Transportasi Umum Pilihan Akamsi di Thailand

Ochi Amanaturrosyidah
Asisten Editor di kumparan
Konten dari Pengguna
22 Juni 2017 6:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ochi Amanaturrosyidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Waktu pertama kali gue ke Thailand (dan belom pernah lagi sih hehe), gue cukup bangga dengan diri gue sendiri. Kenapa? Karena disaat temen-temen sekampus gue memilih moda transportasi praktis ala turis (baca: taksi), gue justru melanglang-buana bak akamsi (anak kampung sini) dengan transportasi umum lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebenernya, alasan utamanya sih gara-gara gue (yang pas-pasan duitnya ini) udah enggak kuat lagi ngikutin gaya hidup kawan-kawan. Nanti bisa pergi tapi enggak bisa makan. Nah, demi perjalanan yang lebih baik dan lancar, berikut gue rangkum moda transportasi yang bisa dipilih ketika berkunjung ke Bangkok, Thailand. Cekidot!
A. BUS
Moda transportasi massal ini nggak beda jauh sama Damri di Bandung (Damri kaleng yang dulu, terutama) atau Kopaja di Jakarta. Bener-bener nggak beda baik dari tampilannya, cara bayarnya maupun cara nyetirnya (oke, Damri sih mendingan).
Pada dasarnya, ada 516 rute bus yang tersedia di Thailand (lu bisa sampe gumoh kalo ngapalin). Pada bagian depan bus, bakal ada nomer rute segedhe gaban dan rute yang dilewatinya. Kayak Kopaja pada umumnya. Sayangnya, tulisan itu pasti nggak banyak membantu karena ditulis dengan menggunakan aksara Thailand. Jadi, bagi turis macem kita, nomor bus jadi patokan utama.
ADVERTISEMENT
Bus-bus ini biasanya beroperasi dari pukul 05.00 hingga 23.00 setiap harinya. Tapi berdasarkan pengalaman, jam 22.00 aja nyari bus susahnya udah kayak nyari jodoh. Tarifnya pun relatif sangat terjangkau dan dibedakan daei warna busnya. Untuk bus biasa, yang berwarna krem-merah dipatok tarif 7 Baht dan yang berwarna putih-biru 8 Baht. Untuk bus express (yang bagusan nih) harga tiketnya 8.5 Baht dan untuk bus premium (pake AC ini) harganya berkisar 9-19 Baht tergantung jarak.
Selain murah meriah, feel "akamsi"-nya itu bener-bener nggak keitung deh nilainya. Cuma, emang butuh keberanian, kenekadan dan kemampuan searching yang tinggi untuk menaikinya. Nah, berhubung gue baik, sini gue bisikin contekan rute-rutenya.
1. Rute Bus Nomor 1-14
Tempat terkenal yang bisa dikunjungi dengan bus-bus ini adalah China Town (bus 1, 4, 7), Wat Arun (bus 1, 3, 6, 8, 9, 12), Central World (bus 2, 13, 14), Bebe Market (bus 2), Democracy Monument (bus 2, 10), 12, Chatuchak (bus 3, 8), Taman Lumphini (bus 4, 13, 14), Si Lom Mall (bus 4), Lotus (bus 5), Khao San (bus 6), Grand Palace (bus 6, 9), Giant Swing (10), National Stadium (bus 11).
ADVERTISEMENT
2. Rute Bus Nomor 15-30
Ini dia lokasi oke yang bisa dijangkau dengan bus-bus ini. Central World (bus 15, 17, 25), National Stadium (bus 15, 16, 29), Democracy Monument (bus 15), Si Lom (bus 16, 21), Taman Lumphini (bus 17, 22), Giant Swing (bus 19), China Town (bus 25, 29), Grand Palace (bus 25), Nothern Bus Terminal (bus 24, 26, 27, 29), Chatuchak (bus 26, 27, 29).
