Seorang Warga Hilang di Perairan Pulau Buru

Konten Media Partner
3 Februari 2020 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim SAR gabungan melakukan upaya pencarian terhadap salah seorang warga yang hilang di Perairan Pulau Buru, Senin (3/2) (Foto: ist/ambonnesia)
zoom-in-whitePerbesar
Tim SAR gabungan melakukan upaya pencarian terhadap salah seorang warga yang hilang di Perairan Pulau Buru, Senin (3/2) (Foto: ist/ambonnesia)
ADVERTISEMENT
Ambonnesia.com-Ambon,- Cuaca buruk yang melanda wilayah Maluku sejak sebulan terakhir menyebabkan sejumlah kecelakaan laut. Mulai dari hilangnya KM Panji Saputra di perairan Kepulauan Tanimbar, terjatuhnya salah seorang warga dari atas speed boat di perairan Laut Saparua, Maluku Tengah beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Kali ini, salah seorang warga juga dilaporkan hilang kontak saat berlayar di perairan Pulau Buru sejak Sabtu, (1/2) lalu.
Menurut Kepala Basarnas Ambon, Muslimin, nelayan berusia 29 tahun itu hilang di sekitar perairan Pulau Buru. Long boat yang dikemudikannya mengangkut besi dari Namlea, ibukota Kabupaten Buru menuju kampung halamannya di Desa Tuniwar, Kecamatan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Sebelumnya pada Sabtu lalu, BMKG Ambon mengeluarkan peringatan dini cuaca di Pulau Buru sedang diguyur hujan, dengan kecepatan angin 4 sampai 20 knot.
“Keluarga korban baru datang melaporkan, bahwa dia (Sukri) belum tiba dari perjalanan laut,” kata Muslim
Estimasi perjalanan dari Pelabuhan Namlea ke desa yang dituju memakan waktu kurang lebih satu jam perjalanan laut. Namun sampai hari ini ia belum tiba. Usai menerima laporan, kata Muslimin, tim SAR gabungan langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pencarian.
ADVERTISEMENT
“Tim SAR Pos Namlea dibantu Dinas Perhubungan, Tagana dan Pol Air Namlea juga turut ikut untuk mencari korban,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk berupa hujan dan angin kencang disertai petir, juga gelombang setinggi 1,25 sampai 2,50 meter masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Maluku.
Sedangkan gelombang laut setinggi 1,25 meter hingga 2,50 meter berpotensi terjadi di Pulau Banda, Laut Seram, perairan Laut Sermata, Leti di Kepulauan Tanimbar, perairan Pulau Kai hingga perairan Aru dan Laut Arafuru.
"Kepada masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas di sekitar wilayah yang berpotensi gelombang, agar selalu waspada," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Ambon, Ashar.
ADVERTISEMENT