Ribuan Warga Wakal Maluku Tengah Rayakan Idul Fitri Lebih Awal

Konten Media Partner
13 Juni 2018 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ambon,- Ribuan masyarakat Negeri Wakal Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) telah merayakan Hari Raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri itu dilaksanakan dengan shalat Id secara berjamaah di Masjid Nurul Awal, Rabu, (13/6).
ADVERTISEMENT
Hari Raya Idul Fitri di Desa Wakal dilaksanakan dua hari lebih awal dari umat muslim pada umumnya sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama RI yang jatuh pada Jumat (15/6).
Raja Negeri Wakal, Ahja Suneth kepada wartawan usai shalat Id berjamaah di mengatakan, perayaan Idul Fitri di Negeri Wakal dilaksanakan lebih awal sebelum ditetapkan pemerintah sudah sering terjadi.
Hal ini telah menjadi tradisi masyarakat setempat sesuai dengan perhitungan bulan meski tidak menggunakan peralatan yang canggih untuk memantau atau melihat munculnya hilal.
"Ini menjadi tradisi, dimana tanpa menggunakan alat canggih untuk melihat munculnya hilal. Namun sehari bulan sebelum satu hari munculnya hilal, kita sudah dapat mengetahuinya," ujar Ahja.
ADVERTISEMENT
Dia mengakui, meski Idul Fitri dirayakan lebih awal, namun telah sesuai dengan hitungan tersendiri para tetua adat di desa itu berdasarkan tanda-tanda alam tanpa menunggu hasil sidang isbat.
Menurut kepercayaan warga, tanda-tanda alam pertanda datangnya Idul Fitri ditandai dengan ayam yang tidak bersuara, atau ketika diberi umpan oleh nelayan ikan yang hendak ditangkap tidak memakan umpan tersebut. "Tanda-tanda alam yang diketahui itu misalnya Ayam yang hidup di darat itu tidak bersuara, begitu juga ikan dilaut yang memberikan isyarat tidak bisa memakan umpan dalam sehari bulan. Itu biasa muncul sehari bulan dan tidak bisa dilihat dengan menggunakan alat. Itu yang telah menjadi keyakinan kami," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya tradisi, menurut dia tradisi Idul Fitri di kampungnya sesuai dengan syariat, karena bulan atau hilal tidak hanya bisa dilihat dengan mata kepala saja, namun juga dapat dilihat dengan ilmu sesuai dengan hisab warga setempat.
"Jadi, penglihatan munculnya hilal itu dilihat dengan ilmu, yang biasanya dua hari sebelum ditetapkan pemerintah itu sudah ada tanda-tandanya yang dilihat secara ilmu. Sehingga itu yang membedakan antara kita dengan pemerintah yang menggunakan alat teropong untuk menentukan kapan idul fitri itu dilaksanakan," ungkapnya.
(AHS)