3. Rute Bus Nomor 32-49
Melelahkan juga ya bikin tulisan begini. Tapi pejuang sejati, tidak akan berhenti sebelum selesai. Eh, ngomong-ngomong bus rute 31 dan 33 emang enggak ada di Bangkok, ya? Grand Palace (bus 32, 47), Chatuchak (bus 34, 38, 39, 44), Giant Swing (bus 35, 41), Bobe Market (bus 37), Northern Bus Terminal (bus 38, 39, 44), Democracy Monument (bus 39, 41, 44), Southern Bus Terminal (bus 40), China Town (bus 40), Wat Po (bus 44, 47, 48, Khao San (bus 44, 47), National Stadium (bus 47, 48), Lumphini (bus 47, 48), Central World (48).
ADVERTISEMENT
4. Rute Bus Nomor 50-70
Bus-bus ini akan melewati lokasi-lokasi berikut. Lumphini (bus 50, 62, 67), Lotus (bus 50, 67), Grand Palace (bus 53, 60), China Town (bus 53), Southern Bus Terminal (bus 57, 64), Memorial Bridge (bus 57), Democracy Monument (bus 59, 68, 70), Giant Swing (bus 59, 60), Chatuchak (bus 59), Northern Bus Terminal (bus 59, 69, 70), Wat Po (bus 60), National Stadium (bus 60), Central World (bus 60, 62), Khao San (bus 65).
5. Rute Bus Nomor 71-88
Bus-bus ini bakal lewat sini nih. China Town (bus 73, 85), Wat Arun (bus 73, 82, 84), National Stadium (bus 73), Lumphini (bus 74), Central World (bus 73, 74, 76, 77, 79), Thailand Cultural Center (bus 73, 74), Northern Bus Terminal (bus 77), Chatuchak (bus 77), Southern Bus Terminal (bus 79, 84), Democracy Monument (bus 79, 82), Grand Palace (bus 82).
ADVERTISEMENT
6. Rute Bus Nomor 501-516
Nggak, bukannya gue males nulis, tapi emang di Bangkok, dari 516 rute, cuma segini yang lewat. Sisanya di kota lain. Chatuchak (bus 502, 503, 509, 510), Democracy Monument (bus 503, 509), Giant Swing (bus 512), Wat Arun (bus 506, 512), Grand Palace (bus 506, 508, 512), Lumphini (bus 507), China Town (bus 507), National Stadium (bus 508), Central World (bus 511, 513, 515), Southern Bus Terminal (bus 511, 515), Thailand Cultural Center (bus 514).
Yak, kira-kira begitu rute-rute bus yang bisa dipilih. Ngomong-ngomong, banyak bus yang pengemudinya adalah cewek (entah sungguhan atau jejadian, pokoknya cewek aja). Meski yang nyetir cewek, bukan berarti nggak beringas di jalan. Kadang bus ini masih jalan pas elu naik, dan tetep jalan pas elu turun. Berasa mengasah skill stuntman banget lah. Di bagian depan bus, biasanya ada untaian kembang dan dupa untuk berdoa.
ADVERTISEMENT
B. Bus Rapid Transit (BRT)
Setelah gumoh rute Kopaja-nya Thailand, mari kita beranjak ke moda lain yaitu: BRT (Bus Rapid Transit). BRT ini. kalau di Indonesia semacam Transjakarta. Moda transportasi ini gosipnya sempat dihentikan karena peminatnya kurang. Tapi katanya, mulai tahun ini kembali beroperasi dengan tarif baru yang lebih "cetar membahana."
Untuk tarifnya sendiri berkisar antara 12 Baht sampai 20 Baht tergantung tujuan dengan hitungan setiap satu halte dihitung 2 Baht. Karena nggak serumit rute bus biasa, jadi gue cukup melampirkan peta rutenya aja, ya. Oh, di peta yang di atas, halte BRT ditandai dengan kotak abu dan rute BRT garisnya lebih tebel. CMIIW.
