news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gelombang Pasang di Pulau Buru Dipicu Siklon Tropis

Konten Media Partner
3 Desember 2019 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Observasi dan Informasi Wilhelmina Paays menunjukan pola kecepatan angin yang terjadi di Pulau Buru, Selasa (3/12) (Foto: ambonnesia.com)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Observasi dan Informasi Wilhelmina Paays menunjukan pola kecepatan angin yang terjadi di Pulau Buru, Selasa (3/12) (Foto: ambonnesia.com)
ADVERTISEMENT
Ambonnesia.com-Ambon,-Gelombang pasang menerjang dua desa di Pulau Buru, Maluku pada Senin (3/12) malam. Dua desa tersebut yakni, Desa Bara, Kecamatan Air Buaya dan Desa Wamlana Fenalisela. Sebanyak 61 rumah dilaporkan rusak dalam peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
Data BPBD Kabupaten Buru menyebutkan, 46 rumah rusak ringan dan empat rusak berat di Desa Wamlana sedangkan di Desa Bara empat rumah rusak berat dan tujuh rumah lainnya rusak ringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buru, Hadi Zulkarnain mengatakan, hingga saat ini, BPBD Kabupaten Buru masih mendata jumlah kerusakan rumah akibat gelombang pasang tersebut. Kata Zulkarnain, tim BPBD masih melakukan pengecekan data di lapangan. Pihaknya juga memastikan tidak ada korban jiwa.
“kejadiannya tadi malam, kami belum bisa memastikan jumlah kerusakan yang ditimbukan, Data yang masuk sementara ini sebanyak 61 rumah,” kata dia.
Menurut dia, gelombang pasang bukan baru pertama kali melanda Pulau Buru. Namun, di tahun ini gelombang pasang yang terjadi cukup tinggi sehingga menyebabkan warga terpaksa mengungsi ke dataran tinggi.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Wilhelmina Paays menjelaskan, fenomena gelombang pasang di Pulau Buru dipicu siklon tropis kimmuri yang terjadi sebelah timur Filipina. Siklon tropis tersebut menyebabkan perubahan kecepatan angin secara maksimum hingga ke Pulau Buru.
“Angin siklon tropis ini menyebabkan kecepatan angin maksimum dan sampai ke Pulau Buru ,” kata Wilhelmina, Selasa (3/12).
Menurut dia, kecepatan angin di dua desa yang terdampak gelombang pasang terbilang kencang hingga mencapai 85 knot. Hingga hari ini, BMKG mencatat kecepatan angin masih berkisar 80 knot. “Kecepatan angin masih di atas maksimum,” katanya.
Dia menambahkan, fenomena gelombang pasang dapat terjadi akibat fenomena storm surge atau kenaikan muka iar laut yang disebabkan oleh siklon tropis. Untuk itu, dia memastikan fenomena tersebut bukan tsunami.
ADVERTISEMENT
“kemarin sempat beredar kabar kalau itu tsunami, saya sekaligus menjelaskan beda tsunami dan geombang pasang, kalau tsunami disebabkan adanya gempa, sedankan gelombang pasang karena cuaca ekstrem. Kita bisa lihat tanda-tandanya,” ungkapnya.