Waspada Jajanan Anak Sekolah di Ambon Mengandung Bakteri

Konten Media Partner
17 Juli 2019 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Ambon menggelar sosialisai pangan jajanan anak sekolah  kepada seluruh kepala sekolah di Ambon, Rabu (17/7). (Foto: ambonnesia)
zoom-in-whitePerbesar
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Ambon menggelar sosialisai pangan jajanan anak sekolah kepada seluruh kepala sekolah di Ambon, Rabu (17/7). (Foto: ambonnesia)
ADVERTISEMENT
Ambonnesia.com-Ambon,-Asisten I Bidang Pemerintahan Kota Ambon, Mien Tupamahu mengatakan, sejumlah jajanan anak di sekolah mengandung bakteri Escherichia coli (E.coli). Hal ini dibuktikan dengan pengujian di laboratorium kimia dan mikrobiologi Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) Ambon beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
"62,5 persen mengandung bakteri E.coli setelah BPOM melakukan pengujian," katan Tupamahu di Hotel Santika Ambon, Rabu (17/7).
Selain E.coli, jajanan anak sekolah di Kota Ambon juga ditemukan mengandung 12,5 persen bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) atau bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning pada makanan. Tak hanya itu, bakteri S.aureus sebanyak 31,25 persen atau telah melebihi ambang batas.
"Ditemukan juga bakteri S. aureus pada makanan dan pemanis yang berlebihan," ujarnya.
Untuk menindaklanjuti hasil pengawasan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, menuerut dia, diperlukan upaya serta komitmen dari pemerintah, komunitas sekolah, orang tua serta produsen atau penyedia pangan.
"Saya menghimbau agar seluruh pimpinan OPD, kepala sekolah, guru dan seluruh pemangku kepentingan dapat memperhatikan masalah kesehatan anak," katanya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kota Ambon, Hariani mengatakan, akan dilalukukan bimbingan teknis (Bimtek) kepada kepala sekolah dan guru-guru yang menangani Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
"Hari ini sudah dilakukan Bimtek langsung kepada kepala sekolah dan guru-guru yang menangani UKS," kata Hariani.
90 Persen kandungan bakteri E.coli juga ditemukan pada air isi ulang. Menyikapi hal ini, pihaknya telah membicarakan serta memberikan saran kepada Dinas Pendidikan untuk mengadakan program sekolah ramah anak dan sekolah anak sehat.
"Bukan cuma buat kader keamanan pangan, BPOM juga akan lakukan program mobil keliling untuk menguji kandungan makanan di sekolah-sekolah," tegasnya. (Mona)