Sering Terjadi Ledakan Fitoplankton, Peneliti LIPI: Harus Ada Alat Peringatan Dini

Konten Media Partner
14 Januari 2019 21:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sering Terjadi Ledakan Fitoplankton, Peneliti LIPI: Harus Ada Alat Peringatan Dini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ambon,-Ledakan fitoplankton (blooming fitoplankton) sering terjadi di Teluk Ambon Dalam. Menurut kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sudah harus ada sistem peringatan dini (early warning system).
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam-Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (PPLD-LIPI) Ambon, Augy Syahailatua mengatakan, peristiwa ledakan fitoplankton seperti gempa. Tidak dapat dideteksi, tapi diperkirakan. Ledakan fitoplankton sudah sering terjadi di perairan Teluk Dalam Ambon.
Dikutip dari dari website P2LD-LIPI) Ambon, adanya sel alga beracun di Teluk Ambon mulai terdeteksi sejak tahun 1994, tetapi intensitas ledakan populasi biota tersebut baru terjadi selama tiga tahun terakhir, yakni pada 12 juli 2014, Februari dan Maret 2013, dan 2 Juli 2014.Untuk itu, alat pendeteksi atau peringatan dini perlu dipasang di perairan. Alat ini, kata dia, cukup sederhana.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) punya teknologi untuk membuatnya. Alat ini sudah pernah diuji coba di teluk Jakarta, karena di sana juga sering terjadi ledakan fitoplankton.Selain memberikan peringatan dini kepada nelayan dan warga umumnya, sistem peringatan dini juga berdampak pada pengembangan perairan teluk Ambon.
ADVERTISEMENT
“Karena di dalam teluk ada usaha budiaya ikan, keramba, tempat pencarian ikan dan kerang-kerangan dan sebagainya. Selain itu, kenpa harus ada di teluk Ambon Dalam, ya untuk mendukung pariwisata,” kata Augy, Senin (14/1).
LIPI masih melakukan penelitian untuk mengamati ferkuensi dan memprediksi terjadinya ledakan tersebut. Selama ini LIPI belum mengeluarkan rekomendasi secara resmi kepada Pemerintah Kota Ambon mengenai keberadaan dan ancaman fitoplankton di perairan teluk.
“Kalau rekomendasi spesifik belum ada. Artinya, kejadian ini juga tidak setiap tahun terjadi. Tapi kami juga melihat frekuensi, kami juga masih spekkulasi ya, apakah dengan perubahan cuaca dan iklim ekstrim, apakah kejadian ini masih sering. Nah, ini juga tanda tanya dan perlu kajian. Kalau sangat sering, maka pemasangan alat sistem peringatan dini itu sangat penting,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, ledakan fitoplankton di teluk dalam Ambon sering terjadi di perairan sekitar Lateri, Latta dan Passo. Karena menerima input dari daratan. Ada pertanian, pupuk turun ke laut memicu kesuburan perairan.
Untuk diketahui, ledakan itu terjadi sejak Kamis pagi (10/1), dengan luasan mencapai 31 hektare di perairan Desa Lateri dan Passo, Kecamatan Baguala hingga kawasan guru-guru, Poka, Kecamatan Teluk Ambon. Tingkat kepadatan ledakan terbilang tinggi, yakni 9×100 ribu sel per liter hingga 2,5×1000 juta sel per liter.
Hingga Senin (14/1) sore, belum ditemukan ikan mati akibat ledakan fitoplankton jenis Dinoflagelata Gonyaulax tersebut. Baik dari pihak LIPI Ambon maupun nelayan. (Amar).