Hilal Belum Terlihat, Sebagian Warga di Maluku Besok Mulai Puasa

Konten Media Partner
16 Mei 2018 1:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hilal Belum Terlihat, Sebagian Warga di Maluku Besok Mulai Puasa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ambon,- Meskipun Kementerian Agama (Kemenag) RI, secara resmi belum menetapkan 1 Ramadhan 1439 Hijriah, namun sejumlah warga di Maluku sudah mulai melakukan sholat tarawih untuk mengawali 1 Ramadhan, pada Rabu (16/5) besok.
ADVERTISEMENT
Seperti warga di Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), yang mulai melaksanakan sholat tarawih pada malam ini. Setiap tahun, warga desa ini selalu berbeda pendapat dengan pemerintah, dalam konteks melihat hilal.
Namun perbedaan tersebut bukan tanpa alasan. Karena para tokoh agama di desa ini memiliki keyakinan dan metode berbeda dalam menentukan Hilal 1 Ramadhan. Untuk menentukan Hilal 1 Ramadhan, orang-orang di kampung ini menggunakan metode hisab.
Hal ini berbeda dengan metode Rukyatul Hilal, yang dipakai pemerintah untuk melihat awal dan akhir Ramadhan.
Khatib Masjid Wakal, Muhammad Tahir Samal menjelaskan, pada setiap tahun mereka selalu berbeda pendapat dengan pemerintah mengenai hilal. Karena memiliki keyakinan sendiri dalam menerawang awal puasa.
ADVERTISEMENT
“Kita melihat 1 Ramadhan menggunakan hisab, sehingga lebih awal dari nasional. Desa Wakal, dari tahun ke tahun memang lebih awal. Alasannya, wilayah timur lebih awal mengetahui bulan. Ibaratnya, jika kita melihat bulan di sini, maka di pulau Jawa belum nampak apa-apa, karena mataharinya masih keras,” jelasnya.
Berdasarkan hisab, kata Samal, 1 Ramadhan 1439 Hijriah sebenarnya jatuh pada hari Senin. Karena, setelah mengkroscek melalui ibadah haji, ternyata hitungannya sama dengan Ramadhan.
Selain Desa Wakal, sebagian warga di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), yakni di Desa Tomalehu, Kecamatan Amalatu, juga sudah melakukan sholat tarawih untuk mengawali 1 Ramadhan pada besok hari.
Penentuan pelaksanaan 1 Ramadhan atau awal puasa hingga kini masih menjadi perbedaan bagi sejumlah warga di Maluku. Ada yang tetap mengikuti penetapan Kemenag RI melalui sidang isbat, dan ada pula yang tetap berpedoman pada keyakinan mereka dalam melihat hilal.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal ini, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementrian Agama Provinsi Maluku, Fesal Musaad menyatakan, pihaknya tetap menghargai apa yang menjadi keputusan masyarakat, karena puasa menjadi tanggungjawab masing-masing individu.
“Ibadah puasa Ramadhan sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing individu. Kami tetap mengimbau agar saling menghormati dan mencegah perpecahan di kalangan umat," imbaunya.
( Miftah Abdullah )