Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok

Ochi Amanaturrosyidah
Asisten Editor di kumparan
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2018 13:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ochi Amanaturrosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Victory Monument, nyasar ke mana pun, mending ke sini dulu.
ADVERTISEMENT
"Chi, mampus, ke Thailand kudu punya minimal 20 ribu Baht, kalau enggak, enggak bisa masuk."
Chat brengsek itu bikin gue, yang baru pulang gawe jam 11 malam, jadi begadang sambil was-was. Apakah isu ini benar? Gue begadang sampai subuh dan masuk kerja jam 7 pagi. Dilanjut dengan begadang lagi karena ‘pacar’ gue ngajak jalan dulu sebelum gue berangkat.
Dan ternyata isu soal turis harus bawa minimal 20 ribu Baht tunai itu benar-benar tapi enggak benar juga. Tergantung nasib aja. Dan sejauh pengamatan gue, biasanya yang kena adalah turis ‘bule’ dan turis asal Tiongkok. Orang Asean sih lewat aja, biasanya.
Perjalanan gue bisa dibilang cukup lancar. Imigrasi di Soetta atau di Don Mueang sepi banget, bahkan enggak pakai antre. Bahkan saking sepinya, waktu gue mau antre di deretan imigrasi khusus paspor Asean di Don Mueang (di depan gue cuma satu orang padahal), gue dipanggil sama mbak-mbak di imigrasi khusus paspor China.
ADVERTISEMENT
“Sini aja, sini, gue belom kerja dari pagi,” kata si mbak Imigrasi sambil melambaikan tangan manja (dialog dalam imajinasi gue).
Sambil senyum semanis mungkin, gue nyodorin paspor dan langsung liat ke kamera. Paspor gue di-scan, lalu udah. Iya, udah. Gitu doang. Mbaknya enggak nanya apa-apa. Padahal kan gue pengen ditanya-tanya.
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kuota 3GB unilimited 4G plus pulsa 100 Baht ternyata sisa-sisa buat seminggu.
Masih jam 10 siang dan bandara sepi banget. Sebelum keluar, gue dan Wahyu langsung ke Gate 2 buat ambil sim card khusus turis dari DTAC. Beli di Klook dan jauh lebih murah dari beli on the spot. Apalagi kena diskon. Kalau beli di bandara, rata-rata harganya 150 Baht untuk seminggu dengan kuota 3 GB 4G unlimited.
ADVERTISEMENT
Agak drama karena rupanya yang disebut konter Klook itu cuma dua orang mbak-mbak yang duduk di sebelah eskalator sambil bawa dua kotak plastik. Sementara tulisan ‘Klook’-nya cuma di-print di kertas A4. Tapi it’s okay karena mereka bantuin sampai sim card-nya bisa dipakai.
Dari Gate 2 kita langsung jalan ke Gate 6 yang ada di ujung satunya karena halte bus adanya di depan Gate 6. Untuk menuju pusat kota, sebenarnya bisa sih naik taksi atau van, tapi karena gue pelit (baca: miskin) jadi gue lebih milih naik bus aja.
Ada 4 rute bus yang ditawarkan; A1 ke Chatuchak/Mo Chit BTS Station (30 Baht), A2 ke Victory Monument (30 Baht), A3 lupa ke mana (50 Baht), dan A4 ke daerah Khao San Road (50 Baht). Waktu gue ke halte, rupanya baru buka rute baru, A5, tapi lupa ke mana.
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (2)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat nunggu bus, ternyata bus A3 dan A4 cuma lewat weekdays.
ADVERTISEMENT
Karena kita nginep di daerah Khao San Road, jadi harusnya naik nomor A4. Tapi nunggu dua jam, bus A4 enggak muncul-muncul. Gue udah dehidrasi dan ngantuk parah, efek belum tidur dua malam dan enggak minum dari pagi.
“Yu, beli minum ya.”
“Aduh, jangan di sini. Harus hemat, nanti aja,” kata Wahyu yang pelit.
Lalu gue mati, dehidrasi. Canda. Karena udah enggak bisa mikir dan males nunggu, gue memutuskan untuk naik bus A1 ke Chatuchak baru lanjut ke Khao San Road. Btw, di perjalanan ini emang gue yang jadi semacam ‘tour guide’-nya.
Pas udah naik bus, pintu udah ditutup, dan bus udah jalan, gue baru inget sesuatu. LAH KENAPA KE MO CHIT DEH?? Aduh, harusnya naik bus A2 ke Victory Monument yang lebih deket ke arah Khao San. Kurang minum emang bikin bego.
ADVERTISEMENT
Tapi sebagai tour guide profesional, kalau salah enggak boleh panik. Jadi gue stay cool aja, pura-pura enggak salah. Untung cukup jauh dan busnya ber-AC (meski dari luar tampilannya buluk banget kayak kopaja). Jadi lumayan, bisa memulihkan kecerdasan yang luntur di jalan.
