Gempa 5,5 SR Guncang Dobo, Kepulauan Aru

Konten Media Partner
2 Februari 2018 16:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gempa 5,5 SR Guncang Dobo, Kepulauan Aru
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gempa Bumi tektonik berkekuatan 5.5 SR, mengguncang Kepulauan Aru, sekira pukul 14.43 WIT, Jumat, 02 Februari, 2018. Gempa tersebut tidak berpoteni tsunami.
ADVERTISEMENT
Akibat peristiwa itu, warga di wilayah setempat panik dan berhamburan keluar rumah. “Getarnya cukup kuat, sehingga kita berhamburan keluar rumah,” kata Halid saat dihubungi AMBONNews melalui via telepon selulernya, Jumat sore.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Moch Riyadi via Whatsap, Jumat sore.
Kepala Pusat Gempa Bumi Dan Tsunami, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Maluku, Moch Riyadi mengatakan, pusat gempa bumi terletak pada koordinat 5,30 LS dan 133,80 BT, tepatnya di Kepulauan Aru, pada jarak 129 kilometer arah Barat Laut Kepulauan Aru dengan kedalaman hiposenter 40 kilometer.
Digambarkan dalam peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan dampak gempa bumi berupa guncangan yang dilaporkan masyarakat, dirasakan di Dobo, Maluku dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI). Gempa bumi terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng ke arah barat di Cekungan Laut Banda. Jika ditinjau kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini termasuk dalam kategori gempa bumi dangkal.
ADVERTISEMENT
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi ini dibangkitkan oleh mekanisme sesar naik. Meskipun pusat gempa bumi terjadi di laut, namun tidak berpotensi tsunami,” tuturnya.
Hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Dia mengimbau kepada masyarakat, di sekitar wilayah Kepulauan Aru agar tidak panik dan tetap tenang serta tidak terpengaruh isu yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Saya imbau masyarakat di Kepulauan Aru untuk tidak panik dan tetap tenang. Warga juga tidak boleh percaya dengan isu yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan,” imbaunya.
Mifta Abdulah