Kampanye Kotor Pilgub Jabar Telah Dimulai

Konten dari Pengguna
2 September 2017 15:52 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aming Soedrajat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pilkada Serentak memang masih cukup lama, sekitar delapan bulan lagi. Pemilihan Gubernur Jawa Barat menjadi yang paling menarik diantara pilkada serentak lainnya.
ADVERTISEMENT
Intrik, strategi dan tentu saja isu-isu negative pasti akan banyak di lontarkan oleh setiap tim pemenangan dari masing-masing kubu calon.
Isu sara seperti yang terjadi di Pilkada Jakarta beberapa waktu lalu sepertinya akan terjadi di pilgub Jabar.
Sejauh ini, ada tiga calon Gubernur yang akan mengikuti pesta lima tahunan tersebut. Dedi Mulyadi, Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar.
Dedi Mulyadi Bupati Purwakarta yang sukses selama sepuluh tahun dengan membawa Purwakarta dari kota biasa menjadi kota luar biasa yang di kenal bukan hanya di tinkat Nasional, bahkan dunia Internasional.
Konsep Budaya yang di terapkan oleh Dedi Mulyadi yang awal kepemimpinannya sempat di ragukan, ternyata berhasil membangun purwakarta dengan segudang Prestasi yang di raih. Baik secara individu kepada Bupatinya, maupun secara kelembagaan.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Dedi Mulyadi membangun Purwakarta bukan tanpa halangan dan hadangan.
Kelompok yang mengatasnamakan Pembela agama, menuduh Dedi Mulyadi dengan anggapan bertentangan dengan Nilai-nilai Religius.
Belum lagi, keberpihakan Dedi Mulyadi kepada masyarakat penganut agama kepercayaan sunda wiwitan semakin menguatkan Dedi Mulyadi musyrik oleh kelompok tersebut.
Beberapa waktu lalu, sekelompok yang mengatasnamakan Ulama dan MUI Purwakarta mendatangi Kantor DPP Partai Golkar untuk memita agar Dedi tidak di Calonkan oleh Partai Golkar yang akan berkoalisi dengan PDIP.
Kabar tersebut langsung di Bantah oleh Ketua MUI Kabupaten Purwakarta, Kiai John Dien. Bantahan tersebut tertuang dalam Dalam Maklumat Nomor 13/07/MUI/VIII/2017 yang isinya agar kelompok tersebut untuk tidak membuat kontroversi dan memancing kegaduhan.
Secara Organisasi dan kelembagaan, penolakan tersebut tidak ada hubungannya dengan MUI, Penolakan tersebut murni penolakan Personal.
ADVERTISEMENT
Memang agak Janggal penolakan yang dilakukan oleh kelompok tersebut, karena penolakan tersebut murni penolakan secara Personal.
Sekretaris DPP Partai Golkar Idrus Marham pun ikut bicara dengan Kejadian tersebut. Ia menilai penolakan tersebut sangat janggal. Idrus pun akan melakukan kajian dan mencari motif tersebut. Karena ada memungkinkan gerakan tersebut ada yang menggerakkan dan ada kepentingan lain.
selain itu, Media sosial merupakan sarana yang paili strategis. tak pelak, tuduhan-tuduhan untuk mendorong isu dan merusak citranya selalu menghiasi.
Dilihat dari geo politik dan kekuatan Dedi Mulyadi, di bandingkan calon lain yang di sebutkan diatas. Dedi Mulyadi adalah calon yang paling besar untuk memenangkan Pilkada tersebut.
Selain di dukung oleh dua partai besar PDIP dan Golkar, di prediksi partai lainnya seperti PKB, Hanura dan PPP siap menyusul untuk mengusung Dedi Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, lumbung-lumbung suara Dedi Mulyadi disemua Pelosok-pelosok, pedesaan dan wilayah Perkotaan Jawa Barat, menjadi ketakutan calon-calon lain terhadap Dedi Mulyadi.
Bisa di pastikan, berbagai cara dilakukan. termasuk cara-cara yang kotor akan dilakukan untuk menjegal dan menghadang Dedi Mulyadi.
Sangat di sayangkan memang ketika mencari kehormatan melakukan cara-cara yang tidak terhormat seperti itu. Karena akan memicu gesekan yang sangat berbahaya di masyarakat.