C. BTS (Skytrain)
ADVERTISEMENT
Sayangnya, BTS yang gue maksud di sini jelas bukan Bangtan Boys. Kalau di Indonesia, ini setara dengan LRT yang lagi dibangun dan bikin macet deket kosan gue (curcol). Dan, ini adalah moda transportasi favorit gue di sana.
Untuk harga tiketnya, kita bisa beli tiket sekali jalan lewat mesin (sama kayak KRL sekarang lah) dengan harga 15 Baht - 52 Baht tergantung jarak. Tapi, kita juga bisa memilih One-day Pass seharga 130 Baht yang bisa digunakan unlimited seharian. Kalau misalnya agak lamaan di Bangkok, bisa juga beli Rabit Card seharga 100 Baht dengan saldo 50 Baht. Kartu ini bisa diisi ulang dengan masa berlaku 5 tahun.
Ada lagi pilihan 30day Pass yang harganya lebih murah karena dihitung dari berapa kali perjalanan. 25 perjalanan seharga 375 Baht, 25 perjalanan seharga 575 Baht, 40 perjalanan seharga 840 Baht dan 50 perjalanan seharga 1.000 Baht. Kalau kamu lumayan lama di Bangkok dan sering menggunakan BTS, pilihan ini bakal menghemat pengeluaran banget.
Di peta, stasiun BTS ditandai dengan logo mirip huruf Y.
ADVERTISEMENT
D. MRT
Iya, ini sama kayak MRT yang juga lagi dibangun di Jakarta itu. Untuk tarifnya, kita bisa membeli tiket sekali jalan dengan harga 15 Baht - 40 Baht tergantung jaraknya dengan harga per-stasiun 2-3 Baht.
Pilihan lain, kalau kita lumayan sering menggunakan moda transportasi ini, kita bisa membeli Period Pass. Untuk One Day Pass dihargai 120 Baht, 3 Days Pass 230 Baht, dan 30 Days Pass 1.400 Baht. Menurut gue pribadi, lumayan rugi juga sih kalau beli one day pass. Kecuali, kita bakal naik MRT dari ujung ke-ujung seharian.
Di Peta, rute MRT ditandai dengan huruf M.
E. Khlong Boat
Salah satu hal menarik di Thailand adalah, sisi modern dan tradisionalnya berbaur jadi satu. Salah satu moda transportasi yang nggak boleh dilewatkan adalah Khlong Boat atau getek alias kapal kayu. Sepanjang pengalaman gue, gue cuma pernah ngerasain naik getek semacam ini untuk transportasi harian di Sungai Musi. Selain itu, ya paling di tempat wisata semacam Kebun Binatang.
ADVERTISEMENT
Khlong Boat yang mengarungi sungai Saen Saep ini memiliki dua jenis rute. Pertama, Golden Mount Line yang melewati Bobe Market dan Siam Square. Dan NIDA Line yang melewati The Mall 3, The Mall Bang Kapi dan beberapa kuil. Gokil nggak tuh? Ke Mall naik getek!
Untuk tarifnya sendiri berkisar antara 10-20 Baht tergantung jarak dan langsung dibayarkan di atas kapal.
F. Chao Phraya Express Boat
Sebagai sungai terbesar, Chao Phraya menyediakan beragam pilihan kapal untuk menyusurinya. Gue sendiri, sebenernya cuma tertarik dengan kapal gratis yang disediakan ke Asiatique. Tapi tidak menutup kemungkinan buat nyoba transportasi air ini meski kata Ki Joko Bodo, gue nggak cocok kerja di air.
ADVERTISEMENT
Ada lima jenis kapal dengan beragam yang dibedakan dari warna benderanya. Untuk kapal berbendera biru, khusus disediakan untuk turis dengan tarif 40 Baht yang di jual di atas kapal. Kapal berbendera kuning, beroperasi dari Senin-Jumat pukul 06.15-08.20 dan 16.00-20.00 dengan tarif 20-29 Baht. Sedangkan kapal berbendera Hijau, beroperasi mulai 06.10-08.10 dan 16.05-18.05 hari Senin-Jumat dengan tarif 13-32 Baht.
