Warga Adat dan Penambang Ilegal di Gunung Botak Saling Bakar Tenda

Konten Media Partner
16 April 2018 14:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penertiban penambang liar di Gunung Botak. (Foto: Dok. Kapolres Kepulauan Buru)
zoom-in-whitePerbesar
Penertiban penambang liar di Gunung Botak. (Foto: Dok. Kapolres Kepulauan Buru)
ADVERTISEMENT
Ambon,- Kericuhan kembali terjadi di tambang emas Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku. Warga adat Kaiely dan penambang ilegal saling membakar tenda atau tempat penampungan. Sejumlah penambang ilegal membakar tenda milik salah satu warga Kaiely yang diketahui bernama Deden pada Minggu (15/4).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi yang diterima ambonnesia.com, pembakaran yang terjadi di kawasan Sungai Anahoni itu merupakan aksi balasan dari para penambang atas tindakan pembakaran yang sebelumnya dilakukan warga adat Kaiely terhadap tenda milik salah satu penambang, Tony Batuwael, pada akhir pekan lalu.
Tindakan saling bakar antara kedua pihak dipicu oleh aksi pemukulan terhadap seorang warga Kaiely, Iwan Taramun, yang diduga dilakukan oleh kelompok Tony. Warga yang tidak terima lantas melakukan aksi balasan dengan cara membakar tenda milik Tony.
Para penambang ilegal juga mengancam akan mencegah penyisiran yang akan dilakukan pemerintah dan aparat keamanan.
“Iya terjadi saling bakar antara warga Kaiely dengan penambang. Awalnya ada tindakan pemukulan terhadap salah satu warga Kaiely, sehingga warga lain yang tidak terima dengan tindakan tersebut langsung mendatangi tenda para penambang untuk mencari pelaku. Karena tidak menemukan pelaku, warga lalu merusak dan membakar tenda milik penambang. Dari sinilah terjadi aksi saling balas,” kata Dani, salah satu warga Buru.
Warga Adat dan Penambang Ilegal di Gunung Botak Saling Bakar Tenda (1)
zoom-in-whitePerbesar
Dani menduga, insiden ini berakar dari saling rebut tempat pengolahan emas secara ilegal di lokasi tambang Gunung Botak.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Kailey, Umar Taramun, meminta aparat keamanan segera bertindak guna menyelesaikan persoalan yang terjadi. Dia juga meminta polisi untuk menangkap pelaku pemukulan yang dilakukan terhadap warganya.
”Saya minta aparat segera menangkap pelaku pemukulan. Semua masalah ini berawal dari kasus ini,” ujar Umar.
Desakan yang sama disampaikan Raja Kaiely, Abdullah Wael. Dia meminta pemerintah dan aparat keamanan bertindak cepat guna menghindari konflik antar warga Kaiely dengan para penambang.
“Kami inginkan kasus pemukulan terhadap warga Kaiely diselesaikan melalui proses hukum. Kami juga tidak inginkan terjadi konflik antar sesama, sehingga pemerintah dan aparat keamanan harus bertindak cepat mengatasi masalah ini, karena bisa berbahaya,” ungkap Wael.
Terkait kasus ini, Kapolres Pulau Buru AKBP Aditya B Satrio yang dikonfirmasi via telepon seluler mengaku belum mengetahui informasi yang terjadi di kawasan Gunung Botak.
ADVERTISEMENT
“Sampai saat ini belum ada laporan pemukulan dan pembakaran. Mungkin masalah antar Peti selalu diselesaikan oleh mereka sendiri, sehingga belum diketahui pasti,” jawab Kapolres.
( Miftah Abdullah )