mahasiswa dari berbagai bidang studi untuk mengembangkan solusi komprehensif terhadap masalah iklim.
4. Menyebarkan informasi tentang perubahan iklim melalui media sosial