Lalu, ada juga yang berbendera orange yang beroperasi setiap hari mulai jam 06.00-19.00 dengan harga tiket 15 Baht. Terakhir, untuk kapal yang tidak berbendera beroperasi dari Senin-Jumat jam 06.45-07.30 dan 16.00-16.30 dengan harga 10-14 Baht. Untuk kapal gratis ke Asiatique baru beroperasi pada jam 20.00-23.30 dari Central Pier dan 16.00-20.00 dari "The Far Left Pier".
ADVERTISEMENT
G. Taksi
Baik konvensional maupun online (grab, gue enggak tau apa masih ada yang lainnya juga?) semuanya ada di Bangkok. Sama kayak di Indonesia, taksi online relatif lebih aman di kantong karena paling nggak tarifnya jelas, nggak perlu tawar menawar dan ga perlu takut dipiter-puterin nggak jelas demi tarif mahal.
Tapi, dengan naik taksi online, nggak jarang kamu juga bakal bingung cara berkomunikasi sama abangnya buat janjian karena banyak orang Thailand yang nggak bisa bahasa Inggris. Dan gue yakin, sedikit dari kalian yang bisa bahasa Thailand selain "Sawadde Kha" sama "Kha Phun Krab."
Rata-rata, pengemudi taksi konvensional dikit-dikit bisa bahasa Inggris walau nggak banyak yang abis itu pura-pura bego. Tarifnya bikin deg-degan pula. Tapi, positifnya, biasanya mereka bakal merekomendasikan tempat wisata tertentu sekaligus jadi guide dengan tambahan tarif yang bisa dinego.
ADVERTISEMENT
Oh, hukum ini juga berlaku bagi taksi motor alias ojek ya. Anyway, gue sih berencana untuk mengurangi penggunaan taksi di sana. Biar bisa bener-bener jadi akamsi.
H. Tuk Tuk
Katanya, belum ke Thailand kalau belum naik Tuk Tuk. Karena naik Tuk Tuk harus melewati tahap tawar menawar harga, dan semua orang tahu kalau harga turis pasti "spesial", gue yang budgetnya pas-pasan jadi nggak berani naiknya. Tapi ide bagus tuh buat nyoba "bajaj" Thailand ini.
I. Jalan Kaki
Sehat cuy! Berbekal GPS, banyak hal menarik yang bisa didapatkan dengan berjalan kaki. Cara ini juga relatif lebih santai. Tapi kalau jalan di sekitar Mo Chit atau Siam siang-siang sih panas banget itu.
ADVERTISEMENT
Biar nggak nyasar, pastikan kamu punya GPS (dulu karena hape gue jadul, gue beneran beli peta). Sediakan juga alat tulis dan buku kosong buat nanya jalan ke orang. Jadi, semacam main tebak gambar gitu. Karena, males banget kalo mau nanya jalan harus nyari yang bener-bener jago bahasa Inggris (kecuali di pusat perbelanjaan, soalnya pedagangnya pada bisa bahasa Indonesia biasanya).
.
Sebenernya, masih ada lagi Public BMTA Bus, BMTA Van dan ARL yang bisa digunakan sebagai pilihan. Cuma, selain infonya sedikit sekali yang menggunakan bahasa Inggris, gue juga lupa-lupa inget. Untuk BMTA Van, itu semacam angkot tapi versi kerennya karena menggunakan Van. Kalau nggak salah inget, gue naik dari Kasetsart University sampai ke Mo Chit tarifnya cuma 15 Baht. Lupa juga sih.
Angkot paling kece euy!
ADVERTISEMENT
Yap! Postingan kali ini emang panjang banget tapi (semoga) berguna mengingat transportasi adalah hal krusial saat kita melancong. Lanjutan story soal persiapan jalan-jalan hemat ke Thailand, masih bisa terus diikuti di akun ini yaa!
P.S: By the way, gue lagi memperhitungkan apa perlu buka bistip dan sponsorship biar lebih hemat?