Tak Ada Guru, Babinsa Mengajar Puluhan Anak Putus Sekolah

Konten Media Partner
18 Februari 2019 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serka La Adam tengah mengajar anak-anak di Desa Funanayaba, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur. (Foto: ist)
zoom-in-whitePerbesar
Serka La Adam tengah mengajar anak-anak di Desa Funanayaba, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur. (Foto: ist)
ADVERTISEMENT
Ambonnesia.com-Ambon,- Kekurangan tenaga pengajar dan sarana pendukung sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar di daerah terpencil. Pasalnya, tenaga pengajar atau guru merupakan komponen terpenting dalam proses belajar mengajar di sekolah selain siswa itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di Desa Funanayaba, Kecamatan Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Desa Funanayaba merupakan sebuah Desa terpencil tanpa akses jalan raya.
Sebagian besar anak-anak di desa itu tidak bersekolah karena selain tidak ada guru juga minimnya fasilitas pendukung seperti gedung serta buku pelajaran yang dimiliki sekolah. Selain itu animo masyarakat untuk bersekolah masih sangat rendah. 
Hal ini membuat Bintara Pembina Desa (Babinsa ) Desa Funanayaba, Serka La Adam memberikan pelajaran di Sekolah Persiapan SD Funanayaba.
Serka La Adam memberikan materi pelajaran sesuai dengan buku petunjuk yang diberikan agar tidak keluar jalur dari materi pelajaran yang diajarkan.
 “Sebagai seorang Babinsa, saya merasa terpanggil untuk berbagi ilmu kepada para siswa di sekolah tersebut, saya harus tahu keluhan yang di rasakan warga Binaan saya,” kata La Adam, saat dihubungi ambonnesia.com Senin (18/2).
Puluhan anak-anak desa berpose di depan SD Persiapan Desa Funanayaba, Kecamatan Weinama, Kabupaten Seram Bagian Timur (Foto: ist)
Menurut dia, keadaan siswa di sekolah di desa terpencil sangat jauh berbeda dengan siswa di perkotaan.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah potret umum siswa-siswi di pedalaman yang memang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Saat ini SD tersebut baru memiliki  3 kelas dengan jumlah murid sebanyak 27 orang terdiri dari Kelas 1 sebanyak 11 Orang, Kelas 2 sebanyak 9 orang  dan kelas 3 sebanyak 7 Orang. Pemerintah desa setempat sedang berupaya untuk membuat sekolah persiapan dengan mendatangkan tenaga guru honorer. Sebelumnya ada satu guru honorer yaitu lbu Jamila.
“Menyikapi hal ini maka kami akan berkordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten SBT  agar dapat memenuhi dan mendukung kebutuhan di Sekolah SD Funanayaba ini” ujar La Adam. (Amar)