Jembatan Waikaka Nyaris Roboh, Perekonomian 3 Kabupaten Terganggu

Konten Media Partner
22 Juni 2019 23:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Jembatan Waikaka di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Jembatan ini dihantam banjir pada Kamis (6/6). (Foto: Abdollah ambonnesia.com)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Jembatan Waikaka di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Jembatan ini dihantam banjir pada Kamis (6/6). (Foto: Abdollah ambonnesia.com)
ADVERTISEMENT
Ambonnesia.com, Ambon, - Jembatan Waikaka di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku, kondisinya miring akibat diterjang banjir pada Kamis, 6 Juni 2019. Hingga berita ini dinaikkan, jembatan itu masih belum bisa dilintasi kendaraan roda empat.
ADVERTISEMENT
Pihak Balai Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum, bersama anggota TNI-Polri terpaksa menutup akses jalan ini lantaran tidak ingin membahayakan warga.
Babinsa Negeri Hualoy, Kopda Muhammad Lestaluhu, membenarkan adanya penutupan akses di jembatan itu. Dia mengatakan, pihaknya diminta Balai Jalan dan Jembatan untuk menutup akses di kawasan Desa Tala, karena berbahaya bagi warga.
“Jembatan itu sudah tidak bisa dilewati lagi, sehingga petugas Balai Jalan dan Jembatan meminta kami menutupnya sambil mencari solusi lain. Saya bersama teman polisi hanya sebagai keamanan di kawasan ini, jadi kalau diminta tutup, ya harus kami lakukan,” ungkapnya, Sabtu (22/6).
Akibatnya, Jalan Trans Seram yang menghubungkan tiga kabupaten, yakni Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Timur, jadi lumpuh total. Mata rantai perekonomian tiga kabupaten ini juga tersendat.
ADVERTISEMENT
Untuk meminimalisir dampak dari kondisi tersebut, jalur transportasi sementara dialihkan lewat jalur perairan. Selain menggunakan kapal cepat, pemerintah setempat juga menyediakan tiga unit kapal feri yang menyeberangi rute Masohi-Tulehu.
Menurut Lestaluhu, Balai Jalan dan Jembatan sudah mendapat lokasi tepat untuk membangun jembatan alternatif. Namun, masih ada kendala, lantaran lokasi itu masuk ke dalam area perkebunan milik warga.
Petugas Pekerjaan Umum Seram Bagian Barat, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan kondisi Jembatan Waikaka sangat berbahaya jika terus dilewati oleh pengguna jalan. Pasalnya, menurut dia, kemiringan jembatan semakin hari kian fatal.
“Dalam hitungan sejam, jembatan mengalami pergeseran ke arah bawah mendekati air sungai. Jadi sekitar 3 sentimeter jembatan itu mengalami penurunan dalam sejam. Beruntung ada rangkah jembatan bagian atas yang jadi penyangga,” kata petugas Pekerjaan Umum Seram Bagian Barat itu.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kemiringan Jembatan Waikaka semakin diperparah oleh kondisi debit air yang semakin turun dan aktivitas para pengguna jalan, termasuk pengendara roda dua, yang masih nekat melintas. Dia berharap, pengguna jalan bisa bersabar dan tidak ceroboh saat melintasi jembatan itu.
“Selain debit air yang semakin turun, aktivitas kendaraan roda dua dan pengguna jalan lain ikut menyumbang beban berat,” katanya.
Arman, salah seorang pengguna jalan, mengaku resah dengan kondisi Jembatan Waikaka. Sebab, katanya, warga harus menukar tumpangan dari satu kendaraan ke kendaraan lain yang mengantre menunggu penumpang di kedua sisi ujung jembatan.
Di sisi lain, menurut Arman, jalur alternatif menambah beban bagi warga yang melintas. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan jadi lebih besar.
ADVERTISEMENT
“Tentu kami sangat resah dengan keadaan sekarang. Kami yang setiap hari hanya bisa melewati jalur itu terpaksa harus mencari alternatif lain dan itu sangat menguras biaya perjalanan. Apalagi bagi mereka yang membawa beban banyak,” kata Arman.