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (3)
zoom-in-whitePerbesar
Di dalem bus, luarnya bapuk tapi dalemnya adem pake AC.
Halte Mo Chit letaknya tepat di sebelah tangga menuju Mo Chit BTS Station (Skytrain gitu). Lalu kebodohan kedua terjadi. Gue salah baca jalan, harusnya kita nunggu bus di halte selanjutnya di depan Department of Transportation yang cuma lurus doang, eh gue malah nyebrang dan jalan ke arah sebaliknya.
Bodoh emang. Setelah jalan cukup jauh, gue baru sadar kalau salah setelah liat plang puter balik menuju ke Department of Transportation. Bodoh. Udah 1,5 kilometer kali gue jalan bolak-balik.
ADVERTISEMENT
Dari halte yang benar, kita lanjut naik bus nomor 509 ke Khao San Road. Bisa juga dengan bus nomor 3, 59, 44, atau 503. Kalau bingung, apalin aja salah satu. Tinggal turun di Khok Wua Intersection Opposite Lottery, terus nyebrang deh ke Khao San Road.
Gampangnya, Khok Wua Intersection Opposite Lottery itu cuma satu halte setelah Democracy Monument. Ini gampang kok ngapalinnya. Monumennya ada di bunderan di tengah jalan, jadi liat aja di sebelah kanan dari arah bus. Ongkosnya cuma 15 Baht aja.
Penginapan yang kami pilih ada di gang seberang Khao San Road. Jadi enggak jauh dari pusat keramaian, tapi enggak berisik kalau malam. Tarif perkamar beda-beda, mulai dari Rp 120 ribu permalam. Sengaja pilih yang agak mahal, biar keliatan kaya (sombong).
ADVERTISEMENT
Sayang, begitu sampai di penginapan langsung hujan deras. Soalnya kita datang pas banget musim hujan. Gue sih tidur aja sampai malam. Baru setelah agak terang, kita jalan ke Khao San Road buat beli makan.
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (4)
zoom-in-whitePerbesar
Nongkrong sambil maka kwetiaw goreng khas Thailand di depan Sevel.
Harga makan di sini cukup murah. Gue memilih beli Pad Thai, semacam kwetiaw goreng khas Thailand gitu. Soalnya cuma itu yang jelas halal tanpa perlu susah-susah nanya. Satu porsi yang biasa (cuma pake telor dan sayur) harganya 45 Baht. Sedangkan topping udang, cumi, ayam, dan lain-lain harganya beragam sampai paling mahal 60 Baht.
Yang jual Pad Thai sebenarnya banyak, cuma gue milih yang ada di depan 7-11. Biar beli minumnya dekat. Untuk minum, sebotol air 600 ml dikasih harga 7 Baht dan untuk 1,5 liter 13 Baht.
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (5)
zoom-in-whitePerbesar
Kayak kwetiaw. Namanya juga murah, toge sama mienya gak bisa dibedain.
ADVERTISEMENT
Dari Pad Thai, kita nyobain Mango Sticky Rice. Satu porsinya 50 Baht dan dapet banyak. Mangganya satu biji utuh gitu, udah dipotong-potong. Karena miskin, beli satu buat berdua. Dan enak banget! Huhuhu. Nyesel cuma beli satu.
Dan ngomong-ngomong, wisata malam di Khao San itu cukup asik dan jadi pusat para backpackers. Mungkin setara dengan daerah Poppies Lane, Kuta, yang kalau malam rame banget. Cukuplah buat wisata kuliner, belanja aksesoris dan baju, atau sekadar menikmati suasana malam yang ajeb-ajeb.
Jajan gue hari itu ditutup dengan beli Yakult rasa Jeruk yang rasanya… gitu deh. Masih layak minum emang, cuma agak gimana emang rasanya. Harganya 10 Baht untuk ukuran medium (sekitar tiga kali lipat Yakult di Indonesia).
ADVERTISEMENT
Pulang, langsung istirahat karena hari kedua agenda kita bakal sangat padat.
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (6)
zoom-in-whitePerbesar
Mango Sticky Rice yang rasanya juara banget!
Pengeluaran hari pertama:
Jakarta-Bangkok Rp 800.000,00
Sim Card (beli di Klook) Rp 60.000,00
Don Mueang - Mo Chit 30 THB
Mo Chit - Khao San Road 15 THB
Pad Thai 45 THB
Minum 7 THB
Mango Sticky (sharing cost) 25 THB
Yakult 10 THB
Total: Rp 860.000,00 dan 132 THB
(kurs 1 THB = 437 IDR jadi sekitar Rp 57.700,00)
Thailand D-1: Menjelajah Surga Backpacker di Khao San Road, Bangkok (7)
zoom-in-whitePerbesar
Tiket bus yang super minimalis dan sisa uang gue.
Tulisan selanjutnya:
ADVERTISEMENT
Thailand D-6: Serunya Transit di Changi Singapore